Pembahasan HASIL DAN PEMBAHASAN

Universitas Sumatera Utara didalam sanggar, memberi pengetahuan tambahan mengenai dunia luar, merasakan adanya rasa kebersamaan satu dengan yang lainnya, melihat ada seorang temannya yang sudah berubah menjadi lebih baik, pengajar- pengajarnya juga mampu membuat suasana didalam sanggar menjadi nyaman, melihat pengajarnya yang mau menolong temannya yang sedang kesulitan, diberi dukungan yang dapat membangkitkan semangat ia dan teman-temannya dan juga melihat bahwa pengajar-pengajarnya sangat adil dan tidak adanya perbedaan satu dengan yang lainnya.

4.2 Pembahasan

Dari hasil wawancara yang dilakukan berdasarkan analisis komponen tujuan komunikasi antarpribadi dan komponen komunikasi efektif, peneliti akan menguraikan hasil wawancara tersebut dalam bentuk reduksi data. Dimana reduksi data ini dimaksudkan untuk merangkum dan memilih hal-hal yang pokok dan kemudian memfokuskan pada hal-hal penting sesuai dengan masalah penelitian. Berikut adalah tabel reduksi data dari komponen tujuan komunikasi dan komponen komunikasi efektif: Tabel 1.1 Reduksi Data I Komponen Tujuan Komunikasi Antarpribadi No Komponen Tujuan Komunikasi Antarpribadi Informan 1 Informan 2 Informan 3 1. Mengenal Diri Sendiri dan Orang lain Ketiga informan mengenal dirinya sendiri dan mengenal diri masing-masing anak didik. 2. Mengetahui Dunia Luar Ketiga informan memberi pengetahuan mengenai dunia luar kepada anak didiknya dalam hal mendidik. Universitas Sumatera utara Universitas Sumatera Utara 3. Menciptakan dan Memelihara Hubungan yang Lebih Bermakna Ketiga informan menciptakan dan memelihara hubungan di dalam sanggar menjadi lebih bermakna dan menjalin hubungan tersebut dengan sangat baik sehingga membuat pengajar dengan anak didik menjadi lebih akrab. 4. Mengubah Sikap dan Perilaku Mendidik adalah cara ketiga informan untuk mengubah sikap dan perilaku anak didiknya menjadi lebih baik. Dan itu dilakukan hanya ketika anak didiknya melakukan kesalahan dalam bersikap. 5. Bermain dan Mencari hiburan Bermain yang dimaksudkan oleh ketiga informan adalah mengobrol bersama yang dapat mengundang tawa. Menurut ketiga informan, hal ini dapat menjadi hiburan di dalam sanggar mereka. 6. Membantu Orang Lain Ketiga salah satu anak didik merasakan kesusahan, ketiga informan siap untuk membantunya. Ini dilakukan untuk semua anak didiknya yang membutuhkan mereka. Sumber : Hasil Pengamatan dan Wawancara Universitas Sumatera utara Universitas Sumatera Utara Tabel 1.2 Reduksi Data II Komponen Komunikasi Efektif No Komponen Komunikasi Efektif Informan 1 Informan 2 Informan 3 1. Keterbukaan Keterbukaan dilakukan oleh beberapa anak didik. hal yang membuat mereka terbuka adalah pendekatan yang dilakukan pengajar terhadap anak didik yang mereka lihat mengalami kesusahan. 2. Empati Rasa empati dimiliki oleh ketiga informan. Menurut mereka ini dapat menarik simpati dari anak didik dan dengan rasa empati ini dapat membuat anak-anak didik nyaman dengan pengajar-pengajarnya. 3. Dukungan Dukungan selalu diberikan oleh ketiga informan. Dukungan yang diberikan berupa motivasi-motivasi dengan menceritakan prestasi yang dimiliki oleh ketiga informan ini. Hal tersebut dapat membuat anak didik menjadi bersemangat untuk berlatih tari. 4. Rasa Positif Rasa positif diciptakan oleh ketiga informan keada anak didiknya. Baik rasa positif terhadap diri mereka masing- masing, juga terhadap dunia tari tradisional. 