4.4.2. Aspek Sasaran Penerima Dana Pinjaman Bergulir
Sasaran penerima dana pinjaman bergulir adalah masyarakat miskin yang memiliki wirausaha berskala mikro serta pengangguran yang berada pada
wilayah kelurahan baik itu pedesaan maupun perkotaan. Data-data yang diperoleh mengenai sasaran penerima dana pinjaman bergulir di Kelurahan Karang
Berombak diperoleh berdasarkan beberapa indikator. Indikator tersebut antara lain adalah indikator sosialisasi program pinjaman bergulir, indikator kriteria
penerima dana pinjaman bergulir, indikator penyaluran dana pinjaman bergulir kepada masyarakat yang sesuai dengan kriteria dan yang terakhir adalah indikator
bergulirnya pinjaman kepada masyarakat yang belum melaksanakan pinjaman bergulir. Indikator-indikator tersebut selanjutnya dikembangkan dalam bentuk
pertanyaan, dan setiap jawaban dari pertanyaan tersebut diberi skor. Selain itu juga dilakukan wawancara kepada narasumber yang memiliki pengetahuan
tentang program pinjaman bergulir untuk menambah informasi tentang efektifitas pelaksanaan program pinjaman bergulir di Kelurahan Karang Berombak
berdasarkan aspek sasaran penerima dana pinjaman bergulir.
a. Sosialisasi Program Pinjaman Bergulir
Sosialisasi merupakan kegiatan yang harus dilaksanakan sebelum berlangsungnya program guna menciptakan pemahaman yang baik kepada
masyarakat maupun pihak terkait tentang program yang akan dilaksanakan. Proses sosialisasi sangat menentukan ketertarikan masyarakat untuk berperan dan
terlibat aktif dalam sebuah program. Sosialisasi yang baik juga akan menciptakan partisipasi yang tinggi dari masyarakat terkait dengan pelaksanaan program.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan hasil wawancara penulis mengenai pelaksanaan sosialisasi program pinjaman bergulir dengan senior fasilitator, Bapak W, disebutkan
sebagai berikut: Sosialisasi pelaksanaan program pinjaman bergulir telah kami lakukan
sejak akhir tahun 2009, ketika kami diberitahukan bahwa Kelurahan Karang Berombak akan mendapatkan dana pinjaman bergulir.
Sosialisasi dilakukan bersama dengan rekan-rekan fasilitator, relawan, tokoh masyarakat, aparatur Kelurahan yaitu lurah dan kepala
lingkungan serta tokoh agama. Kami juga mengumumkan melalui poster dan spanduk yang kami tempatkan di beberapa tempat yang
strategis, seperti kantor kelurahan, jalan-jalan yang sering dilalui, tempat ibadah maupun di kantor BKM sendiri. Setelah pemberitahuan
tersebut selesai dilakukan kami kemudian mengundang masyarakat untuk datang mengikuti sosialisasi untuk menjelaskan tujuan program,
jumlah dana yang diperoleh, syarat-syarat yang harus dipenuhi, peraturan-peraturan program hingga manfaat program.
Distribusi tanggapan responden tentang sumber informasi pelaksanaan program pinjaman bergulir di Kelurahan Karang Berombak ditunjukkan pada
grafik 13 berikut:
Sumber: Hasil Penelitian 2011
Grafik 13. Distribusi Tanggapan Responden Mengenai Sumber Informasi Pelaksanaan Program Pinjaman Bergulir di Kelurahan Karang
Berombak
Universitas Sumatera Utara
Grafik 13 menunjukkan 25 orang responden menyatakan bahwa mereka mengetahui adanya program pinjaman bergulir dari masyarakat Kelurahan Karang
Berombak. Dari kenyataan tersebut jelas terlihat bahwa BKM maupun fasilitator kurang berperan dalam melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang adanya
program pinjaman bergulir. Tidak dapat dipungkiri bahwa jumlah pengurus BKM dan jumlah tim fasilitator sangat tidak berimbang dengan jumlah masyarakat dan
juga luas wilayah Kelurahan Karang Berombak terhadap penyampaian informasi tentang adanya program pinjaman bergulir. Peran yang sangat kecil dari pihak
diluar program pinjaman bergulir membuat sosialisasi semakin tidak berjalan efektif.
