lebih mengoptimalkan sumberdaya yang dimilikinya untuk kegiatan tersebut. Sumbangan yang mampu diberikan oleh hutan rakyat terhadap ekonomi rumah
tangga relatif besar. Banyak kajian dan laporan yang menunjukkan kontribusi yang signifikan dari pendapatan yang diperoleh petani dengan mengembangkan
hutan rakyat Cahyono et al. 2002 Kontribusi pendapatan dari hutan rakyat cukup bervariasi tergantung pada
kondisi tegakan, komposisi tanaman, jenis komoditi yang ditanam, intensifikasi, peluang pasar dan sebagainya. Meskipun terdapat hutan rakyat yang relatif kecil
kontribusinya pada pendapatan bukan berarti tidak mendorong pengembangan hutan rakyat. Selain keuntungan, kelayakan, dan kesinambungan hasil yang di
dapat petani akan juga mempengaruhi keputusan pengembangan hutan rakyat. Cahyono et al. 2002
5.6 Analisis finansial
Untuk menghitung nilai finansial di ketiga desa contoh ini didasarkan pada beberapa asumsi, sebagai berikut:
a Daur 5 tahun b Suku bunga BI 7
c Tahun 0 = 2011 d Harga per batang kayu ditentukan atas dasar harga lokal yang berlaku Rp
500.000,00 per m
3
. Diasumsikan setiap pohon masak tebang memiliki rata-rata diameter 30 cm, tinggi bebas cabang rata-rata 11 m, angka bentuk 0,7
diperoleh volume 0,56 m
3
per batang sehingga harga per batng kayu sebesar Rp 282.600,00.
e Perhitungan biaya tenaga kerja semua kegiatan dalam pengelolaan dilakukan oleh petani pemilik. Perhitungannya didasarkan pada kemampuan banyaknya
kuantitas hasil setiap kegiatan yang dapat diselesaikan per hari. Dengan upah per HOK sebesar Rp 40.000,- di Desa Tonjong dan Rp 25.000,- di Desa
Cikalong dan Desa Singkir. f Biaya pembangunan tanaman terdiri dari biaya pembelian bibit, biaya
persiapan lapangan tanaman: biaya pembersihan lahan, pembuatan lubang tanaman, pemupukan dan biaya penanaman
g Sistem pengelolaan dianggap akan berulang dengan kondisi kegiatan yang sama dengan saat prhitungan nilai finansial saaat penelitian.
Tabel 22 Nilai NPV rata-rata petani di setiap dusun di Desa Cikalong
Nama dusun Luas HR
dusun ha Rata-rata
luas kepemilikan ha
Penerimaan Rp Biaya Rp
NPV Rp
Cilutung 33,92
0,40 28.397.297
271.687 28.125.610
Desakolot 65,43
0,41 29.907.454
281.781 29.625.672
Borosole 132,96
0,30 20.896.939
220.438 20.676.501
Cikalong 70,35
0,27 17.961.268
220.784 17.740.484
Pangapekan 27,02
0,30 22.412.999
223.681 22.189.318
Sindanghurip 78,36
0,54 44.238.594
428.424 43.810.171
Cisodong 185,02
0,30 25.377.249
259.628 25.117.621
Cikaret 200,02
0,38 22.680.792
232.852 22.447.940
Cipondoh 73,74
0,30 22.545.306
219.540 22.325.767
Sumber: Hasil pengolahan data primer 2010
Tabel 23 Nilai NPV rata-rata petani di setiap dusun di Desa Tonjongsari
Nama Dusun Luas HR
dusun ha
Luas kepemilikan ha
Penerimaan Rp Biaya Rp
NPV Rp
Sukahurip 10,37
0,33 26.344.808
277.502 26.067.306
Pareang 36,73
0,36 28.702.753
312.811 28.389.943
Tonjong 118,66
0,30 25.385.874
275.192 25.110.683
Cigorowong 48,14
0,33 25.594.647
286.965 25.307.682
Jodang 127,04
0,33 26.625.291
324.032 26.301.260
Bojongnangka 79,64
0,32 26.228.849
315.222 25.913.627
Pamijahan 132,4
0,32 23.954.382
307.365 23.647.017
Sumber: Hasil pengolahan data primer 2010
Tabel 24 Nilai NPV rata-rata petani di setiap dusun di Desa Singkir
Nama dusun Luas HR
dusun ha Luas kepemilikan
ha Penerimaan Rp
Biaya Rp NPV Rp
Ciheulang 232,94
0,45 33.026.916
332.313 32.694.603
Singkir 2 62,82
0,26 16.732.402
205.466 16.526.936
Jadimulya 64,30
0,25 17.076.629
198.114 16.878.515
Singkir 1 181,62
0,36 24.036.961
229.014 23.807.947
Desakolot 139,99
0,36 29.628.159
286.537 29.341.622
Sumber: Hasil pengolahan data primer 2010
Perhitungan finansial dilakukan pada masing-masing dusun sebagai unit pengelolaan skala kecil didasarkan pada kondisi rata-rata penyebaran jumlah
batang per kelas diameter dari luas lahan milik petani saat penelitian. Tabel 22, Tabel 23 dan Tabel 24 menunjukkan bahwa nilai NPV terkecil di Desa Cikalong
terdapat di Dusun Cikalong yaitu sebesar Rp 17.740.484.- dengan luas lahan 0,25 ha, di Desa Tonjongsari terdapat di Dusun Pamijahan sebesar Rp 23.647.017,-
dengan luas lahan 0,32 ha, dan di Desa Singkir terdapat di Dusun Jadimulya sebesar Rp.16.8768.515,- dengan luas lahan 0,25 ha.
Nilai NPV terbesar di Desa Cikalong terdapat di Dusun Sindanghurip sebesar Rp. 43.810.171,- dengan luas lahan 0,54 ha, di Desa Tonjongsari terdapat
di Dusun Pareang sebesar Rp.28.389.943,- dengan luas 0,36 ha, dan di Desa Singkir terdapat di Dusun Ciheulang sebesar Rp. 32.694.603,- dengan luas 0,45
ha. Berdasarkan hasil NPV masing-masing petani pemilik di ketiga desa contoh
semuanya menunjukkan nilai NPV 1, berarti usaha di bidang hutan rakyat bagi ketiga desa contoh untuk tingkat petani adalah layak untuk dilanjutkan sehingga di
dalam menentukan luasan suatu unit pengelolaan hutan rakyat lestari skala kecil ini berdasarkan sebuah dusun, maka skala luas minimal untuk Desa Cikalong
27,02 ha pada Dusun Pangapekan, untuk Desa Tonjongsari 10,37 ha pada Dusun Sukahurip dan untuk Desa Singkir 62,82 ha pada Dusun Singkir 2. Secara umum
berarti minimal skala luas unit pengelolaan hutan rakyat lestari skala kecil adalah 10,37 ha. Luas unit pengelolaan terkecil terdiri dari jumlah luas usaha petani HR
dari dusun tersebut yang berdasarkan skala usaha layak secara finansial nilai NPV 0.
5.7 Analisis sosial