5. Kesamaan Kesamaan yang dilakukan adalah kesamaan dalam bersikap dan pemahaman. Kesamaan yang dilakukan adalah kesamaan dalam pemahaman. Kesamaan yang dilakukan adalah kesamaan dalam pemahaman. Sumber : Hasil Pengamatan dan Wawancara Universitas Sumatera utara Universitas Sumatera Utara Berdasarkan dari reduksi data yang telah diuraikan, peneliti melihat bahwa komunikasi antarpribadi yang efektif adalah salah satu upaya yang diterapkan dalam meningkatkan potensi diri anak didik. Dalam komunikasi tatap muka antarpribadi adalah peran yang harus dijalankan oleh masing-masing pengajar, karena dalam hal ini pengajar sebagai pemberi informasi dan anak didik sebagai penerima informasi. Peran tersebut merupakan bagian dari proses komunikasi itu sendiri, sehingga dapat terjadi komunikasi yang efektif. Dimana komunikasi efektif ini memerlukan keterbukaan, empati, dukungan, rasa positif dan kesamaan baik kesamaan pemahaman maupun bersikap dalam melakukan komunikasi antarpribadi. Ketiga pengajar pada sanggar tari SIR Istana Maimun selalu berusaha menjalin kedekatan dengan masing-masing anak didiknya terutama dalam kedekatan secara individual. Dengan adanya kedekatan khusus, maka akan timbul rasa nyaman, rasa percaya, dan rasa simpati dalam diri anak-anak didik kepada pengajarnya. Hal ini dapat membuat komunikasi antarpribadi berjalan efektif. Pesan yang disampaikan oleh pengajar dapat diterima dan dimaknai dengan baik oleh anak-anak didiknya sehingga tujuan dari komunikasi antarpribadi tersebut tercapai. Komunikasi yang efektif dinilai berhasil dalam proses penanaman sikap oleh pengajar tari terhadap anak didiknya. Pihak yang ingin diubah sikapnya seperti anak didik tersebut akan memperhatikan isi pesan, bersedia memahami pesan dan terpengaruh dengan argument-argumen yang disajikan oleh pembicaranya sehingga tercapai tujuan yang diinginkan. Upaya ini selalu diterapkan oleh pengajar-pengajar di sanggar tari SIR, sehingga akan tertanam perilaku yang baik pada diri anak didik. Dalam hal ini, peneliti juga menemukan bahwa ketiga pengajar tari mengajak anak didik untuk saling terbuka dalam masalah apapun, mengajak mereka untuk bercanda yang dapat mengundang tawa, sehingga dengan begitu tidak ada lagi rasa takut ataupun canggung bagi masing- masing anak didik untuk berkomunikasi dengan pengajarnya. Pengajar tari di sanggar SIR ini juga sangat mengenal diri mereka sendiri dan juga diri anak didiknya. Menurut ketiga informan ini, dengan mengenal diri sendiri dan juga diri anak didik dapat menjadi sebuah keuntungan bagi mereka Universitas Sumatera utara Universitas Sumatera Utara dalam mengajar. Mereka menjadi tahu bagaimana cara mengajar dan mendidik dengan baik anak-anak didiknya. Apalagi anak-anak didik mereka yang masih berusia rata-rata dibawah 12 tahun dan mempunyai karakter yang berbeda-beda. Jadi bisa dikatakan bahwa cara mengajar dan mendidik anak-anak tersebut pastilah berbeda-beda. Ketiga informan mengatakan bahwa selain mengajarkan tari-tarian, mereka juga mempunyai kewajiban dalam mendidik. Baik mendidik dalam hal mengubah perilaku dan sikap anak didik menjadi lebih baik maupun mendidik untuk menambah pengetahuan. Hubungan didalam sanggar SIR Istana Maimun Medan yang sangat dekat telah diciptakan dan dipelihara oleh pengajar-pengajar tari. Seperti mengobrol bersama dan bercanda yang berguna untuk mencari hiburan. Ini mereka lakukan agar hubungan yang akrab tetap terjalin diantara pengajar dengan anak didiknya. Juga hal tersebut berguna untuk anak-anak didik tersebut tidak beralih ke tempat sanggar lainnya, begitu juga dengan proses mengajar, akan tetap berjalan dengan baik. Peneliti juga melihat, ketiga informan mempunyai sikap yang sama terhadap anak didiknya, dengan begitu anak-anak didikpun menjadi lebih bersemangat dalam berlatih tari, dapat melewati segala hambatan yang ditemukan. Hal tersebut dapat terbukti dari wawancara kepada dua anak didik sanggar SIR sebagai informan tambahan dan juga melalui observasi yang dilakukan oleh peneliti. Dari hasil wawancara yang dilakukan kepada dua anak didik yang sebagai informan tambahan, peneliti menemukan bahwa ketiga pengajar SIR yang sebagai informan utama telah benar melakukan dengan baik dari komponen tujuan komunikasi antarpribadi dan juga komponen tujuan komunikasi efektif. Informan tambahan 1 pertama dan informan tambahan 2 kedua menyatakan bahwa mereka mempunyai pengajar-pengajar yang sangat baik. Pengajar-pengajar yang mampu menciptakan suasana nyaman, akrab dan hangat didalam sanggar. Sehingga tidak