Wawancara dengan B.M, salah satu warga yang bukan anggota KSM, menyatakan sebagai berikut:
Saya tidak pernah mendapatkan informasi ataupun sosialisasi mengenai adanya program pinjaman bergulir. Saya mengetahui
adanya program pinjaman bergulir ketika program telah dilaksanakan dan sedang berjalan. Setelah saya mengetahui adanya program
tersebut, saya kemudian mengajak beberapa rekan saya untuk menjadi calon anggota KSM, kemudian kami mendaftar dan sekarang kami
telah masuk dalam daftar tunggu untuk menjadi anggota KSM. Kenyataan tersebut sejalan dengan pendapat Ketua BKM, Bapak H, yang
menyatakan sebagai berikut: Kami telah mengerahkan semaksimal mungkin tenaga kami untuk
melakukan sosialisasi program pinjaman bergulir dengan melibatkan semua pengurus BKM dan juga tim fasilitator. Jangka waktu
sosialisasi sebenarnya sangat panjang, tetapi karena keterbatasan jumlah tenaga yang kami miliki mungkin menyebabkan sosialisasi
kurang berjalan efektif. Kami juga telah meminta bantuan kantor kelurahan, relawan dan tokoh masyarakat untuk memberitahukan
mengenai adanya program pinjaman bergulir di Kelurahan Karang Berombak.
Universitas Sumatera Utara
Sosialisasi dalam menyampaikan suatu informasi tidak akan berjalan efektif hanya dengan melibatkan pihak-pihak yang terkait langsung dalam
pelaksanaan suatu program. Dibutuhkan partisipasi pihak-pihak di luar program, terutama pihak yang mempunyai rasa perduli dan kemauan yang kuat agar
program tersebut dapat berhasil dalam pelaksanaannya. Distribusi tanggapan responden mengenai kualitas sosialisasi yang
dilakukan BKM dan fasilitator perihal pelaksanaan program pinjaman bergulir di Kelurahan Karang Berombak ditunjukkan dalam grafik 14 berikut ini.
Sumber: Hasil Penelitian 2011
Grafik 14. Distribusi Tanggapan Responden Mengenai Kualitas Sosialisasi yang Dilakukan BKMFasilitator Terhadap Pelaksanaan
Program Pinjaman Bergulir
Grafik 14 menunjukkan 26 orang responden menyatakan bahwa kualiatas sosialisasi yang dilakukan BKM maupun fasilitator tidak baik. Jawaban tersebut
sejalan dengan jawaban responden sebelumnya mengenai sumber informasi pelaksanaan program pinjaman bergulir, dimana mayoritas responden
menyatakan bahwa mereka mengetahui adanya program pinjaman bergulir dari masyarakat Kelurahan Karang Berombak, bukan dari sosialisasi yang dilakukan
Universitas Sumatera Utara
BKM maupun fasilitator. Keadaan tersebut menyebabkan banyaknya masyarakat Kelurahan Karang Berombak yang tidak mengetahui adanya program pinjaman
bergulir di Kelurahan mereka, padahal masyarakat tersebut sangat membutuhkan pinjaman melalui program pinjaman bergulir dan mereka juga memiliki potensi
untuk mengembangkan usaha yang mereka kelola serta yang terutama adalah mereka juga memenuhi syarat untuk menerima dana pinjaman bergulir.
b. Kriteria Penerima Dana Pinjaman Bergulir
Pada dasarnya dana pinjaman bergulir yang disalurkan kepada masyarakat bertujuan untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat miskin melalui
peningkatan wirausaha yang dimiliki oleh masyarakat miskin tersebut. Dalam pelaksanaannya sangat diperlukan kriteria-kriteria untuk menjadi penerima dana
pinjaman bergulir sehingga terpenuhi unsur ketepatan sasaran program. Grafik 15 berikut ini menunjukkan tanggapan responden mengenai
keterlibatan anggota KSM dalam penentuan kriteria masyarakat yang berhak menerima dana pinjaman bergulir.
