Pengujian Total Plate Count TPC SNI 01-2332.03-2006

 Penentuan serat pangan total TDF Serat pangan total diperoleh dengan menjumlahkan nilai serat pangan tidak larut IDF dan serat pangan larut SDF. Blanko yang digunakan diperoleh dengan metode yang sama, tanpa penambahan sampel. Nilai blanko yang dipergunakan perlu diperiksa ulang, terutam bila menggunakan enzim dari kemasan baru.  Rumus perhitungan nilai IDF dan SDF Nilai IDF = � −� − � Nilai IDF = � −� − � Nilai TDF = Nilai IDF + Nilai SDF Keterangan : W= Berat sampel g B= Berat blanko bebas serat g D= Berat setelah analisis dan dikeringkan g I= Berat setelah diabukan g

7. Analisis pH Apriyantono

et al. 1989 Pengukuran pH dilakukan dengan menggunakan pH meter. Melorin diukur sebanyak 10 ml kemudian dihomogenasi dengan 90 ml air destilat. Kemudian pH homogenasi diukur dengan menggunakan pH meter yang sebelumnya telah dikalibrasi dengan buffer standar pH 4 dan 7.

3.4.4 Pengujian Total Plate Count TPC SNI 01-2332.03-2006

Prinsip kerja dari uji mikrobiologi ini adalah perhitungan jumlah koloni bakteri yang ada dalam melorindengan pengenceran sesuai keperluan dan dilakukan secara duplo.Pembuatan larutan sampel dilakukan dengan mencampurkan 10 ml sampel dalam 90 ml larutan garam fisiologis sampai homogen. Pengenceran dilakukan dengan cara mengambil 1 ml larutan sampel dengan menggunakan pipet steril dimasukkan ke dalam 9 ml larutan garam fisiologis dan diaduk hingga homogen sehingga terbentuk seri pengenceran 10 -1 . Pengenceran yang dilakukan disesuaikan dengan keperluan, biasanya sampai 10 -3 . Pemipetan dilakukan pada tiap tabung pengenceran sebanyak 1 ml dan dimasukkan ke dalam cawan petri steril secara duplo dengan menggunakan pipet steril. Media agar PCA dimasukkan ke dalam cawan petri dan digoyangkan supaya merata metode cawan tuang, lalu didiamkan hingga media agar PCA dingin dan padat.Cawan petri yang berisi agar PCA kemudian dimasukkan ke dalam inkubator dengan posisi terbalik pada suhu 35 o C dan diinkubasi selama 2 x 24 jam. Masa inkubasi berakhir, kemudian dihitung jumlah koloni bakteri yang ada di dalam cawan petri. Jumlah koloni yang dapat dihitung adalah cawan petri yang mempunyai koloni bakteri antara 25-250. 3.4.5 Rancangan Percobaan dan Analisis Data Penelitian ini dilakukan dengan model Rancangan Acak Lengkap RAL dengan model sebagai berikut : Ŷij = µ + αi + εij Dimana : Ŷij = respon yang diamati µ = efek nilai tengahnilai rata-rata sebenarnya αi = pengaruh perlakuan α pada taraf ke-i εij = galat error dari perlakuan pada taraf ke-i dan ulangan ke-j Hipotesis yang diuji pada pembuatan melorin dengan penambahan konsentrasi karagenan adalah sebagai berikut : H0 = Penambahan konsentrasi karagenan yang berbeda tidak berpengaruh nyata terhadap karakteristik melorin yang dihasilkan. Hi = Penambahan konsentrasi karagenan yang berbeda berpengaruh nyata terhadap karakteristik melorin yang dihasilkan. Data peubah yang diamati dianalisis secara statistik dengan analisis ragam. Pengujian lanjut Tukey dilakukan jika analisisnya berpengaruh nyata. Analisis non-parametrik yang dilakukan dalam pengujian adalah metode uji Kruskal Wallis, yaitu : a Meranking data dari yang terkecil ke yang terbesar untuk seluruh perlakuan dalam satu parameter. b Menghitung total ranking dan rataan untuk setiap perlakuan dengan formula: � = 12 + 1 �� − 3 + 1 � ′ = � � Pembagi = 1 − T n − 1 nn + 1 , dimana T = t − 1 tt + 1 K eterangan: n = Banyaknya pengamatan dalam perlakuan Ri = Jumlah ranking dalam perlakuan ke-i T = Banyaknya pengamatan seri dalam kelompok H’ = H terkoreksi 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Penelitian Pendahuluan

Penelitian pendahuluan meliputi formulasi melorin terbaik yang akan digunakan pada penelitian utama. Formulasi melorin dilakukan dengan pengujian berbagai perbandingan komposisi nangka dan susu kedelai. Karakterisasi karagenan dilakukan terlebih dahulu untuk mengetahui standar mutu karagenan yang digunakan.

4.1.1 Karakterisasi karagenan

Karagenan yang digunakan dalam penelitian diperoleh dari CV Dinar. Karagenan tersebut dianalisis terlebih untuk mengetahui mutu karagenan yang akan dipakai dalam penelitian utama. Hasil analisis karakterisasi karagenan meliputi kadar air, kadar abu, viskositas dan kekuatan gel dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5 Hasil analisis karakteristik karagenan Parameter Hasil uji Standar Kadar Air 14,75 ± 0,12 Max. 12 Kadar Abu 14,00 ± 0,67 15-40 Viskositas Gel strength 350,00 ± 0,00 385,63 ± 13,87 Min. 5 cPs - Keterangan: = FAO 2007 Tabel 5 memperlihatkan bahwa secara keseluruhan mutu karagenan telah memenuhi standar mutu karagenan komersil, terutama untuk parameter kekuatan gel dan viskositas. Karagenan yang digunakan merupakan hasil ekstraksi campuran antara rumput laut jenis Euchema cottonii dan Euchema spinosum. Viskositas karagenan hasil penelitian dari kombinasi kappa dan iota karagenan berada di atas standar viskositas yang ditetapkan oleh FAO dan EU, yaitu minimal 5 cPs. Hal tersebut kemungkinan dipengaruhi oleh kandungan sulfat yang ada pada karagenan. Kandungan sulfat dapat menyebabkan larutan menjadi kental. Adanya sulfat akan menyebabkan terjadinya gaya tolak menolak antar kelompok ester yang bermuatan sama dengan molekul air yang terikat dalam karagenan. Viskositas larutan terutama disebabkan oleh sifat karagenan sebagai