Universitas Sumatera Utara
membangkitkan semangat dengan menceritakan prestasi yang sudah didapat informan 3 ketiga, menciptakan rasa positif pada diri anak didik
terhadap informan 3 ketiga dan juga dunia tari tentunya serta membuat pemahaman yang sama ketika memberikan pendapat tentang suatu hal.
Dengan semua yang dilakukan oleh informan 3 ketiga, potensi-potensi dalam diri anak didik akan segera bisa meningkat dan juga dalam proses
berkomunikasi, informan 3 ketiga tidak menemukan kendala apapun. Menurutnya apa yang ia sampaikan, dapat diterima dan dipahami oleh
anak-anak didiknya dengan baik.
4.1.6 Informan Tambahan
Informan tambahan didalam sebuah penelitian juga berperan penting. Ini berguna dalam hal membandingkan memverifikasi data untuk menentukan
keabsahan data yang telah diperoleh peneliti. Kegiatan verifikasi ini merupakan sesuatu yang dilakukan dalam penelitian dalam menentukan validitas data
informasi yang diperoleh. Sama halnya dengan penelitian kualitatif pada umumnya, dalam menentukan keabsahan data peneliti menggunakan teknik
triangulasi data yang merupakan teknik dalam pemanfaatan sesuatu yang lain diluar data untuk keperluan pengecekan dan sebagai pembanding terhadap data
yang telah diperoleh sebelumnya. Informan tambahan yang digunakan peneliti didalam penelitian ini adalah
anak didik pada sanggar tari SIR yang berusia dibawah 12 tahun sebanyak dua orang dan sudah mengikuti proses pelatihan tari selama lebih dari satu tahun.
Menurut peneliti, anak didik yang sudah mengikuti proses pelatihan tari selama itu adalah anak didik yang sudah memahami situasi dan mempunyai pengalaman
latihan didalam sanggar SIR tersebut. Melalui informan tambahan ini, peneliti berharap dapat mempercayai
informasi yang sudah diperoleh sebelumnya. Adapun profil dan data dari informan tambahan adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera utara
Universitas Sumatera Utara
1. Informan Tambahan 1 pertama Nama
: Tiara Susanti
Tempat Tanggal lahir :
Medan, 3 Maret 2003 Usia
: 12 Tahun
Agama :
Islam Suku
: Jawa
Alamat :
Jl. Brigjend katamso Gg. Sosial
No. 5 Medan Sekolah Kelas
: Kelas 6 SD Swasta Eria
Lama Menjadi Anggota SIR :
2 Tahun Ciri-ciri
: Berwajah lonjong dan tirus,
berkulit putih, kecil dan kurus,
berambut pirang dan tidak terlalu
memanjang Tempat Waktu Wawancara
: Rumah infoman; Rabu, 25
Februari 2015; pukul 14.30 WIB
A. Interpretasi Data Peneliti pada awalnya menghubungi ketua Himpunan untuk
meminta nomer HP dari kedua ibu informan tambahan penelitian pada hari Selasa, 24 Februari 2015, kemudian peneliti langsung menghubungi
satu-persatu ibu dari informan. Ibu dari informan tambahan 1 pertama telah memberitahu kepada peneliti jadwal kosong untuk segera
dilakukannya penelitian. Sebelumnya, peneliti melakukan hal yang sama seperti pada informan utama kepada informan tambahan, yaitu
menjelaskan maksud dan tujuan peneliti dalam meminta waktu informan tambahan untuk dilakukannya penelitian ini. Rabu, 25 Februari 2015,
peneliti mendatangi rumah informan pada pukul 14.30 siang. Peneliti lalu menjelaskan ulang tujuan dari dilakukannya penelitian. Setelah itu,
wawancara pun segera berlangsung. Tidak lupa peneliti menyiapkan alat
Universitas Sumatera utara
Universitas Sumatera Utara
perekam dan catatan kecil seperti yang peneliti lakukan pada informan utama sebagai alat bantu peneliti dalam proses wawancara.