Sumber: Hasil Penelitian 2011
Grafik 15. Distribusi Tanggapan Responden Mengenai Keterlibatan Anggota KSM dalam Menentukan Kriteria Masyrakat yang Berhak
Menerima Dana Pinjaman Bergulir
Universitas Sumatera Utara
Grafik 15 menunjukkan bahwa 32 orang responden menyatakan anggota KSM pernah beberapa kali mengikuti pertemuan untuk menentukan kriteria
masyarakat yang berhak menerima dana pinjaman bergulir. Dari grafik 15 juga dapat disimpulkan bahwa masyarakat memiliki kesadaran yang tinggi terhadap
pelaksanaan program pinjaman bergulir. Kesadaran ini bahkan telah terlihat dari awal pelaksaan program pinjaman bergulir yaitu dengan tingginya partisipasi
masyarakat untuk mengikuti pertemuan untuk menentukan kriteria masyarakat yang berhak menerima dana pinjaman bergulir, walaupun pada saat itu
masyarakat belum mengetahui kepastian pelaksanaan program pinjaman bergulir. Wawancara penulis dengan Ketua BKM, Bapak H, mengenai keterlibatan
anggota KSM dalam menentukan masyarakat yang berhak menerima dana pinjaman bergulir adalah sebagai berikut:
Ketertarikan masyarakat terhadap pelaksanaan program pinjaman bergulir ini telah terlihat sejak awal diluncurkannya program
pinjaman bergulir. Ketentuan yang diberlakukan mengenai pelaksanaan program pinjaman bergulir sebelum dilaksanakan
adalah terpenuhinya kriteria masyarakat yang berhak menerima dana pinjaman bergulir dan yang menentukan adalah masyarakat
itu sendiri. Antusias masyarakat sangat jelas terlihat dari banyaknya usulan yang disampaikan masyarakat mengenai
kriteria masyarakat yang berhak menerima dana pinjaman bergulir. Usulan yang telah mereka sepakati pada pembahasan
tingkat lingkungan kemudian dibahas kembali pada pembahasan tingkat Kelurahan untuk kemudian ditentukan bersama kriteria
masyatakat yang berhak menerima dana pinjaman bergulir.
Data tanggapan responden mengenai ketepatan sasaran penerima dana pinjaman bergulir, dapat dilihat pada grafik
16 berikut:
Universitas Sumatera Utara
Sumber:Hasil Penelitian 2011
Grafik 16. Tanggapan Responden Mengenai Ketepatan Sasaran Penerima Dana Pinjaman Bergulir
Grafik 16 menunjukkan bahwa 37 orang responden menyatakan bahwa sasaran program pinjaman bergulir telah sesuai dengan kriteria masyarakat yang
berhak menerima dana pinjaman bergulir. Sasaran dari pelaksanaan program pinjaman bergulir adalah masyarakat miskin yang memiliki wirausaha ataupun
masyarakat miskin yang memiliki potensi untuk berwirausaha. Penentuan kriteria masyarakat miskin itu sendiri dilakukan oleh masyarakat yang akan menerima
dana pinjaman bergulir melalui musyawarah. Penentuan masyarakat miskin yang berhak menerima dana pinjaman bergulir dilakukan sebelum pelaksanaan
program pinjaman bergulir. Musayawarah untuk menentukan masuyarakat yang berhak menerima dana pinjaman bergulir dilakukan untuk mencegah agar dana
pinjaman bergulir tidak jatuh kepada pihak yang tidak membutuhkan atau pihak yang memiliki kemampuan secara finansial. Kriteria kemiskinan yang berhasil
dirumuskan masyarakat dalam pelaksanaan program pinjaman bergulir adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
1. Pendapatan total maksimal Rp.20.000hari
2. Jumlah tanggungan dalam keluarga minimal 5 lima orang atau lebih
3. Pekerjaan tidak tetap atau serabutan
4. Pendidikan rata-rata anak dalam satu keluarga adalah setingkat SLTP, karena
ketidakmampuan orang tua 5.
