Hubungan Catch Per Unit Effort CPUE dan Effort

Dari penjelasan sebelumnya yaitu pada Tabel 11 diketahui bahwa alat tangkap yang dominan terhadap sumberdaya ikan pelagis besar adalah pancing dan jaring insang, sehingga dilakukan standarisasi terhadap kedua alat tangkap tersebut. Alat tangkap yang menjadi standar adalah alat tangkap pancing karena lebih produktif dibandingkan dengan alat tangkap jaring insang Tabel 15. Hasil standarisasi dari kedua alat tangkap tersebut dapat dilihat pada Tabel 18. Tabel 19 Standarisasi Alat Tangkap Perikanan Demersal Tahun 1995-2006. Tahun Produksi Aktual ton Upaya Aktual trip Indeks Std Total Std Pancing J Insang Total Pancing J Insang J Insang J Insang effort 1995 593,00 1.039,00 1.632,00 7.283,00 15.478,00 0,82 12.760,60 20.044 1996 328,00 357,00 685,00 2.449,00 7.746,00 0,34 2.665,53 5.115 1997 793,00 834,00 1.627,00 552,00 3.138,00 0,19 580,54 1.133 1998 748,00 622,00 1.370,00 251,00 527,00 0,40 208,72 460 1999 613,00 570,00 1.183,00 298,00 514,00 0,54 277,10 575 2000 481,00 570,00 1.051,00 273,00 411,00 0,79 323,51 597 2001 728,00 329,00 1.057,00 286,00 386,00 0,33 129,25 415 2002 1.153,00 687,00 1.840,00 320,00 2.377,00 0,08 190,67 511 2003 732,00 334,00 1.066,00 214,00 2.410,00 0,04 97,64 312 2004 399,00 211,00 610,00 197,00 22.692,00 0,00 104,18 301 2005 637,00 267,00 904,00 3.342,00 26.470,00 0,05 1.400,81 4.743 2006 280,10 75,30 355,40 3.409,00 2.930,00 0,31 916,45 4.325 Rataan 626,55 441,48 1.068,04 1.053,73 6.327,36 0,28 626,76 1.680 Sumber : Data diolah Dari penjelasan sebelumnya yaitu pada Tabel 12 diketahui bahwa alat tangkap yang dominan terhadap sumberdaya ikan demersal adalah pancing dan jaring insang, sehingga dilakukan standarisasi terhadap kedua alat tangkap tersebut. Alat tangkap yang menjadi standar adalah alat tangkap pancing karena lebih produktif dibandingkan dengan alat tangkap jaring insang Tabel 16. Hasil standarisasi dari kedua alat tangkap tersebut dapat dilihat pada Tabel 19.