B. Analisis Komponen Tujuan Komunikasi Antarpribadi i. Mengenal Diri Sendiri dan Orang Lain
Ketiga informan utama telah melakukan tujuan komunikasi ntarpribadi yang pertama, yaitu mengenal dirinya sendiri dan anak
didik. Menurut ketiga informan utama dalam mengenal diri anak didiknya tersebut melalui sikap dan perilaku masing-masing anak
didik dengan cara memperhatikan satu demi satu anak didiknya. Hal ini tidak bisa dilihat oleh informan tambahan 1 pertama, karena
peneliti melihat informan tambahan pertama ini belum mengerti bagaimana caranya melihat seseorang yang memperhatikan dirinya,
karena informan tambahan 1 pertama tidak memperhatikan pengajar-pengajarnya. Seperti yang dikatakan oleh informan
tambahan 1 pertama: “Enggak tau awak kak, awak enggak merhatikan pengajar-
pengajarnya.”
ii. Mengetahui Dunia Luar Hasil wawancara yang dilakukan sebelumnya kepada ketiga
informan tambahan, peneliti melihat bahwa ketiga informan selain mengajarkan tari, mereka juga mendidik anak-anak didiknya berupa
memberi pengetahuan tentang seputar dunia tari bahkan dunia luar yang bisa berdampak positif untuk anak didiknya. Informan tambahan
pertama juga membenarkan hal tersebut. Ia dan teman-temannya diberitahu tentang bagaimana keadaan diluar sana yang berguna untuk
menambah wawasan mereka. “Kadang kan kami cerita-cerita gitu kan. Terus nde, kak dea, sama
kak ifi langsung ngasiih tau yang baik-baik enggak boleh ini, enggak boleh itu. Ada juga kadang ngasih tau kaya mana diluar,
Universitas Sumatera utara
Universitas Sumatera Utara
bahaya-bahayanya. Jadi awak sama kawan-kawan awak pun jadi semakin tau gimana diluar sana.”
iii. Menciptakan dan Memelihara Hubungan yang Bermakna Hubungan yang bermakna telah diciptakan dan dipelihara dengan
sangat baik oleh ketiga informan utama, karena hal tersebut menurut mereka sangat penting yang berguna untuk membuat anak-anak
didiknya bisa nyaman ketika berada didalam sanggar. Menurut informan tambahan 1 pertama, hubungan yang semacam itu ada
didalam sanggar SIR ini. Mereka semua merasa nyaman dengan adanya rasa kebersamaan yang membuat satu sama lainnya menjadi
sangat akrab. Baik antara anak-anak didik, juga antara anak didik dengan pengajarnya. Seperti yang dikatakan oleh informan tambahan
1 pertama: “…pengajarnya baek-baek kok sama kami. Trus pande ngelawak
lagi. Enggak kaya tempat sanggar awak sebelumnya kak, orang- orangnya gaenak. Pengajarnya awak liat kaya pilih kasih. Kawan
awak aja yang diajari. Awak kadang dinanti-nantikan. Jadi disuruh mamak awak pindah aja ke sanggar kawan mamak di
sanggar SIR itu. Disitulah awak baru dapat rasa nayamannya.”
iv. Mengubah Sikap dan Perilaku Mengubah sikap maupun perilaku anak didik telah dilakukan oleh
ketiga informan utama didalam penelitian ini melalui pendekatan yang dilakukan oleh pengajar kepada anak didiknya yang menurut mereka
perlu diubah. Informan tambahan 1 pertama melihat ada beberapa temannya yang jahil dan didekati oleh salah satu pengajarnya. Ia
melihat, pengajarnya tersebut seperti memberitahu dan memberi nasihat kepada masing-masing temannya.