Umur jompo miskin di atas 60 tahun, kecuali untuk kondisi tertentu seperti menderita penyakit akut dan cacat.
6. Memilik balita dalam keluarga yang mengalami kurang asupan gizi
7. Tidak mampu mencukupi kebutuhan sehari-hari secara layak
8. Janda miskin
Kenyataan tersebut sesuai dengan pernyataan Ketua KSM Sakura III, Ibu M, yang menyatakan sebagai berikut:
Kami telah beberapa kali mengadakan pertemuan ditingkat RTRW untuk membahas kriteria masyarakat yang berhak menerima dana
pinjaman bergulir. Kami selalu diberikan pemahaman agar merumuskan kriteria masyarakat yang berhak menerima dana
pinjaman dengan sebaik-baiknya, agar dana pinjaman ini nantinya tidak jatuh kepada orang yang tidak tepat. Dari beberapa kali
pertemuan yang kami lakukan pada tingkat RTRW disepakati beberapa kriteria masyarakat yang berhak menerima dana pinjaman
bergulir diantaranya dengan mempertimbangkan banyaknya jumlah anggota keluarga yang masih harus ditanggung, pendapatan sehari
Rp.20.000, tidak mempunyai pekerjaan tetap, dan tidak mampu memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Usulan kami tersebut juga
digunakan pada pembahasan di tingkat Kelurahan dan akhirnya diputuskan sebagai kriteria masyarakat yang berhak menerima dana
pinjaman bergulir.
Pernyataan anggota KSM tersebut didukung oleh pernyataan salah seorang masyarakat di luar anggota KSM tetapi terlibat dalam penentuan masyarakat yang
berhak menerima dana pinjaman bergulir, yang menyatakan sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Saya mengikuti proses penentuan masyarakat yang boleh menerima dana pinjaman bergulir sejak awal. Pertemuan tidak hanya sekali
dilakukan tetapi sampai 5 kali dilakukan dikarenakan banyaknya kriteria yang diajukan masyarakat dan itu benar-benar kami bahas agar
dana tersebut nantinya diperoleh oleh orang-orang yang benar-benar membutuhkan. Pada dasarnya saya sangat menyetujui kriteria yang
telah kami putuskan karena telah sesuai dengan harapan saya sebagai masyarakat Keluruhan Karang Berombak.
Keterangan tersebut mengisyaratkan bahwa masyarakat memliki peran yang penting dalam pelaksanaan program pinjaman bergulir. Sangat jarang
ditemui pada program-program pemberdayaan lainnya, dimana penentuan masyarakat yang berhak menjadi penerima program diserahkan kembali
penentuannya kepada masyarakat. c.
Penyaluran Dana Pinjaman Bergulir Dana pinjaman bergulir untuk setiap anggota KSM disalurkan langsung ke
tangan anggota KSM tanpa melalui rekening. Anggota KSM yang menerima dana pinjaman tersebut kemudian menandatangani surat perjanjian pinjaman, bukti kas
keluar UPK sebagai tanda telah menerima dana pinjaman, dan setelah itu anggota KSM menerima kartu pinjaman yang nantinya berguna untuk setiap transaksi
pengembalian pinjaman. Pada tahap awal pemberian pinjaman kepada setiap anggota KSM adalah sebesar RP.500.000,- dengan bunga pinjaman 1,5 dan
jangka waktu pengembalian pinjaman selama 10 bulan. Ketentuan ini berlaku sama untuk setiap anggota KSM baik itu jumlah pinjaman, bunga yang
dibebankan kepada anggota KSM dan juga jangka waktu pengembalian pinjaman.
