Pendidikan Nonformal Pendidikan, Sosial-Ekonomi dan Budaya

e Kesenjangan bayaran sebagai pendapatan the wage gap, yaitu tingginya bayaran di sector perkotaan mengakibatkan migrasi dari desa ke kota. f Kesenjangan persamaan hak the equity gap, yaitu ketidakmampuan sekolah memberikan kesempatan kepada semua orang; hanya bagi orang-orang yang punya kemampuan untuk membiayai karena semakin tinggi tingkatan pendidikannya semakin tinggi pula ongkosnya. g Kesenjangan beradaptasi the adaptability gap, yaitu kekakuan atau ketidakluwesan sekolah yang menyebabkan sulitnya mereka merespons kebutuhan sosial dan ekonomi. h Kesenjangan evaluasi evaluation gap, kesenjangan ini timbul karena sulitnya menilai kinerja individu dalam pekerjaan karena keterampilan pekerja lebih cepat daripada supervisornya. i Kesenjangan harapan expectation gap yang terlihat dari adanya migrasi dari desa ke kota dan mengejar pendidikan guna mencari kerja yang sering kali tidak tersedia. 39 Dari beberapa pernyataan yang telah dikemukakan di atas dapat kita simpulkan bahwa fungsi dari pendidikan nonformal adalah memberikan kebutuhan akan pendidikan bagi masyarakat luas baik itu sebagai pelengkap atau pengganti, sesuai dengan yang masyarakat butuhkan serta pendidikan nonformal berfungsi untuk 39 Saleh Marzuki, Dimensi-dimensi Pendidikan Nonformal, Malang: Rosindo, 2009, h. 147 menyelesaikan masalah-masalah kesenjangan di masyarakat baik itu kesenjangan pendidikan, sumber daya manusia atau kesenjangan lainnya.

5. Tujuan Pendidikan Nonformal

Pada dasarnya, pendidikan nonformal memiliki tujuan yang sama dengan pendidikan formal pada umumnya. Seperti yang dimyatakan oleh Soedijarto bahwa: Pendidikan nonformal mempunyai tujuan nasional yang sama dengan tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang- Undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003, BAB II Pasal 3 yang menyatakan bahwa pendidikan nasional bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 40 Berdasarkan hal tersebut, bisa kita lihat bahwa tujuan dari pendidikan nonformal sama dengan tujuan pendidikan nasional yang pada intinya memberikan kecakapan dan pengetahuan bagi masyarakat agar menjadi warga negara yang bertanggungjawab. Sedangkan secara operasional, pendidikan nonformal mempunyai tujuan institusional yang memungkinkan warga masyarakat memiliki: a. Kesempatan mengembangkan kepribadian dan mengaktualisasikan diri; b. Kemampuan menghadapi tantangan hidup baik dalam lingkungan keluarga maupun dalam lingkungan masyarakat, c. Kemampuan membina keluarga sejahtera untuk memajukan kesejahteraan; 40 Soedijarto, Landasan Dan Arah Pendidikan Nasional Kita, Jakarta: Gramedia, 2008, h. 59 d. Kemampuan wawasan yang luas tentang hak dan kewajiban sebagai warga negara; e. Kemampuan kesadaran berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat dalam rangka pembangunan manusia dan masyarakat; f. Kemampuan menciptakan atau membantu menciptakan lapangan kerja sesuai dengan keahlian yang dimiliki. 41