ditemukan lagi, anak didik yang takut untuk mengungkapkan kesulitannya dalam proses latihan tari. Mereka juga mengungkapkan bahwa mereka telah diberi motivasi yang dapat membangkitkan semangat mereka untuk latihan tari. Dengan demikian, dari semangat tersebut dapat menjadikan potensi- potensi mereka pun lebih meningkat lagi. Universitas Sumatera utara Universitas Sumatera Utara Melalui observasi yang peneliti lakukan didalam sanggar SIR, peneliti melihat adanya pembagian tingkatan-tingkatan yang biasa mereka sebut sebagai kelas di dalam sanggar SIR ini. Dari mulai kelas dasar hingga kelas tertinggi yang ditempati oleh senior-senior. Untuk berada di kelas tertinggi, anak-anak didik tersebut harus berusaha semaksimal mungkin dalam menari agar bisa mencapai kelas berikutnya dan mencapai kelas tertinggi tersebut. Dan di kelas tertinggi, peneliti melihat anak-anak didiknya sudah menonjolkan potensi-potensi mereka menjadi bakat yang sangat membanggakan sehingga mereka bisa dibawa dalam berbagai acara. Peneliti juga melihat ketiga informan melakukan pendekatan- pendekatan terhadap anak didiknya. Pendekatan-pendekatan tersebut dapat berupa untuk memecahkan masalah anak-anak didiknya, untuk memelihara hubungan yang akrab, membuat anak didik tersebut terbuka, maupun memberikan motivasi- motivasi yang mmbangkitkan semangat anak didiknya. Dengan dilakukannya pendekatan-pendekatan yang seperti itu, komunikasi antarpribadi yang dijalin pun bisa efektif dan tujuan-tujuan yang diinginkan pun tercapai dengan baik. Kesimpulan dari keseluruhan data yang diperoleh, peneliti dapat menyimpulkan bahwa kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh informan 1 pertama, 2 kedua, dan 3 ketiga yang merupakan suatu kegiatan dari komponen-komponen komunikasi antarpribadi dan komponen komunikasi efektif tersebut benar-benar dilakukan dan juga hal tersebut dapat meningkatkan potensi- potensi yang ada di dalam diri anak didik. Karena dimana tujuan awal dari dilakukannya penelitian ini adalah untuk melihat peran komunikasi antarpribadi pengajar tari yang efektif, yang kemudian bisa berhasil dalam meningkatkan potensi-potensi diri anak didik. Universitas Sumatera utara Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian mengenai peran komunikasi antarpribadi pengajar tari dalam meningkatkan potensi diri anak pada sanggar tari SIR Istana Maimun Medan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Penelitian menunjukkan bahwa komunikasi antarpribadi pengajar tari berperan besar dalam meningkatkan potensi diri anak didik pada sanggar tari SIR Istana Maimun Medan. Hal ini terjadi karena terpenuhinya semua tujuan dari komunikasi antarpribadi yang dilakukan oleh pengajar tari pada sanggar tersebut. Dari mulai mengenal diri sendiri terlebih dahulu, mengenal diri dari masing-masing anak didik, menciptakan dan memelihara hubungan menjadi bermakna, mengubah sikap dan perilaku anak didik menjadi lebih baik, mampu menciptakan suasana yang tidak membosankan dan membantu anak-anak didiknya. Pengajar tari dikatakan mampu membangun hubungan yang dekat dengan anak didiknya, sehingga ketika mereka menyampaikan sesuatu atau memberitahu sesuatu, anak-anak didik tersebut dapat dengan mudah memahami dan menerima apa yang disampaikan oleh pengajarnya. 2. Komunikasi antarpribadi yang dilakukan pengajar tari telah menjadi komunikasi yang efektif. Dimana situasi yang dekat dan akrab sudah tercipta ketika melakukan proses komunikasi diantara pengajar tari dengan anak didik maupun sebaliknya. Masing-masing anak didik pada dasarnya mempunyai keinginan untuk menjadi penari yang berbakat dan bisa dihandalkan dalam berbagai acara. Oleh karena itu, tidak heran bahwa mereka akan memilih tempat sanggar yang nyaman untuk dijadikan tempat pelatihan nari dan mengasah potensi-potensi yang ada di dalam diri mereka. Dalam hal ini, Himpunan sanggar harus mampu mengarahkan pengajar-pengajar tarinya agar bisa menciptakan suasana nyaman terlebih Universitas Sumatera utara