“Adalah kak, kawan awak tapi terus kejadiannya pun udah lama juga. Dia suka kali dulu jahilin orang kak. Kek sama awaklah pas
lagi latihan, rambut awak ditarik-tariknya terus ketawa-ketawak dia. Jadi teganggu awak latihan. Nde ada ngasih tau dia disitu
jngan kek gitu kalo lagi latihan. Iya iya aja katanya. Tapi
Universitas Sumatera utara
Universitas Sumatera Utara
dibuatnya juga. Terakhir di datangin kak Deya dia, dikasih tau kak dea supaya jangan gitu lagi. Barulah dia berubah kak.”
v. Bermain dan Mencari Hiburan Kata bermain yang dimaksudkan oleh ketiga informan adalah
dengan mengobrol bersama ketika sedang istirahat yang mengundang canda tawa didalamnya. Hal tersebut menurut mereka juga sudah
menjadi hiburan sendiri diantara pengajar dan masing-masing anak didik. Informan tambahan 1 pertama ternyata menyukai hal yang
seperti itu. Menurutnya itu dapat menghilangkan rasa jenuh dan letihnya dalam berlatih tari.
“Kami memang setiap istirahat ngumpul rame-rame kak. Terus cerita-cerita, ketawak-ketawak. Pengajar awak lucu-lucu. Jadi
kalo udah ketawak-ketawak, capek latihan pun udah enggak terasa lagi. kalau awak sendiri terhibur kali, awak liat kawan-kawan yang
lainpun terhibur kok. Ketawak orang itu kuat-kuat kak”
C. Analisis Komponen Komunikasi Efektif i. Keterbukaan Openess
Keterbukaan adalah hal yang selalu dilakukan oleh informan tambahan 1 satu kepada pengajar-pengajarnya. Menurutnya itu dapat
membantu dalam memecahkan masalah dalam proses latihan tari. Ketika ia merasa menemukan kesulitan dalam berlatih, ia langsung
menemui salah satu pengajar untuk mengajarinya dan akhirnya kesulitan tersebut dapat dengan cepat dilewati.
“Kadang ada kak kalo awak lagi susah ngikuti gerakan pengajar awak kak pas latihan, awak datangila pengajar awak pas lagi
istirahat yang ngajarin tadi. Awak bilang awak mau minta tolong ajarkan awak gerakan yang susah awak ikuti tadi. Baru ditanya
pengajarnya, gerakan yang mana yang menurut awak susah. Habistu diajarkannya. Kadang pun pengajar awak sendiri mau
datang ke awak, dia mungkin nengok awak susah ngikutin kan, jadi ditanyanya kenapa awak susah ngikutin pas latihan. Awalnya awak
enggak mau bilang awak susah ngikutin gerakannya karna terlalu cepat, awak malu kak. Terus diajak pengajar awak itu cerita yang
Universitas Sumatera utara
Universitas Sumatera Utara
lain, baru tiba-tiba balik lagi ditanya kenapa tadi awak pas latihan. Baru awak bilang alasannya. Yaudah diajarin lagi.
ii. Empati Empathy Merasakan apa yang dirasakan oleh anak-anak didik adalah suatu
cara yang baik dalam memperoleh simpati dari anak-anak didik. Ini selalu dilakukan oleh ketiga informan utama yang akhirnya berhasil
memperoleh simpati dari informan tambahan 1 pertama. Informan tambahan 1 pertama merasa sangat tertarik dengan pengajar-
pengajarnya. Ia mempunyai penilaian yang sangat baik juga terhadap pengajarnya. Seperti yang ia katakan:
“Baik-baik kali kak pegajar awak. Pengajar-pengajar awak itu kaya tau cemana kami kalo lagi susah. Didatangi kami terus
ditanyai kenapa. Gitu-gitula kak. Terus kalo latihan juga enggak dipaksa-paksa. Kalo capek ya langsung diistirahatkan sama
pengajar kami”
iii. Dukungan Supportiveness
Dukungan selalu diberikan oleh ketiga informan utama untuk membangkitkan semangat anak-anak didik. Informan tambahan 1
pertama juga telah membenarkan hal tersebut. Ia mendapatkan dukungan yang berupa motivasi-motivasi yang membangkitkan
semangatnya. Membuat ia dan teman-temannya lebih rajin untuk datang ke sanggar dan berlatih dengan semaksimal mungkin.
