Neraca Massa Kajian Implementasi Produksi Bersih di Industri Penyamakan Kulit (Kasus Desa Cibuluh, Kecamatan Bogor Utara)

17 4. Pencucian 5. Buang daging fleshing 6. Buang kapur deliming 7. Pencucian 8. Pengasaman pickling Kulit tanpa kandungan kapur 1,500 kg Pencucian Limbah cair ± 2,940 L Air 200 3,000 kg Kulit yang sudah dicuci Gambar 15. Neraca massa proses pencucian Kulit tanpa daging 1,500 kg Limbah cair basa ± 1,535 L Air 100 1,500 kg ZA 2 30 kg Sodium metabisulfit 0.3 4.5 kg Oropon 2 30 kg Degreaser 0.1 1.5 kg Kulit tanpa kandungan kapur Deliming Gambar 14. Neraca massa proses deliming Kulit tanpa bulu 2,025.5 kg Limbah cair Daging ± 525 kg Air masuk secara kontinyu Kulit tanpa daging 1,500 kg Fleshing Gambar 13. Neraca massa proses fleshing Kulit tanpa bulu 2,025.5 kg Pencucian Limbah cair ± 3,970 L Air 200 4,051 kg Kulit yang sudah dicuci Gambar 12. Neraca massa proses pencucian 18 9. Penyamakan tanning 10. Penggantungan 11. Perataan dan penyerutan shaving Limbah serbuk ± 218 kg Shaving Gambar 19. Neraca massa proses shaving Kulit wet blue yang sudah berkurang kadar ainya 1,092 kg Kulit dengan ketebalan yang diinginkan 874 kg Kulit wet blue 1,583 kg Limbah cair asam ± 491 L Kulit wet blue yang sudah berkurang kadar ainya 1,092 kg Penggantungan Gambar 18. Neraca massa proses penggantungan Kulit dengan pH ± 2 1,500 kg Limbah cair asam ± 1,582 L Air 90 1,350 kg Krom 6 90 kg Natrium bikarbonat 1.5 225 kg Kulit wet blue 1,583 kg Tanning Gambar 17. Neraca massa proses tanning Kulit tanpa kandungan kapur 1,500 kg Limbah cair asam ± 1,670 L Air 100 1,500 kg Garam 10 150 kg Asam semut 0.5 7.5 kg Asam sulfat 1 15 kg Kulit dengan pH ± 2 1,500 kg Pickling Gambar 16. Neraca massa proses pickling 19 12. Penyamakan ulang retanning 13. Pewarnaan dasar dyeing 14. Peminyakan fat liquoring 15. Fiksasi Limbah cair asam ± 1,324 L Fiksasi Kulit yang sudah diberi minyak 874 kg Kulit yang sudah difiksasi 887 kg Air 50 437 kg Asam semut 3 26.22 kg Air 100 874 kg Gambar 23. Neraca massa proses fiksasi Limbah cair dan minyak ± 500 L Fat liquoring Gambar 22. Neraca massa proses fat liquoring Kulit dengan warna dasar 874 kg Kulit yang sudah diberi minyak 874 kg Minyak 8 69.92 kg Air 50 437 kg Limbah cair ± 1,376 L Dyeing Gambar 21. Neraca massa proses dyeing Kulit hasil retanning 874 kg Kulit dengan warna dasar 874 kg Air 150 1,311 kg Akrilik 2 17.48 kg Mimosa 2 17.48 kg Amonia 2 17.48 kg Pewarna 3 26.22 kg Limbah cair ± 3,513 L Retanning Gambar 20. Neraca massa proses retanning Kulit dengan ketebalan yang diinginkan 874 kg Kulit hasil retanning 874 kg Air 100 874 kg Krom sintan 3 26.22 kg Sodium format 1 8.74 kg Natrium bikarbonat 2 17.48 kg Air 300 2,622 kg 20 16. Vakum 17. Penggantungan 18. PengeringanPenjemuran 19. Perengangan Perengangan Gambar 27. Neraca massa proses perengangan Kulit kering 874 kg Kulit yang sudah direngangkan 874 kg Uap air ± 13 kg Pengeringan Kulit yang sudah digantung 887 kg Kulit kering 874 kg Gambar 26. Neraca massa proses pengeringanpenjemuran Penggantungan Kulit yang sudah divakum 887 kg Kulit yang telah digantung 887 kg Vakum Kulit yang sudah difiksasi 887 kg Kulit yang sudah divakum 887 kg Gambar 24. Neraca massa proses vakum Gambar 25. Neraca massa proses penggantungan 21 20. Spraying 21. Penyetrikaan 22. Pengukuran dan penyortiran Catatan: Perhitungan neraca massa ini didasarkan pada angka konversi input-output menurut Aminudi dalam penelitiannya di PT. Muhara Dwi Tunggal Laju, Bogor.

5.3 Produksi Bersih yang Sudah Diterapkan

Industri penyamakan kulit Haji Ali Ahmad sudah mempunyai Instalasi Pengolahan Air Limbah IPAL, namun seringkali terkendala dalam pengoperasiannya sehingga tidak berfungsi dengan baik. Semua limbah cair selain dari proses tanning akhirnya akan masuk ke IPAL, tetapi meninggalkan ceceran air di lantai. Hal ini disebabkan pengeluaran air langsung dari molen tanpa menggunakan penampungwadah dibawahnya. Untuk limbah cair retanning juga akan masuk ke IPAL namun melalui saluran yang berbeda dengan limbah cair yang lain. Pengukuran dan penyortiran Gambar 30. Neraca massa proses pengukuran dan penyortiran Kulit yang sudah disetrika 874 kg Kulit samak 874 kg Penyetrikaan Gambar 29. Neraca massa proses penyetrikaan Kulit yang telah diwarnai 874 kg Kulit yang sudah disetrika 874 kg Serbuk cat Spraying Kulit yang sudah direngangkan 874 kg Kulit yang sudah diwarnai 874 kg Cat kulit Gambar 28. Neraca massa proses spraying 22 Penyamakan kulit Haji Ali Ahmad sudah menerapkan beberapa upaya produksi bersih seperti menggunakan kembali limbah krom dari proses tanning, membuat bak kecil untuk menampung limbah bulu dan daging sebelum masuk ke IPAL, menampung serbuk kulit dari proses shaving, dan melakukan proses pengawasan pekerja sebagai upaya good house keeping. Penggunaan kembali limbah krom ini memang merupakan upaya untuk mengurangi jumlah limbah yang terbuang ke lingkungan, namun belum dapat memberikan dampak yang cukup signifikan dari segi penggunaan krom. Hal ini dikarenakan meskipun limbah krom digunakan kembali untuk proses tanning selanjutnya, namun penambahan krom baru untuk proses tersebut tetap saja dilakukan dengan kisaran jumlah yang tetap 6 - 8. Selain itu, sludge dari krom ini pada akhirnya hanya ditangani dengan cara pembakaran setelah dikeringkan. Tentunya ini akan menimbulkan masalah baru dari segi pencemaran udara. Bak penampungan untuk daging dan bulu sebelum masuk ke IPAL dirasa cukup dapat membantu pengumpulan limbah tersebut sebelum dilakukan penanganan selanjutnya. Bak ini berukuran panjang dan lebar kurang dari 1 meter dengan kedalaman 1.5 meter. Namun, seringkali banyak daging dan bulu yang lolos dari bak ini sehingga akan langsung masuk ke IPAL dan menjadi sludge. Penanganan terakhir untuk daging dan bulu ini adalah pembakaran. Sludge yang sudah terkumpul kemudian dikeringkan dan dibakar. Upaya produksi bersih selanjutnya yang sudah diterapkan adalah menampung limbah serbuk kulit. Serbuk kulit yang sudah terkumpul akan dimasukkan ke dalam karung dan selanjutnya dibakar. Penanganan limbah semacam ini tentunya akan menimbulkan masalah baru dari segi pencemaran udara.

5.4 Opsi Produksi Bersih yang Dapat Diterapkan

Pada dasarnya, pelaku industri penyamakan kulit Haji Ali Ahmad sudah mengetahui opsi-opsi untuk mengurangi jumlah limbah yang terbentuk. Namun, pelaksanaan opsi tersebut mengalami kendala dari segi teknis. Setelah diidentifikasi limbah yang dihasilkan dari setiap proses, terdapat beberapa opsi produksi bersih yang dapat diterapkan di industri penyamakan kulit. Tabel 3 menunjukkan potensi penerapan produksi bersih dari setiap tahapan proses dan implikasi finansialnya. Tabel 3. Potensi produksi bersih dan implikasi finansialnya Tahapan Proses Limbah Potensi Produksi Bersih Implikasi Finansial Perendaman Limbah cair ± 7,329 L 1,500 kg kulit Air perendaman pre soaking digunakan berulang Penghematan input Pencucian Limbah cair ± 2,940 L 1,500 kg kulit Dibuat instalasi pipa untuk pembuangan air Penambahan biaya operasi Pengapuran Limbah cair basa ± 1,345 L 1,500 kg kulit Dibuat instalasi pipa untuk pembuangan air Penambahan biaya operasi Limbah bulu ± 37 kg 1,500 kg kulit Ditampung dan dimanfaatkan untuk pupuk kompos Penambahan pendapatan