Universitas Sumatera Utara
Grafik 17 berikut, menunjukkan tingkat kesulitan yang dihadapi anggota KSM dalam memperoleh dana pinjaman bergulir mulai dari tahap pengajuan
pinjaman hingga tahap persetujuan pemberian pinjaman.
Sumber:Hasil Penelitian 2011
Grafik 17. Tanggapan Responden Mengenai Tingkat Kesulitan dalam Memperoleh Dana Pinjaman Bergulir Mulai Tahap Pengajuan
hingga Tahap Persetujuan Pemberian Pinjaman
Dari grafik 17 terlihat bahwa responden tidak terlalu mengalami kesulitan dalam memperoleh dana pinjaman bergulir mulai dari tahap pengajuan pinjaman
hingga tahap persetujuan pemberian pinjaman. Hal ini mengisyaratkan bahwa anggota KSM masih merasakan adanya kesulitan dalam memproleh dana
pinjaman bergulir. Kesulitan yang dihadapi anggota KSM dalam memperoleh dana pinjaman bergulir disebabkan banyak persyaratan yang harus dilalui anggota
KSM mulai dari tahap pengajuan pinjaman hingga tahap realisasi pemberian pinjaman. Tahapan realisasi pemberian pinjaman harus melalui beberapa tahapan
mulai dari tahap pengajuan pinjaman, tahap pemeriksaan pinjaman, tahap putusan pinjaman dan yang terakhir adalah tahap pemberian pinjaman. Berdasarkan dari
pengamatan yang dilakukan penulis di lapangan, kebanyakan anggota KSM
Universitas Sumatera Utara
sepakat menyatakan bahwa tingkat kesulitan yang paling berarti adalah pada tahap pemeriksaan pinjaman. Pada tahap ini petugas UPK melakukan pemeriksaan
lapangan untuk melihat keadaan wirausaha yang sedang dijalankan calon peminjam. Tujuan kunjungan lapangan ini dilakukan untuk mencari informasi dan
melakukan analisis pinjaman masing-masing anggota KSM berdasarkan 5 C character, condition, capacity, capital dan collateral. Berdasarkan analisis
tersebut kemudian diputuskan apakah anggota KSM yang hendak meminjam layak mendapatkan pinjaman atau tidak. Keadaan tersebut tidak sesuai dengan
harapan anggota KSM yang menilai bahwa prosedur untuk mendapatkan dana pinjaman bergulir sangat rumit jika dibandingkan dengan jumlah dana yang
diperoleh. Oleh karena itu pengurus UPK perlu memberikan penjelasan kepada anggota KSM bahwa prosedur untuk mendapatkan dana pinjaman bergulir
sebenarnya tidak rumit, tetapi membutuhkan proses yang teliti dan berkelanjutan agar nantinya sasaran dari pelaksanaan program pinjaman bergulir sesuai dengan
yang diharapkan. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Bendahara UPK, Ibu N.M, yang
menyatakan sebagai berikut: Masyarakat kurang memahami bahwa proses pemberian pinjaman
harus dilakukan secara teliti agar program pinjaman bergulir dapat terus berlangsung. Karena jika pada awal pemberian pinjaman kami
telah melakukan kesalahan dengan memberikannya kepada orang yang tidak tepat, maka bisa dipastikan program pinjaman bergulir ini
tidak akan terus berjalan. Karena hal ini nantinya berhubungan dengan tingkat pengembalian pinjaman. Jika dana pada tahap awal saja tidak
bisa dikembalikan bagaimana mungkin menggulirkannya kepada anggota KSM lainnya. Oleh karena itu kami harus benar-benar selektif
dalam menentukan KSM yang memperoleh dana pinjaman bergulir pada tahap awal.