“…pas ngobrol-ngobrol itula kak dikasih dukungan kami kaya dibilang kalo kami pasti bisa kaya pengajar kami. Pengajar kami
kan kak banyak kali ngikutin acara-acara gitu, terus piagam dari sanggar juga banyak ditunjukin sama kami. Pengajar kami juga
bilang kalau udah jadi penari yang hebat, bisa buka sanggar sendiri. Makin semangatla awak kak. Awak kepengen juga buka
sanggar nari…”
Universitas Sumatera utara
Universitas Sumatera Utara
iv. Rasa Positif Positiveness Rasa positif dibangun oleh informan utama kepada anak-anak
didiknya dengan menceritakan tentang dunia tari. Sehingga dengan begitu, anak-anak didik bisa lebih tertarik terhadap dunia tari yang
sedang digeluti mereka sekarang ini. Hal seperti itu juga dibangun dengan bersikap baik dengan masing-masing anak didiknya. Seperti
yang dikatakan oleh informan tambahan 1 pertama: “Ada kak kayak ngasih tau apa-apa aja yang didapat sama
pengajar awak semenjak orang itu ikut nari. Itu membuat awak jadi semakin tertarik sama nari. Baik-baik kali kak pegajar awak.
Pengajar-pengajar awak itu kaya tau cemana kami kalo lagi susah…”
v. Kesamaan Equality Kesamaan yang berupa kesamaan dalam pemahan dan juga
bersikap adalah sesuatu yang dilakukan oleh ketiga informan utama didalam penelitian ini. Kesamaan itu juga dapat membuat anak-anak
didik menjadi tertarik dan simpati terhadap pengajarnya. “Iya kak, enggak ada dibeda-bedain kami. Kaya disanggar awak
lama kan ada tu. Kalo disini enggak ada. Terus kalo kami cerita pun mau didengar sama pengajar kami. Pokoknya enaklah kak
pengajar-pengajar awak”
D. Kesimpulan Kasus
Melalui hasil wawancara yang dilakukan kepada informan tambahan 1 pertama, peneliti melihat bahwa yang data yang diperoleh
dari ketiga informan utama adalah benar. Informan utama ternyata memang melakukan tujuan dari komunikasi antarpribadi dan komponen
komunikasi efektif dengan sangat baik. Informan tambahan 1 pertama ini mengungkapkan bahwa dirinya
merasa sangat tertarik kepada ketiga pengajar tari. Ia juga merasa sangat
Universitas Sumatera utara
Universitas Sumatera Utara
nyaman berada didalam sanggar SIR tersebut, karena memiliki pengajar- pengajar yang bersikap baik, adil, mampu menyelesaikan masalahnya
dalam menari, mampu meningkatkan semangatnya melalui dukungan- dukungan yang diberikan dan juga mampu merasakan apa yang dirasakan
oleh informan tambahan 1 pertama ini. Tetapi dari hasil wawancara yang diperoleh, peneliti menemukan
bahwa informan tambahan 1 pertama tidak memperhatikan setiap gerak-gerik yang dilakukan oleh pengajarnya untuk mengenali setiap
karakter dari masing-masing anak didik. Hanya observasi penelitilah yang membuktikan bahwa pengajar tari benar mengenal dirinya sendiri
dan juga anak didik. peneliti melihat ketiga informan utama tidak ada melakukan kesalahan didalam mengajar dan mendidik anak didiknya,
karena sebelumnya mereka sudah mengetahui kekurangan dari masing- masing dan juga tahu bagaimana cara bersikap dengan anak-anak
didiknya. Sehingga pada akhirnya , ketiga informan utama tersebut tidak ada melakukan kesalahan lagi.
