yang lama maka akan terjadi peningkatan tekanan darah secara menetap dan berakibat pada hipertensi.
5.6 Perbedaan Frekuensi Denyut Nadi Sebelum dan Sesudah Bekerja
Berdasarkan hasil penelitian, rata-rata frekuensi denyut nadi sebelum bekerja adalah 76 denyut per menit, sedangkan rata-rata frekuensi denyut nadi
sesudah bekerja adalah 82 denyut per menit. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar pekerja pertenunan mengalami peningkatan frekuensi denyut nadi sesudah
bekerja. Hasil uji Statistik menunjukkan terdapat perbedaan frekuensi denyut nadi
sebelum dan sesudah bekerja pada pekerja pertenunan di Kecamatan Balige p = 0,001. Adanya perbedaan yang bermakna antara frekuensi denyut nadi sebelum
dan sesudah bekerja menunjukkan adanya pengaruh kebisingan terhadap kenaikan frekuensi denyut nadi pekerja pertenunan di Kecamatan Balige. Hasil penelitian
ini sama seperti hasil penelitian yang dilakukan oleh Setiyanto 2013 yang menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara denyut nadi sebelum
bekerja dengan sesudah bekerja pada pekerja di PT. Pertani Persero Cabang Surakarta, yang artinya ada pengaruh kebisingan terhadap kenaikan denyut nadi
pada pekerja di lokasi tersebut. Sistem pendengaran merupakan indera terbuka yang dapat menerima
stimulus suara secara terus menerus, bahkan dalam keadaan tidur. Ketika suara dengan intensitas tinggi ditangkap oleh daun telinga dan diteruskan melalui tulang
pendengaran menuju sel rambut dalam di koklea, terjadi eksitasi berlebihan dari ujung nervus akustikus. Eksitasi ini akan diteruskan menuju kolikulus inferior di
Universitas Sumatera Utara
batang otak dalam waktu 5 ms hingga 10 ms, berlanjut menuju nukleus genikulatum medialis di talamus, kemudian diteruskan ke korteks pendengaran di
lobus temporalis dalam waktu 20 ms hingga 100 ms dan diinterpretasikan sebagai suatu kebisingan.
Adanya jaras neuron terpisah kedua dari talamus menuju korteks yang diperantarai oleh amigdala, menjadikan amigdala berperan penting sebagai
perantara dalam mekanisme peningkatan tekanan darah akibat stimulus pendengaran. Amigdala yang mengalami eksitasi berlebihan akibat kebisingan
akan meneruskan impuls bukan hanya ke korteks, namun juga ke hipotalamus. Di hipotalamus terjadi aktivasi aksis HPA Hypothalamus-Pituitary-Adrenal dan
aksis SAM Sympathetic-Adrenal-Medullary. Aktivasi aksis HPA dimulai dengan penglepasan CRF Corticotropin
Releasing Factor dari hipotalamus. CRF merangsang hipofisis anterior untuk melepaskan ACTH Adreno-Cortico-Tropin Hormon ke dalam plasma. Pada
gilirannya, peningkatan ACTH plasma akan merangsang korteks adrenal untuk memproduksi kortisol. Aktivasi aksis SAM dimulai dengan potensiasi sistem saraf
simpatis oleh hipotalamus yang menyebabkan peningkatan produksi epinefrin dan norepinefrin oleh medula adrenal. Peningkatan produksi epinefrin dan
norepinefrin akan mengakibatkan peningkatan kontraksi otot jantung dan frekuensi denyut jantung Spreng, 2000.
Universitas Sumatera Utara
61
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan