Pilihan Bahasa Komponen Tutur

xl d. Register merupakan variasi bahasa yang disebabkan oleh adanya sifat- sifat khas keperluan pemakaiannya, misalnya dalam bahasa tulis dikenal adanya bahasa iklan, bahasa tajuk, bahasa artikel, dan sebagainya; dalam bahasa lisan dikenal bahasa lawak, bahasa politik, bahasa pialang, dan sebagainya. e. Tingkat tutur merupakan variasi bahasa yang disebabkan oleh adanya perbedaan anggapan penutur tentang relasinya hubungannya dengan mitra tutur.

b. Pilihan Bahasa

Sosiolinguistik sebagai suatu bidang studi bahasa ada karena ada pilihan-pilihan dalam penggunaan bahasa. Istilah masyarakat anekabahasa mengacu pada kenyataan bahwa di sana ada beberapa bahasa dan ada pilihan bahasa Sumarsono dan Paina Partana, 2002:200. Menurut Fasold dalam Abdul Chaer dan Leonie Agustina, 1995:203 hal pertama yang terbayang bila memikirkan bahasa adalah bahasa keseluruhan whole la ngua ges yang di dalamnya terdapat seseorang dalam masyarakat bilingual atau multilingual berbicara dua bahasa atau lebih dan harus memilih yang mana yang harus digunakan. Dalam hal memilih tersebut, terdapat tiga jenis pilihan yang dapat dilakukan, yaitu, pertama dengan alih kode code switching , artinya menggunakan satu bahasa pada satu keperluan, dan menggunakan bahasa lain pada keperluan lain. Kedua, dengan melakukan campur kode code- xli mixing , artinya, menggunakan satu bahasa tertentu dengan dicampuri serpihan-serpihan dari bahasa lain. Ketiga, dengan memilih satu variasi bahasa yang sama va r ia tion within the sa me la ngua ge . Batas ketiga pilihan ini kadang-kadang dengan mudah dapat ditentukan, tetapi kadang- kadang agak sukar karena batasnya menjadi kabur.

c. Komponen Tutur

Munculnya pisuhan dapat disebabkan oleh adanya peristiwa tertentu atau disebabkan oleh adanya reaksi dari kata-kata yang diucapkan oleh pembicara sebelumnya Sudaryanto dkk, 1982:146-152. Pendek kata, pisuhan terjadi karena adanya peristiwa tutur. Peristiwa tutur adalah keseluruhan peristiwa pembicaraan dengan segala faktor serta peranan faktor-faktor itu di dalam peristiwa pembicaraan. Faktor-faktor yang mengambil peranan dalam peristiwa tutur itu antara lain: penutur speaker, lawan bicara hear, receiver, pokok pembicaraan topic, tempat bicara seting, dan suasana bicara situation scene Suwito, 1983 . Sehubungan dengan konsep peristiwa tutur tersebut, Hymes 1989: 53—62 mengemukakan adanya faktor-faktor yang menandai terjadinya peristiwa tutur itu dengan akronim SPEAKING, yang masing-masing bunyi merupakan fonem awal dari faktor-faktor yang dimaksud periksa Wardhaugh, 1988: 238—240. a. Setting and Scene S Hal ini berhubungan dengan tempat, waktu, dan suasana pembicaraan. Apakah suatu ujaran itu dilakukan dalam situasi formal atau informal. xlii b. Participants P Faktor ini mengacu pada peserta tutur atau pihak-pihak yang terlibat dalam pembicaran, yaitu pembicara, lawan bicara, dan pendengar. c.. Ends E Faktor ini berkaitan dengan maksud dan tujuan yang ingin dicapai oleh pihak- pihak yang terlibat dalam pembicaraan. d. Act sequence A Faktor ini berhubungan dengan bentuk aktual dan isi tuturan, yaitu suatu peristiwa dimana seseorang pembicara sedang mempergunakan kesempatan bicaranya. e. Key K Faktor ini berhubungan dengan nada suara, cara menyampaikan, keadaan si pembicara, dan faktor-faktor emosional lainnya yang rnempengaruhi tuturan itu, seperti: santai, serius, senang, atau sedih. f. Instrumentaliites I Faktor yang berkaitan dengan alat atau media dan bentuk bahasa yang digunakan untuk menyampaikan tuturan. Media yang digunakan itu dapat berwujud lisan, tulisan, atau telepon; sedangkan bentuk bahasa menyangkut ragam, dialek, variasi, atau register. g. Norm of interection and interpretation N xliii Faktor ini menyangkut norma-norma atau kaidah-kaidah kebahasaan yang harus ditaati oleh para anggotanya dan penafsiran terhadap tuturan dari lawan bicara. h. Genre G Faktor ini menyangkut bentuk-bentuk tuturan yang digunakan dalam berkomunikasi, seperti puisi, peribahasa, khotbah, kuliah.

d. Konteks Sosiokultural