pengembangan kegiatan usaha kayu rakyat yang pada kenyataannya untuk hutan rakyat di Kecamatan Cikalong masih murni bergerak atas inisiatif
masyarakat tani secara swadaya dan belum tersentuh bantuan apapun baik dari Pemda dalam hal ini Dinas Kehutanan maupun pihak-pihak swasta yang
berkepentingan, 2 perlu menggali inisiatif dan persepsi serta motivasi masyarakat petani hutan
untuk meningkatkan animo yang ada dalam tujuan mencapai manfaat pengelolaan hutan rakyat secara lestari,
3 perlu peningkatan kapasitas lokal petani hutan saat ini khususnya dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka melalui pelnyuluhan dan
pelatihan yang tepat guna. Semua ini merupakan tahapan awal dalam persiapan menuju perolehan
sertifikasi baik menurut prinsip dan kriteria LEI ataupun FSC. Suatu gambaran tegakan hutan rakyat Kecamatan Cikalong saat ini,
menunjukkan adanya ketidakseimbangan antara proporsi jumlah batang yang siap tebang dengan jumlah batang berdiameter dibawah 10 cm. Hal ini dapat
diakibatkan karena tidak adanya aturan penebangan yang memperhatikan ketersediaan jumlah batang dengan ukuran diameter di bawah 30 cm yang siap
ditebang untuk periode penebangan berikutnya. Selama ini penebangan dilakukan atas dasar asas kebutuhan sesaat atau dikenal dengan istilah daur butuh,
sedangkan kegiatan penanaman setelah penebangan kondisinya tidak selalu teratur karena tergantung kondisi kemampuan petani, yang mungkin hal ini dikarenakan
usaha di bidang hutan rakyat ini masih bersifat usaha sampingan. Seiring berjalannya waktu, mereka mulai merasakan manfaat dari hasil kayu sengon
tersebut, maka para petani hutan mulai serentak menanam secara bersamaan.
5.5 Kontribusi Hutan Rakyat
Sumber pendapatan petani responden di Desa Cikalong, Desa Tonjongsari, dan Desa Singkir berasal dari hutan rakyat, pertanian, peternakan, perdagangan,
dan lain-lain.Berdasarkan hasil penelitian yang tersaji dalam Tabel 20, diketahui bahwa kontribusi terbesar berasal dari pertanian yaitu 40,82 di Desa Cikalong,
48,48 di Desa Tonjongsari, dan 36,98 di Desa Singkir. Kontribusi hutan
rakyat terhadap pendapatan total petani masih dikatakan kecil yaitu sekitar 14,54 di Desa Cikalong; 20,65 di Desa Tonjongsari; dan 11,00; atau kalau
dilihat dari rata-rata kontribusi pendapatan dari hutan rakyat tersebut sebesar 15,38.
Tabel 20 Kontribusi pendapatan dari berbagai sektor usaha
Sumber pendapatan
Desa Cikalong Desa Tonjongsari
Pendapatan rata-rata Rp
Kontribusi Pendapatan
rata-rata Rp Kontribusi
Hutan rakyat 1.701.801
14,54 1.924.017
20,65 Pertanian
4.777.480 40,82
4.517.743 48,48
Peternakan 1.058.889
9,05 1.418.571
15,22 Perdagangan
1.218.222 10,41
850.571 9,13
lain-lain 2.947.778
25,19 608.571
6,53 Total
11.704.170 100,00
9.319.473 100,00
Sumber: Hasil pengolahan data primer 2010
Tabel 20 Lanjutan
Sumber pendapatan Desa Singkir
Pendapatan rata-rata Rp Kontribusi
Hutan rakyat 1.287.497
11,00 Pertanian
4.326.552 36,98
Peternakan 1.274.000
10,89 Perdagangan
780.000 6,67
lain-lain 4.032.000
34,46 Total
11.700.049 100,00
Sumber: Hasil pengolahan data primer 2010
Apabila dibandingkan dengan hasil penelitian yang sama dari hutan rakyat sengon di Desa Wates dan Tambah Rejo Dewi et al. 2004 menunjukkan bahwa
besarnya kontribusi terhadap total pendapatan petani hutan rakyat di Desa Wates dan Tambah Rejo sebesar 29,41, memberikan gambaran bahwa secara relatif
tidak jauh berbeda. Demikian juga bila dibandingkan dengan beberapa hasil penelitian yang tersaji pada Tabel 21 pengelolaan hutan rakyat di ketiga desa
contoh sudah dianggap cukup baik sebagai pemula. Tabel 21 Kontribusi pendapatan dari hutan rakyat di berbagai lokasi penelitian
No Lokasi
Kontribusi Sumber
1 Sumberejo, Wonogiri
21,05 Subaktini et al. 2002
2 Sub Das Temon
23,87 Cahyono et al. 2002
3 Wonosobo
33,00 Supangat et al. 2003
4 Maros, Sulawesi Selatan
7,61 Hasnawir dan Yusran 2000
5 Zone atas Das Cimanuk Hulu
31,50 Hardjanto 2001
Kontribusi suatu sumber pendapatan akan menentukan keputusan petani dalam mengembangkan hutan rakyat. Semakin besar sumbangan suatu sumber
pendapatan terhadap total pendapatan rumah tangga akan mendorong petani untuk
lebih mengoptimalkan sumberdaya yang dimilikinya untuk kegiatan tersebut. Sumbangan yang mampu diberikan oleh hutan rakyat terhadap ekonomi rumah
tangga relatif besar. Banyak kajian dan laporan yang menunjukkan kontribusi yang signifikan dari pendapatan yang diperoleh petani dengan mengembangkan
hutan rakyat Cahyono et al. 2002 Kontribusi pendapatan dari hutan rakyat cukup bervariasi tergantung pada
kondisi tegakan, komposisi tanaman, jenis komoditi yang ditanam, intensifikasi, peluang pasar dan sebagainya. Meskipun terdapat hutan rakyat yang relatif kecil
kontribusinya pada pendapatan bukan berarti tidak mendorong pengembangan hutan rakyat. Selain keuntungan, kelayakan, dan kesinambungan hasil yang di
dapat petani akan juga mempengaruhi keputusan pengembangan hutan rakyat. Cahyono et al. 2002
5.6 Analisis finansial