2. Informan Tambahan 2 kedua Nama
: Putri Sarah
Tempat Tanggal Lahir :
Medan, 23 Januari 2003 Usia
: 12 Tahun
Agama :
Islam Suku
: Padang
Alamat :
Jl. Brigjend katamso No. 278 Medan
Sekolah Kelas :
Kelas 6 SD Global Prima Lama Menjadi Anggota
: 2 Tahun
Ciri-ciri :
Berwajah bulat, berkulit putih,
kecil dan agak gemuk, berambut
pirang, pendek dan ikal.
Universitas Sumatera utara
Universitas Sumatera Utara
Tempat Waktu Wawancara :
Rumah informan; Kamis, 26 Februari 2015; pukul 14.30
WIB
A. Interpretasi Data Tanggal 26 Februari 2015, peneliti mendatangi rumah dari
informan tambahan 2 kedua untuk melakukan wawancara terakhir. Sebelumnya peneliti sudah menghubungi ibu dari informan tambahan ini
terlebih dahulu agar bersedia untuk meluangkan waktu bagi peneliti untuk melakukan wawancara.
Sebelum melakukan wawancara, peneliti menjelas ulang tujuan dari dilakukannya wawancara tersebut. Setelah ibu dan informan
tambahan 2 kedua sudah memahaminya, peneliti langsung memulai wawancara dengan pedoman wawancara yang sudah peneliti siapin
terlebih dahulu. B. Analisis Komponen Tujuan Komunikasi Antarpribadi
i. Mengenal Diri Sendiri dan Orang Lain Informan tambahan 2 kedua melihat bahwa adanya pengajar yang
memperhatikan ia dan juga teman-temannya didalam sanggar. Tetapi ia tidak mengetahui alasan dari yang dilakukan pengajar-pengajarnya.
Dilihat dari hal tersebut, sudah jelas bahwa informan utama benar melakukan tujuan komunikasi antarpribadi pertama ini. Mereka
mengetahui kewajibannya dalam mengajar dan ingin menjadi pengajar yang baik dari memperhatikan setiap tingkah laku anak didiknya agar
bisa mengenali anak didik serta bisa tahu bagaimana cara mengajar yang baik kepada mereka.
“Kayanya ada kak, kadang nde, kak ifi sama kak deya suka kali nengok-nengok kami kalo entah lagi ngapain-ngapain. Tapi enggak
tau kenapa kami diperhatikan kek gitu kak.”
Universitas Sumatera utara
Universitas Sumatera Utara
ii. Mengetahui Dunia Luar Menambah pengatahuan kepada anak didik adalah yang dilakukan
oleh informan utama. Memberikan pengetahuan tentang dunia luar adalah cara pengajar dalam mendidik mereka agar lebih berhati-hati
ketika berada diluar. Hal tersebut telah terbukti dari yang dikatakan oleh informan tambahan 2 kedua. Informan tambahan 2 kedua
telah diberi pengetahuan tambahan dari pengajarnya selain ia mendapatkan itu dari ibunya sendiri.
“Ada sih kadang-kadang. Ngasih tau kek mana diluar gitu kan kak? Adaaa. Terus kami di nasehati buat hati-hati diluar. Karna
banyak yang aneh-aneh diluar sana katanya. Jadi ya makin tau putri kek mana diluar. Kadang putri dikasih tau kek gitu sama
mama aja. Tapi pengajar nari putri ada ngasih tau juga kok kaya mama.”
iii. Menciptakan dan Memelihara Hubungan yang Bermakna Menurut informan utama didalam penelitian, mereka telah
menciptakan dan memelihara hubungan yang bermakna dengan anak didiknya. Hal tersebut dibenarkan oleh informan tambahan 2 kedua.
Ia mengatakan bahwa teman-teman dan pengajar-pengajarnya sangat baik. Kekompakan diantara kedua terjalin dengan baik. Seperti yang
dikatakan oleh informan tambahan 2 kedua: “Iya kak, nyaman putri. Karna kawan-kawan putri baek-baek.