Dokumen yang terkait

Landmark Kota Medan (Persepsi dalam Arsitektur) Studi Kasus : Istana Maimun

14 153 99

Tari Piring (Studi Etnografi Mengenai Komodifikasi Tari Piring di Kota Medan)

6 162 130

Analisis Strategi Komunikasi Antar Pribadi Yayasan Pusat Kajian Dan Perlindungan Anak (PKPA) Dalam Melakukan Pendampingan Anak Jalanan (Street Base) Di Kota Medan (Studi Kasus Rumah Singgah Sanggar Kreatifitas Anak (SKA) binaan PKPA)

1 42 141

Peran Komunikasi Antar Pribadi(Studi Deskriptif Peranan Komunikasi Antar Pribadi Untuk Mensosialisasikan Bantuan Operasional Sekolah Kepada Siswa SD. Advent Timbang Deli Medan).

0 57 127

Pendekatan Neuro-Linguistic Dalam Komunikasi Antar Pribadi : (Studi Deskriptif Pendekatan Neuro-Linguistic Dalam Komunikasi Antar Pribadi Pada Karyawan PT Bank Bukopin Cabang Syariah Medan)

6 51 77

Analisis Pola Komunikasi Kelompok Dalam Penguasaan Teknik Gerak Tari Tradisional Pada Anak (Studi Pada Sanggar Tari Sasana Budaya Bandar Lampung)

2 50 105

Peran Komunikasi Antar Pribadi Pengajar Tari Dalam Meningkatkan Potensi Diri Anak (Studi Kasus Pada Sanggar Tari Sir Istana Maimun Medan)

0 0 35

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 PerspektifParadigma Kajian - Peran Komunikasi Antar Pribadi Pengajar Tari Dalam Meningkatkan Potensi Diri Anak (Studi Kasus Pada Sanggar Tari Sir Istana Maimun Medan)

0 0 17

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah - Peran Komunikasi Antar Pribadi Pengajar Tari Dalam Meningkatkan Potensi Diri Anak (Studi Kasus Pada Sanggar Tari Sir Istana Maimun Medan)

0 0 6

PERAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI PENGAJAR TARI DALAM MENINGKATKAN POTENSI DIRI ANAK

0 0 12