6. Pengertian Sosial-Ekonomi

Sejarah sosial ekonomi berhubungan dengan keadaan-keadaan dimana manusia-manusia itu hidup, kemungkinan-kemungkinan perkembangan materi dan batas-batasnya yang tidak bisa diikuti manusia. Penduduk dan kepadatan penduduk, konsumsi dan produksi pangan, perumahan, sandang, kesehatan dan penyakit, sumber-sumber kekuatan dan pada tingkat dasarnya faktor-faktor ini berkembang tidak menentu dan sangat drastis mempengaruhi kondisi-kondisi dimana manusia itu harus hidup Ahmad, 1992. Salah satu faktor yang penting untuk membangun masyarakat yang sejahtera adalah sebuah teori sosial ekonomi yang baik. Sepanjang sejarah, manusia terus mencari jawaban bagaimana sumber daya bumi ini dapat dipergunakan dan dibagikan dengan baik. Kata sosial berasal dari ka ta “socious” yang artinya kawan, teman. Dalam hal ini arti kawan bukan terbatas sebagai teman sepermainan, teman kerja, teman sekampung dan sebagainya. Dalam hal ini kawan adalah mereka orang-orang yang ada disekitar kita, yakni yang tinggal dalam satu lingkungan tertentu dan mempunyai sifat yang saling mempengaruhi satu sama lain Mahadi, 1993. 41 Soegimin Gitoasmoro, loc.cit, h. 41 Kata sosial adalah segala sesuatu yang berkenaan dengan masyarakat Suharso,2005. Sedangkan dalam konsep sosiologis, manusia sering disebut makhluk sosial yang artinya bahwa manusia itu tidak dapat hidup dengan wajar tanpa orang lain disekitarnya. Istilah Ekonomi secara etimologi berasal dari bahasa yunani yaitu “Oikos” yang artinya rumah tangga dan “Nomos” artinya mengatur. Jadi secara harafiah, ekonomi berarti cara mengatur rumah tangga. Ini adalah pengertian yang paling sederhana. Namun seiring dengan perkembangan dan perubahan masyarakat, maka pengertian ekonomi juga sudah lebih luas. Ekonomi juga sering diartikan sebagai cara manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. 42 Kondisi sosial ekonomi adalah suatu keadaan atau kedudukan yang diatur secara sosial dan menetapkan seseorang dalam posisi tertentu dalam struktur sosial masyarakat. Pemberian posisi ini disertai dengan seperangkat hak dan kewajiban yang harus dipenuhi oleh si pembawa status Koentjaraningrat, 1990. Menurut Melly G. Tan bahwa bahwa kedudukan sosial ekonomi meliputi tiga faktor yaitu pekerjaan, pendidikan, dan penghasilan. Pendapat diatas didukung oleh Mahbud UI Hag dari Bank Dunia bersama dengan James Grant dari Overseas Development Council mengatakan bahwa kedudukan sosial ekonomi dititikberatkan pada pelayanan kesehatan, pendidikan, perumahan dan air yang sehat yang 42 Wikipedia 2015, Ekonomi. Diakses pada 6 Juli 2015 dari: , https:id.m.wikipedia.orgwikiEkonomi didukung oleh pekerjaan yang layak. Tan dalam Koentjaraningrat, 1981 Pengertian Sosiologi Ekonomi dapat dilihat dari dua segi, yaitu : 43 1. Pengertian Sosiologi Ekonomi adalah suatu kajian yang mempelajari hubungan antara masyarakat, yang di dalamnya terjadi suatu interaksi sosial dengan ekonomi. Dalam hubungan itu dapat kita lihat bagaimana masyarakat mempengaruhi ekonomi dan bagaimana ekonomi mempengaruhi masyarakat. 2. Pengertian Sosiologi Ekonomi adalah suatu pendekatan sosiologis yang diterapkan pada fenomena ekonomi. Dalam sosiologi ekonomi, konsep masyarakat mempengaruhi ekonomi dapat kita lihat contohnya dalam kegiatan ekonomi. Masyarakat sebagai realitas eksternal-objektif akan menuntun individu dalam melakukan kegiatan ekonomi seperti apa yang boleh diproduksi, bagaimana memproduksinya dan dimana memproduksinya. Dari kegiatan yang dilakukan masyarakat ini menunjukkan bahwa masyarakatlah yang mempengaruhi ekonomi. Berdasarkan pendapat para ahli diatas, maka dapat di simpulkan bahwa pada dasarnya kelas sosial ekonomi adalah status atau kedudukan seseorang di masyarakat, di mana berdasarkan pada pembedaan masyarakat ke dalam kelas- kelas secara vertikal, yang diwujudkan dengan adanya tingkatan masyarakat dari yang 43 Damsar, Pengantar Sosiologi Ekonomi, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009, h. 57 tinggi ke yang rendah dengan mengacu pada pengelompokan menurut kekayaan.

7. Pengertian Budaya

Budaya adalah bentuk jamak dari kata budi dan daya yang berarti cinta, karsa, dan rasa. Kata budaya sebenarnya berasal dari bahasa Sanskerta budhayah yaitu bentuk jamak kata buddhi yang berarti budi atau akal. Dalam bahasa Inggris, kata budaya berasal dari kata culture, dalam bahasa Belanda diistilahkan dengan kata cultuur, dalam bahasa Latin, berasal dari kata colera. Colera berarti mengolah, mengerjakan, menyuburkan, mengembangkan tanah bertani. 44 Kemudian pengertian ini berkembang dalam arti culture, yaitu sebagai segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah alam. Berikut pengertian budaya atau kebudayaan dari beberapa ahli: 45 a. Menurut E. B. Taylor, budaya adalah suatu keseluruhan kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, keilmuan, hokum, adat istiadat, dan kemampuan yang lain serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat. b. Menurut R. Linton, kebudayaan dapat dipandang sebagai konfigurasi tingkah laku yang dipelajari dan hasil tingkah laku yang dipelajari, di mana unsur pembentuknya didukung dan diterusan oleh anggota masyarakat lainnya. 44 Elly M. Setiadi, Ilmu Sosial dan Budaya Dasar Jakarta: Kencana, 2008, h. 27 45 Elly M. Setiadi, Ilmu Sosial dan Budaya Dasar Jakarta: Kencana, 2008, h. 27-28