Terus pengajarnya juga baek-baek. Enggak ada yang galak-galak. Senang putri jadinya. Kami kaya kompak gitu kak semuanya.”
iv. Mengubah Sikap dan Perilaku Salah satu teman dari informan tambahan 2 kedua telah berhasil
merubah sikap maupun perilakunya yang tidak baik menjadi sangat baik. Perubahan tersebut dikarenakan pengajar-pengajarnya yang
sangat bersabar dalam memberi nasihat, sehingga nasihatnya tersebut
Universitas Sumatera utara
Universitas Sumatera Utara
pun dapat diterima dengan baik oleh teman dari informan tambahan 2 kedua ini. Seperti yang dikatakan oleh informan tambahan 2
kedua: “Jahat-jahat gitu kak? Adalah kawan putri. Dia jahat kali
memang. Suka kali gangguin kawan-kawan putri. Yang rambutnya ditarik lah, yang digelitikinnya dari belakang pas latihan. Putri
kalo ada dia pas latihan, malas kali putri kak. Tapi itu dulu. Itulah pengajar-pengajar putri sering negur dia. Heh enggak boleh gitu
kata nde. Terus kak Deya juga sama kak ifi datangin dia bilang jangan kek gitu. Terus dia ketawa-ketawa pulak kak kalo dikasih
tau sama kak Deya sama kak Ifi. Tapi habis itu langsung enggak gitu lagi dia.”
v. Bermain dan Mencari Hiburan Bermain adalah sebuah kegiatan yang disenangi oleh anak-anak.
Tetapi yang dimaksudkan kata bermain yang dilakukan didalam sanggar ini adalah mengobrol dan bercanda-canda. Menurut informan
utama, hal tersebut bisa menjadi hiburan tersendiri juga didalam sanggarnya. Ini terbukti dari yang dirasakan oleh informan tambahan
2 kedua sebagai anak didik. Obrolan yang mengundang canda dan tawa dapat membuat ia dan teman-temannya terhibur.
“Ih seringla kak, pas istirahat kami kek gitu. Nde, kak Deya sama kak Ifi lucu-lucu kak. Jadi kami sering ketawa-ketawa dibuatnya. Terhibur
pastila kak, namanya udah dibuat ketawa. Terus jadi enggak terasa capek putri pun kak. Karna kayanya kebanyakan ketawa aja di
sanggar.”
C. Analisis Komponen Komunikasi Efektif i. Keterbukaan Openess
Keterbukaan ini tidak pernah dilakukan oleh informan tambahan 2 kedua kepada salah satu pengajarnya. Ini tidak dilakukannya karena
ia belum menemukan kesulitan yang harus dibicarakan kepada pengajarnya. Tetapi hal yang demikian, informan tambahan 2 kedua
melihat bahwa ada salah satu temannya yang melakukan itu. Salah
Universitas Sumatera utara
Universitas Sumatera Utara
satu teman informan tambahan 2 kedua ini melihat temannya yang mau terbuka dengan salah satu pengajar. Kemudian setelah itu, ia
melihat bahwa pengajarnya mau menolong dengan sangan baik temannya tersebut. Seperti yang dikatakannya:
“Putri enggak pernah kak. Tapi ada kawan putri pernah kek gitu. Dia kaya susah kali pas latihan. Putri tanya kenapa kok susah kali.