5.5 Hubungan Catch Per Unit Effort CPUE dan Effort

Pada Gambar 6 terlihat bahwa hubungan antara CPUE dan effort sumberdaya ikan pelagis kecil digambarkan dalam persamaan 592 , 4 0003 , + − = x y , dari persamaan ini diperoleh nilai intersep α sebesar 4,592 dan nilai slope β sebesar -0,0003. Hal ini dapat diartikan bahwa peningkatan aktivitas penangkapan effort akan menurunkan produktivitas hasil tangkapan CPUE. Kondisi ini mengindikasikan sumberdaya ikan pelagis kecil telah mengalami overfishing secara biologi biological overfishing. . Gambar 6 Hubungan antara CPUE dan Effort untuk Sumberdaya Ikan Pelagis Kecil Tahun 1995-2006 Dari Gambar 6 terlihat trendline untuk sumberdaya ikan pelagis kecil yang menggambarkan kondisi dimana semakin bertambah jumlah effort, maka CPUE akan semakin berkurang. Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan pendekatan model surplus produksi Schaefer dimana β α 4 2 = MSY h dan β α 2 = MSY E , maka diperoleh besaran nilai tingkat produksi lestari MSY h ikan pelagis kecil sebesar 17.556,75 ton per tahun dengan tingkat effort MSY E sebanyak 7.650 trip, sedangkan tingkat produksi dan effort aktual ikan pelagis kecil berturut-turut sebesar 1.565 ton per tahun dan 4.146 trip per tahun. Hasil ini tidak mendukung keterangan sebelumnya, karena meningkatnya effort ternyata tidak menurunkan tingkat peroduksi atau atau sumberdaya ikan pelagis kecil belum terindikasi overfishing. Gambar 7 Hubungan antara CPUE dan Effort untuk Sumberdaya Ikan Pelagis Besar Tahun 1995-2006 Hubungan antara CPUE dan effort untuk sumberdaya ikan pelagis besar dapat dilihat pada Gambar 7. Terlihat bahwa CPUE juga mengalami penurunan seiring dengan semakin meningkatnya jumlah effort. Scatter pelagis besar membentuk linear line, semakin bertambah jumlah effort, maka CPUE akan semakin berkurang. Pada Gambar 7 terlihat juga bahwa hubungan antara CPUE dan effort sumberdaya ikan pelagis besar digambarkan dalam persamaan 3568 , 4 0004 , + − = x y , dari persamaan ini diperoleh nilai intersep α sebesar 4,3568 dan nilai slope β sebesar -0,0004. Sama halnya dengan sumberdaya ikan pelagis kecil, dari persamaan tersebut di atas dapat diartikan bahwa peningkatan aktivitas penangkapan effort terhadap sumberdaya ikan pelagis besar akan menurunkan produktivitas hasil tangkapan CPUE. Kondisi ini mengindikasikan bahwa sumberdaya ikan pelagis besar telah mengalami overfishing secara biologi biological overfishing. Dengan menggunakan pendekatan model surplus produksi Schaefer diketahui bahwa tingkat produksi lestari MSY h ikan pelagis besar sebesar 11.863,56 ton per tahun dengan tingkat effort MSY E sebanyak 5.446 trip, sedangkan tingkat produksi dan effort aktual ikan pelagis besar berturut-turut sebesar 3.159 ton per tahun dan 3.061 trip per tahun, lebih kecil dari tingkat produksi mau pun effort lestari. Hasil ini tidak mendukung keterangan sebelumnya, karena meningkatnya effort ternyata tidak menurunkan tingkat peroduksi atau atau sumberdaya ikan pelagis besar belum terindikasi overfishing. Gambar 8 menunjukkan bahwa CPUE sumberdaya ikan demersal juga mengalami penurunan seiring dengan meningkatnya effort. Scatter sumberdaya ikan demersal membentuk linear line, yang menunjukkan kecenderungan penurunan dari nilai CPUE jika effort terus mengalami peningkatan. Dari Gambar 8 diketahui bahwa hubungan antara CPUE dan effort sumberdaya ikan teri digambarkan dalam persamaan 1714 , 2 0001 , + − = x y , dari persamaan ini diperoleh nilai intersep α sebesar 2,1714 dan nilai slope β sebesar -0,0001. Kondisi ini dapat diartikan bahwa peningkatan aktivitas penangkapan effort terhadap sumberdaya ikan demersal akan menurunkan produktivitas hasil tangkapan CPUE. Hal ini mengindikasikan bahwa sumberdaya ikan demersal telah mengalami overfishing secara biologi biological overfishing. Gambar 8 Hubungan antara CPUE dan Effort untuk Sumberdaya Ikan Demersal Tahun 1995-2006 Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan pendekatan model surplus produksi Schaefer diketahui bahwa tingkat produksi lestari MSY h ikan demersal sebesar 11.787,45 ton per tahun dengan tingkat effort MSY E sebanyak 10.857 trip, sedangkan tingkat produksi dan effort aktual ikan demersal berturut-turut sebesar 1.068 ton per tahun dan 1.680 trip per tahun, lebih kecil dari produksi mau pun effort lestari. Hasil ini berbeda dengan keterangan sebelumnya, karena kecilnya jumlah produksi aktual yang diperoleh dibandingkan dengan produksi lestari tidak disebabkan atau dipengaruhi oleh peningkatan effort aktual yang melebihi kapasitas effort lestari, atau sumberdaya ikan demersal belum terindikasi overfishing. Gambar 9 Hubungan antara CPUE dan Effort untuk Sumberdaya Ikan Teri Tahun 1995-2006 Gambar 9 memperlihatkan bahwa CPUE sumberdaya ikan teri mengalami penurunan seiring dengan meningkatnya effort. Scatter sumberdaya ikan teri membentuk linear line, yang menunjukkan kecenderungan penurunan dari nilai CPUE jika effort terus mengalami peningkatan. Dari Gambar 9 diketahui bahwa hubungan antara CPUE dan effort sumberdaya ikan teri digambarkan dalam persamaan 1005 , 3 0005 , + − = x y , dari persamaan ini diperoleh nilai intersep α sebesar 3,1005 dan nilai slope β sebesar -0,0005. Kondisi ini dapat diartikan bahwa peningkatan aktivitas penangkapan effort terhadap sumberdaya ikan teri akan menurunkan produktivitas hasil tangkapan CPUE. Hal ini mengindikasikan bahwa sumberdaya ikan teri mengalami overfishing secara biologi biological overfishing. Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan pendekatan model surplus produksi Schaefer diketahui bahwa tingkat produksi lestari MSY h ikan teri sebesar 4.806,55 ton per tahun dengan tingkat effort MSY E sebanyak 3.100 trip, sedangkan tingkat produksi dan effort aktual ikan teri berturut-turut sebesar 267,19 ton per tahun dan 1.640 trip per tahun, lebih kecil dari produksi mau pun effort lestari. Hasil ini berbeda dengan keterangan sebelumnya, karena kecilnya jumlah produksi aktual yang diperoleh dibandingkan dengan produksi lestari tidak disebabkan atau dipengaruhi oleh peningkatan effort aktual yang melebihi kapasitas effort lestari, atau sumberdaya ikan teri belum terindikasi overfishing. Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa parameter biologi seperti r, q, dan K dalam model surplus produksi Schaefer telah tergantikan oleh nilai koefisien α dan β , sehingga informasi mengenai perubahan biologi yang terjadi tidak terakomodir dalam pemodelan. Konsekuensi dari masalah ini adalah biasnya hasil perhitungan dengan teori dan kenyataan yang ada, sebagaimana yang terjadi pada kasus sumberdaya ikan pelagis kecil, pelagis besar, demersal dan teri pada penelitian ini.

5.6 Estimasi Parameter Biologi