Hubungan Tingkat Kebisingan dengan Tekanan Darah

2. Angiotensin merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal dan hormone ini sebaliknya juga bekerja pada ginjal menyebabkan penurunan ekskresi garam dan air. Kedua efek ini cenderung meningkatkan volume darah yang merupakan factor penting dalam pengaturan tekanan darah jangka panjang. Oleh karena adanya paparan kebisingan, pusat vasomotor mengirim impuls eksitasi melalui serabut saraf simpatis ke jantung untuk meningkatkan aktivitas jantung kontraktilitas jantung, meningkatkan frekuensi jantung melalui reseptor beta – 1 sehingga memperbesar curah jantung. Meningkatkan curah jantung dan tahanan perifer total akan meningkatkan kenaikan tekanan darah.

5.5 Hubungan Tingkat Kebisingan dengan Tekanan Darah

Untuk menganalisis hubungan tingkat kebisingan dengan tekanan darah, dilakukan pengambilan data tekanan darah sesudah bekerja dan berapa besar paparan kebisingan yang diterima masing-masing pekerja. Hasil uji analisis menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara tingkat kebisingan dengan tekanan darah sistolik sesudah bekerja p = 0,005 dan ada hubungan yang signifikan antara tingkat kebisingan dengan tekanan darah diastolik sesudah bekerja p = 0,003. Hasil uji ini memiliki arti bahwa ada hubungan yang signifikan antara tingkat kebisingan dengan tekanan darah pada pekerja pertenunan ulos di Kecamatan Balige. Nilai kekuatan korelasi r tekanan darah sistolik sebesar 0,417 dan diastolik sebesar 0,432. Nilai tersebut menunjukkan kekuatan korelasi yang sedang dengan arah korelasi positif. Arah korelasi positif artinya semakin naik Universitas Sumatera Utara tingkat kebisingan, tekanan darah sistolik dan diastolik sesudah bekerja juga semakin naik. Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian Suardy 2012 yang menunjukkan bahwa ada hubungan antara intensitas kebisingan di tempat kerja dengan peningkatan tekanan darah sistolik dan diastolik pada karyawan PT. Industri Kapal Indonesia IKI Makassar. Pada penelitian ini tekanan darah pekerja secara umum masih dalam kondisi yang normal. Tetapi apabila sering terpapar kebisingan dalam waktu yang lama kemungkinan besar akan semakin meningkatkan tekanan darah pekerja pertenunan tersebut. Spreng 2000 menyatakan bahwa pada keadaan di mana paparan kebisingan terjadi berulang-ulang, plastisitas yang tinggi dari traktus talamo-amigdala dan sel saraf di amigdala berperan penting dalam menyebabkan peningkatan tekanan darah secara menetap. Jika stimulus kebisingan dengan intensitas dan frekuensi nada yang serupa diterima secara berulang, akan terjadi potensiasi jangka panjang atau fasilitasi heterosinaptik yang menghasilkan peningkatan efikasi sinaps pada traktus talamo-amigdala dan amigdala. Artinya, paparan kebisingan kedua dalam waktu yang lebih singkat dari paparan kebisingan pertama sudah mampu untuk mengeksitasi amigdala dan mengaktivasi aksis HPA Hypothalamus-Pituitary-Adrenal dan SAM Sympathetic-Adrenal- Medullary. Demikian juga dengan paparan-paparan kebisingan berikutnya akan mempercepat terjadinya aktifasi sistim saraf dan hormon yang berperan meningkatkan tekanan darah. Apabila hal tersebut terjadi dalam jangka waktu Universitas Sumatera Utara yang lama maka akan terjadi peningkatan tekanan darah secara menetap dan berakibat pada hipertensi.

5.6 Perbedaan Frekuensi Denyut Nadi Sebelum dan Sesudah Bekerja