Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan pendekatan model surplus produksi Schaefer diketahui bahwa tingkat produksi lestari
MSY
h ikan teri
sebesar 4.806,55 ton per tahun dengan tingkat
effort
MSY
E sebanyak 3.100
trip, sedangkan tingkat produksi dan
effort aktual ikan teri berturut-turut sebesar 267,19 ton per tahun dan 1.640 trip per tahun, lebih kecil dari produksi mau pun
effort lestari. Hasil ini berbeda dengan keterangan sebelumnya, karena kecilnya jumlah produksi aktual yang diperoleh dibandingkan dengan produksi lestari tidak
disebabkan atau dipengaruhi oleh peningkatan effort aktual yang melebihi
kapasitas effort lestari, atau sumberdaya ikan teri belum terindikasi overfishing.
Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa parameter biologi seperti
r, q, dan K dalam model surplus produksi Schaefer telah tergantikan oleh nilai koefisien
α dan β , sehingga informasi mengenai perubahan biologi yang terjadi tidak terakomodir dalam pemodelan. Konsekuensi dari masalah ini adalah
biasnya hasil perhitungan dengan teori dan kenyataan yang ada, sebagaimana yang terjadi pada kasus sumberdaya ikan pelagis kecil, pelagis besar, demersal
dan teri pada penelitian ini.
5.6 Estimasi Parameter Biologi
Ada beberapa model estimasi yang dapat digunakan untuk melakukan estimasi parameter biologi, yaitu model estimasi yang dikembangkan oleh Walter-
Hilborn 1976, dan Clark,Yoshimoto dan Pooley 1992. Pada penelitian ini, model estimasi yang digunakan adalah model estimasi yang dikembangkan oleh
Clark, Yoshimoto dan Pooley 1992 atau yang lebih dikenal dengan istilah model estimasi CYP. Penggunaan model estimasi in karena nilai
R square dari model estimasi CYP untuk semua kelompok sumberdaya ikan dalam penelitian ini lebih
besar jika dibandingkan dengan model estimasi Walter-Hilborn WH, seperti terlihat pada Tabel 20. Menurut Pindyck RS and DL Rubinfeld 1998, nilai
determinasi atau R square lazim digunakan untuk mengukur goodnes of fit dari
model regresi dan untuk membandingkan tingkat validitas hasil regresi terhadap variabel independen dalam model, dimana semakin besar nilai
R square menunjukkan bahwa model tersebut semakin baik.
Tabel 20 Nilai R square Estimasi CYP dan WH
Sumberdaya Ikan R square CYP
R square WH
Pelagis Kecil 0,67
0,08 Pelagis Besar
0,58 0,22
Demersal 0,55 0,25
Teri 0,57 0,18
Sumber : data diolah
Parameter biologi yang akan diestimasi meliputi daya dukung lingkungan K, koefisien daya tangkap q, dan tingkat pertumbuhan intrinsik r. Dengan
meregresikan tangkap per unit input upaya, yang disimbolkan dengan U pada
periode t+1, dan dengan U pada periode t, serta penjumlahan input pada periode t
dan t+1 akan diperoleh nilai koefisien r, q, dan K secara terpisah Fauzi A 2005.
Pada Tabel 21 disajikan hasil regresi dari masing-masing sumberdaya perikanan dengan menggunakan model estimasi
CYP. Data yang digunakan sebagai dasar melakukan regresi dapat dilihat pada Lampiran 5a-8b.
