Kulit Pengawetan Kajian Implementasi Produksi Bersih di Industri Penyamakan Kulit (Kasus Desa Cibuluh, Kecamatan Bogor Utara)

3 diantaranya : 1 pengawetan dengan racunobat antiseptik, 2 pengawetan dengan garam basah, 3 pengawetan dengan garam kering, dan 4 pengawetan dengan asam Purnomo, 1987. Tabel 1. Komposisi substansi kimia kulit domba mentah segar Komponen Presentase Air 64 Protein Protein fibrous -elastin -kolagen -keratin Protein globular -albumin, globulin -mucin, mucoid 33 0.3 29 2 1 0.7 Lemak 2 Garam mineral 0.5 Zat lain 0.5 Sumber: Sharphouse, 1978 Penggaraman merupakan metode pengawetan yang paling mudah dan efektif. Reaksi osmosis dari garam mendesak air keluar dari kulit hingga tingkat kondisi yang tidak memungkinkan pertumbuhan bakteri.

2.3 Penyamakan

Teknik mengolah kulit mentah menjadi kulit samak disebut penyamakan. Mekanisme penyamakan kulit pada prinsipnya adalah memasukkan bahan tertentu bahan penyamak kedalam anyaman atau jaringan serat kulit sehingga terjadi ikatan kimia antara bahan penyamak dengan serat kulit Purnomo, 1987. Menurut Fahidin dan Muslich 1999, teknik penyamakan kulit dikelompokan menjadi 3 tahapan, yaitu proses pra penyamakan, penyamakan, dan pasca penyamakan. 1. Pra penyamakan Proses pra penyamakan Beam House Operation meliputi perendaman, pengapuran, pembuangan daging, pembuangan kapur, pengikisan protein, pemucatan dan pengasaman Purnomo, 1987. a. Perendaman soaking merupakan tahapan pertama dari proses penyamakan yang bertujuan mengembalikan kadar air kulit yang hilang selama proses pengawetan sehingga kadar airnya mendekati kadar air kulit segar. b. Pengapuran bertujuan menghilangkan epidermis dan bulu, kelenjar keringat dan lemak, serta menghilangkan semua zat-zat yang bukan kolagen. Kapur yang masih ketinggalan akan mengganggu proses penyamakan. c. Pembuangan daging fleshing bertujuan menghilangkan sisa-sisa daging yang masih melekat pada kulit dan menghilangkan lapisan subkutis lapisan antara daging dan kutis. Proses pembuangan 4 bulu scudding bertujuan menghilangkan sisa-sisa bulu beserta akarnya yang masih tertinggal pada kulit Fahidin dan Muslich, 1999. d. Pembuangan kapur deliming bertujuan menghilangkan kapur dan menetralkan kulit dari suasana basa akibat pengapuran, menghindari pengerutan kulit ketika pengasaman, serta menghindari timbulnya endapan kapur yang dapat bereaksi dengan bahan penyamak. Proses pembuangan kapur biasanya menggunakan garam ammonium sulfat ZA yang nantinya dicampur dengan asam sulfat. e. Pengikisan protein bating bertujuan melanjutkan pembuangan semua zat-zat bukan kolagen yang belum terhilangkan dalam proses pengapuran. Pengikisan protein ini dilakukan oleh enzim protease. Pengikisan ini diutamakan untuk globular protein yang terdapat diantara serat kulit dan elastin. Dengan terurainya protein ini maka akan terdapat banyak ruang kosong diantara serat- serat kulit sehingga kulit samakan menjadi lebih lunak dan lemas. Waktu bating yang berlebihan dapat menyebabkan kulit menjadi menipis karena banyak protein yang terhidrolisis mengakibatkan kekuatan tarik menjadi rendah, sedangkan waktu bating yang terlalu singkat menyebabkan terjadinya pemisahan serat-serat fibril yang tidak sempurna dan penetrasi bahan penyamak kurang merata. f. Pengasaman pickling berfungsi mengasamkan kulit sampai pH tertentu untuk menyesuaikan dengan penyamak krom yang mempunyai pH 2.5 - 3. Selain itu, pengasaman juga dilakukan untuk menghilangkan noda hitam pada kulit akibat proses sebelumnya, menghilangkan unsur besi pada kulit serta menghilangkan noda putih karena pengendapan CaCO 3 yang menyebabkan cat dasar tidak merata Purnomo, 1987. 2. Penyamakan Penyamakan bertujuan mengubah kulit mentah yang mudah rusak oleh aktivitas kajian