Estimasi Parameter Ekonomi .1 Estimasi Biaya Input

Dari Gambar 17 terlihat bahwa dari tahun 1995-2006 sebagian besar volume produksi aktual sumberdaya ikan teri berada di luar kurva atau trendline produksi lestari. Kondisi ini mengindikasikan bahwa, kemampuan sumberdaya ikan teri untuk perbaharuan atau memperbaharui diri sudah berkurang, sehingga walau pun produksi aktual menurun, produksi lestarinya tetap menurun, oleh karena itu dapat dikatakan bahwa pemanfaatan sumberdaya ikan pelagis besar di Perairan Balikpapan terindikasi mengalami overfishing secara biologi biological overfishing. Gambar 17 Kurva Hubungan Produksi Lestari , Produksi Aktual dan Effort SDI Teri 5.8 Estimasi Parameter Ekonomi 5.8.1 Estimasi Biaya Input Pendekatan yang dilakukan untuk memperoleh data series biaya input pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan persamaan 4.8, yaitu : n t std t IHK IHK C C = dimana, C t = biaya pada tahun t, C std = biaya standar, IHK t = Indeks Harga Konsumen komoditas ikan pada tahun t IHKn = Indeks Harga Konsumen komoditas ikan pada tahun standar Hasil estimasi secara keseluruhan dari biaya input masing-masing sumberdaya ikan pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 24. Dari Tabel 24 secara berturut-turut dapat diketahui besaran rata-rata biaya riil dari sumberdaya ikan pelagis kecil, pelagis besar, demersal dan teri, yaitu Rp 0,71 juta per ton; Rp 0,99 juta per ton; Rp 0,79; Rp 0,79 juta per ton. Data lengkap mengenai hasil dari estimasi biaya input dapat dilihat pada Lampiran 9-12. Dari Tabel 24 juga dapat diketahui bahwa biaya input tertinggi dan biaya input terendah untuk melakukan eksploitasi sumberdaya ikan selama tahun 1996- 2006 pada masing-masing sumberdaya ikan terjadi pada tahun yang sama yaitu tahun 2006 untuk biaya input tertinggi dan tahun 1995 untuk biaya input terendah. Secara berturut-turut biaya input teringgi dan terendah untuk sumberdaya ikan pelagis kecil, pelagis besar, demersal, dan teri adalah sebagai berikut Rp1,15 juta per ton, Rp0,27 juta per ton; Rp1,60 juta per ton, Rp0,38 juta per ton; Rp1,27 juta per ton, Rp0,30 juta per ton; Rp0,30 juta per ton, Rp1,27 juta per ton. Tabel 24 Data Series Biaya Riil Input Sumberdaya Ikan Tahun IHK Pelagis Kecil Rp juta per ton Pelagis Besar Rp juta per ton Demersal Rp juta per ton Teri Rp juta per ton 1995 30,96 0,27 0,38 0,30 0,30 1996 31,96 0,28 0,39 0,31 0,31 1997 31,28 0,28 0,38 0,31 0,30 1998 53,58 0,47 0,66 0,52 0,52 1999 64,69 0,57 0,80 0,63 0,63 2000 86,47 0,76 1,06 0,84 0,84 2001 98,39 0,87 1,21 0,96 0,96 2002 100,00 0,88 1,23 0,98 0,97 2003 109,70 0,97 1,35 1,07 1,07 2004 120,51 1,06 1,48 1,17 1,17 2005 110,43 0,98 1,36 1,08 1,08 2006 129,88 1,15 1,60 1,27 1,27 Rataan 85,17 0,71 0,99 0,79 0,79 Sumber : data diolah

5.8.2 Estimasi Harga Output

Pendekatan yang dilakukan untuk memperoleh data series biaya input pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan persamaan 4.9, yaitu : P t = t n n IHK IHK P × dimana, Pt = Harga ikan pada tahun t Pn = Harga ikan berlaku IHK n = Indeks Harga Konsumen komoditas ikan pada tahun standar IHK t = Indeks Harga Konsumen komoditas ikan pada tahun t Hasil estimasi secara keseluruhan dari harga output masing-masing sumberdaya ikan pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 25. Data lengkap mengenai harga output dapat dilihat pada Lampiran 13-16. Dari Tabel 25 secara berturut-turut dapat diketahui besaran rata-rata dari harga output dari sumberdaya ikan pelagis kecil, pelagis besar, demersal, dan teri yaitu Rp5,93 juta per ton, Rp7,71 juta per ton, Rp8,90 juta per ton, Rp3,26 juta per ton. Harga output tertinggi dan terendah selama tahun 1995-2006 untuk masing-masing sumberdaya ikan terjadi pada tahun yang sama yaitu tahun 2006 untuk harga output tertinggi dan tahun 1995 untuk harga output terendah. Secara berturut-turut harga output tertinggi dan terendah untuk sumberdaya ikan pelagis kecil, pelagis besar, demersal, dan teri adalah sebagai berikut Rp 9,55 juta per ton, Rp. 2,28 juta per ton; Rp 13 juta per ton, Rp 2.28 juta per ton; Rp 15 juta per ton, Rp 3,42 juta per ton; Rp5,25 juta per ton, Rp1,25 juta per ton. Tabel 25 Data Series Harga Riil Output Sumberdaya Ikan Tahun IHK Pelagis Kecil Rp juta per ton Pelagis Besar Rp juta per ton Demersal Rp juta per ton Teri Rp juta per ton 1995 30,96 2,28 2,96 3,42 1,25 1996 31,96 2,35 3,06 3,53 1,29 1997 31,28 2,30 2,99 3,45 1,27 1998 53,58 3,94 5,12 5,91 2,17 1999 64,69 4,76 6,18 7,13 2,62 2000 86,47 6,36 8,27 9,54 3,50 2001 98,39 7,23 9,41 10,85 3,98 2002 100,00 7,35 9,56 11,03 4,04 2003 109,70 8,07 10,49 12,10 4,44 2004 120,51 8,86 11,52 13,29 4,87 2005 110,43 8,12 10,56 12,18 4,47 2006 129,88 9,55 12,42 14,33 5,25 Rataan 136,00 5,93 7,71 8,90 3,26 Sumber : Data diolah

5.8.3 Estimasi Tingkat Discount Rate

Dengan mengacu pada pembahasan sebelumnya mengenai tingkat discount rate, yaitu pada persamaan 4.10 sampai dengan 4.15 diperoleh nilai laju pertumbuhan ekonomi PDRB Kota Balikpapan sebesar 0,121812 atau g = 12,18 dan nilai nominal discount rate saat ini sebesar 15, sehingga dengan menggunakan pendekatan Kula 1984 diacu dalam Anna S 2003 diperoleh nilai riil discount rate sebesar 2,82. Nilai riil discount rate ini kemudian dijustifikasi untuk mendapatkan nilai riil discount rate dalam bentuk annual continues discount rate dengan menggunakan persamaan 1 ln r + = δ , sehingga diperoleh nilai annual continues discount rate sebesar 2,78 Lampiran 17

5.9 Analisis Laju Degradasi dan Laju Depresiasi