Tabel 21 Hasil Regresi Sumberdaya Perikanan dengan Model CYP
Sumberdaya Parameter Coefficients
Standard Error t Stat
F R
2
Ikan Regresi
Pelagis β
0,972976684 0,8409296 1,15702517 8,13 0,67
Kecil β
1
0,250889006 0,4826524
0,51981305 β
2
-9,21E-05 9,92E-05 -0,9288047
Pelagis β
1,4696578 0,5481237 2,68125194 5,62 0,58
Besar β
1
0,007895195 0,3172288
0,02488801 β
2
-0,000164478 6,16E-05 -2,6680141
β 0,622941194 0,5130107
1,21428499 5,03 0,55 Demersal
β
1
0,150699472 0,4159306
0,3623188 β
2
-0,000118315 7,99E-05 -1,4817224
β -0,621791503
0,350436 -1,774338 5,29 0,57
Teri β
1
-0,106040338 0,354237 -0,299348
β
2
-0,000141949 6,21E-05 -2,286111
Sumber : Hasil analisis
Model Ordinary Least Squares OLS dari Tabel 20 untuk masing-masing
sumberdaya ikan adalah sebagai berikut : Y
pk
= 0,972976684 +
0,250889006
U
t
- 9,21312E-05
E
t
0,840929572 0,482652384
9,91933E-05
R
2
0,67
Y
pb
= 1,4696578 +
0,007895195
U
t
- 0,000164478
E
t
0,548123725 0,317228784
6,16481E-05
R
2
0,58
Y
dm
= 0,622941194
+
0,150699472
U
t
-
0,000118315
E
t
0,5130107 0,415930587
7,985E-05
R
2
0,55
Ytr =
-0,621791503
-
0,106040338
U
t
-
0,000141949
E
t
R
2
0,57 0,350436
0,354237 2,286111
dimana, Y
t
= ln
U
t+t
U
t+1
= produksi per unit upaya CPUE pada waktu t+1 U
t
= produksi per unit upaya pada waktu t E
t
= tingkat upaya pada waktu t
Dari data yang terdapat pada Tabel 21, terlihat bahwa besaran nilai
2
R dari sumberdaya ikan pelagis kecil, pelagis besar, demersal dan teri secara berturut-
turut adalah 0,67; 0,58; 0,55, 0,57, hal ini mengindikasikan bahwa variabel independent dalam persamaan memiliki pengaruh dan keterkaitan yang kuat
terhadap variabel dependent. Begitu pula dengan besaran nilai F-test, nilai
hitung
F untuk sumberdaya ikan pelagis kecil, pelagis besar, dan demersal secara berturut-
turut adalah 8,13; 5,62; 5,03; 5,29, sedangkan nilai 26
, 4
05 ,
8 ,
2 =
tabel
F , maka
hitung
F
tabel
F , hal ini mengandung pengertian bahwa persamaan regresi untuk
sumberdaya ikan pelagis kecil, pelagis besar, demersal dan teri tersebut di atas bisa digunakan untuk melakukan prediksi dan estimasi. Data pada Tabel 21
kemudian diolah untuk mendapatkan besaran nilai dari parameter biologi masing- masing sumberdaya ikan. Hasil perhitungan dari parameter biologi dapat dilihat
pada Tabel 22. Tabel 22 Hasil Estimasi Parameter Biologi
Sumberdaya Ikan Parameter Biologi
r
ton per tahun
q ton per trip
K ton per tahun
Pelagis Kecil 1,20
0,0003 12.440,32
Pelagis Besar 1,97
0,001 12.044,85
Demersal 1,48 0,0004
5.062,96 Teri
1,68 0,0013
1.346,54 Sumber : Hasil analisis
Berdasarkan data yang diperoleh sebagaimana yang disajikan pada Tabel 22, koefisien pertumbuhan alami
r sumberdaya ikan pelagis kecil sebesar 1,20 yang berarti sumberdaya ikan pelagis kecil akan tumbuh secara alami tanpa ada
gangguan dari gejala alam mau pun kegiatan manusia dengan koefisien sebesar 1,20 ton per tahun. Koefisien alat tangkap
q sebesar 0,0003, mengindikasikan bahwa setiap peningkatan satuan upaya penangkapan akan berpengaruh sebesar
0,0003 ton per trip terhadap hasil tangkapan sumberdaya ikan pelagis kecil. Daya dukung lingkungan
K sebesar 12.440,32, ini menunjukkan bahwa lingkungan mendukung produksi sumberdaya ikan pelagis kecil sebesar 12.440,32 ton per
tahun dari aspek biologinya, diantaranya kelimpahan makanan, pertumbuhan populasi dan ukuran ikan. Begitu pula yang terjadi dengan sumberdaya ikan
pelagis besar, demersal dan teri.
5.7 Estimasi Produksi Lestari