Maksud Putri kan kak biar Putri ajari. Terus kayanya dia malu. Tapi kak Deya nanya langsung ke dia, barula Putri tau dia
rupanya enggak bisa dikasih gerakan banyak-banyak gitu. Susah ngapal dia kak. Habis itu langsung diajari kak Deya dia.”
ii. Empati Empathy Informan utama mengatakan bahwa mereka mampu merasakan apa
yang dirasakan oleh anak didiknya. Hal tersebut dapat terbukti dari yang dikatakan oleh informan tambahan 2 kedua sebagai anak
didiknya. Informan tambahan 2 kedua mengatakan bahwa pengajar- pengajarnya ketika melihat mereka sedang dalam kesulitan, pengajar-
pengajarnya tersebut mau membantu. “…pengajar-pengajar Putri mau dengar keluhan kami tanpa
marah-marah. Enggak pernah pun pengajar Putri marah. Baek- baek kali. Kadang nengok kami susah ngikuti gerakan aja mau
langsung dibantui.”
iii. Dukungan Supportiveness
Dukungan adalah hal yang sangat dibutuhkan bagi masing-masing anak didik untuk bisa membangkitkan semangat mereka dalam
mengasah potensi yang ada didalam diri mereka. Hal tersebut diberikan oleh informan utama agar bisa melihat anak-anak didiknya
berhasil didalam bidang ini. Menurut informan tambahan 2 kedua, ia dan teman-temannya mendapatkan hal tersebut yang telah
membangkitkan semangat ia dan teman-temannya. “Semua pengajar Putri sering kali ngasih semangat kami kak.
Kadang nyeritain yang udah didapat sama pengajar-pengajar Putri. Kami ya makin semangat la kak, kami pengen kaya
pengajar-pengajar kami. Jadi Putri pernah bilang, kalau Putri
Universitas Sumatera utara
Universitas Sumatera Utara
udah pande kali nari, bawa Putri kemana-mana. Terus kata Nde, iya kak. Malahan bisa sampe ke Luar Negeri nanti dibawa.”
iv. Rasa Positif Positiveness Rasa positif telah dibangun oleh informan utama kepada anak
didiknya terhadap dunia tari. Informan tambahan 2 kedua telah membuktikan hal tersebut adalah benar. Seperti yang dikatakan oleh
informan tambahan 2 kedua: “Ada sih kadang. Pas istirahat gitu dikasih tau. Kata pengajar Putri,
dari nari bisa ngasilin duit banyak kak. Terus bisa buka sanggar sendiri lagi. Putri makin suka kalila jadinya nari-nari. Putri pengen
semua tarian bisa Putri narikan.”
v. Kesamaan Equality Kesamaan pemahaman dan kesamaan dalam bersikap telah
dilakukan oleh informan utama. Mereka melakukannya agar bisa menarik simpati anak didik dan juga membangun rasa nyaman pada
masig-masing anak didik. Informan tambahan 2 kedua merasa bahwa ia dan teman-temannya tidak ada dibeda-bedakan oleh pengajar-
pengajarnya. Seperti yang dikatakannya: “Iya kak. Adil semuanya sama kami. Enggak ada dibeda-bedain kok.
Sama semuanya baek. Cerita-cerita kamipun kak diterima semua sama pengajar Putri.”
D. Kesimpulan Kasus Melalui data yang diperoleh dari informan tambahan didalam
penelitian ini, peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa data yang diberikan oleh informan utama adalah benar adanya. Informan utama
memang melakukan dari semua komponen tujuan komunikasi antarpribadi dan juga komponen komunikasi efektif.
Menurut informan tambahan 2 kedua, ia telah menyatakan bahwa pengajar-pengajarnya telah memperhatikan mereka selama berada
Universitas Sumatera utara
Universitas Sumatera Utara
didalam sanggar, memberi pengetahuan tambahan mengenai dunia luar, merasakan adanya rasa kebersamaan satu dengan yang lainnya, melihat
ada seorang temannya yang sudah berubah menjadi lebih baik, pengajar- pengajarnya juga mampu membuat suasana didalam sanggar menjadi
nyaman, melihat pengajarnya yang mau menolong temannya yang sedang kesulitan, diberi dukungan yang dapat membangkitkan semangat
ia dan teman-temannya dan juga melihat bahwa pengajar-pengajarnya sangat adil dan tidak adanya perbedaan satu dengan yang lainnya.
4.2 Pembahasan