Universitas Sumatera Utara
Proses pemeriksaan kelayakan calon peminjam menjadi hal yang penting untuk dilakukan. Pemeriksaan kelayakan calon peminjam dapat digunakan untuk
mengetahui kondisi usaha calon peminjam, kemungkinan untuk mengembangkan usaha serta kemampuan calon peminjam untuk mengembalikan dana pinjaman.
Grafik 18 berikut ini menunjukkan tanggapan responden mengenai tingkat kesulitan proses pencairan dana pinjaman oleh UPK kepada anggota KSM yang
telah sesuai kriteria penerima pinjaman.
Sumber:Hasil Penelitian 2011
Grafik 18. Tanggapan Responden Mengenai Tingkat Kesulitan Proses Pencairan Dana Pinjaman oleh UPK kepada Anggota KSM yang
Telah Sesuai Kriteria Penerima Pinjaman
Grafik 18 menunjukkan bahwa 32 orang responden menjawab tingkat kesulitan proses pencairan dana kepada anggota KSM yang telah sesuai kriteria
penerima pinjaman adalah mudah.. Setelah permohonan disetujui oleh UPK, kemudian KSM menandatangani surat perjanjian pinjaman, kartu pinjaman dan
bukti kas keluar sebagai tanda penerimaan uang. Berkas tersebut kemudian diserahkan kembali kepada pengurus UPK untuk mencocokkan antara surat
perjanjian pinjaman dan bukti kas keluar. Setelah keduanya dicocokkan maka
Universitas Sumatera Utara
dana pinjaman bergulir dapat diserahkan kepada anggota KSM. Anggota KSM juga diwajibkan memiliki tabungan minimal 5 dari jumlah pinjaman yang
diperoleh sebelum memperoleh dana pinjaman bergulir dan setelah memperoleh dana pinjaman bergulir anggota KSM diwajibkan untuk menambah jumlah
tabungan minimal 10 dari jumlah pinjaman yang diperoleh. Wawancara penulis dengan Bendahara UPK, Ibu N.M, mengenai
pencairan dana pinjaman bergulir setelah permohonan pinjaman disetujui oleh UPK adalah sebagai berikut:
Kami berusaha secepat mungkin untuk menyalurkan dana pinjaman kepada anggota KSM yang telah disetujui permohonan pengajuan
pinjamannya. Tetapi kami juga harus melengkapi beberapa berkas yang berhubungan dengan administrasi dan pembukuan UPK. Berkas
tersebut antara lain adalah surat perjanjian pinjaman, kartu pinjaman dan bukti kas keluar. Kami juga membutuhkan waktu untuk meneliti
semua berkas yang berhubungan dengan pengajuan pinjaman seperti meneliti kelengkapan isi berkas pinjaman, surat perjanjian pinjaman,
blanko keputusan UPK, pengajuan pinjaman anggota KSM, copy KTP dan berita acara pembentukan KSM. Setelah semuanya selesai
diperiksa maka dana pinjaman bergulir dapat disalurkan kepada anggota KSM.
d. Perguliran Dana Pinjaman Bergulir kepada KSM yang belum melaksanakan
program pinjaman bergulir Bergulirnya dana pinjaman kepada anggota KSM lain yang belum
melaksanakan program pinjaman bergulir adalah salah satu tujuan utama dari pelaksanaan program pinjaman bergulir. Kecilnya alokasi anggaran yang
diberikan pemerintah melalui pelaksanaan program pinjaman bergulir menyebabkan pengelola program harus benar-benar menjamin agar dana yang
tersedia tersebut dapat disalurkan dan digunakan dengan sebaik-baiknya oleh masyarakat yang membutuhkan. Kunci keberhasilan bergulirnya dana pinjaman
Universitas Sumatera Utara
dari anggota KSM yang telah melaksanakan program pinjaman bergulir kepada anggota KSM yang belum melaksanakan program pinjaman bergulir adalah
terletak pada tingkat pengembalian dari anggota KSM yang sedang melaksanakan program pinjaman bergulir. Untuk itu diperlukan pendampingan dan pengawasan
oleh petugas UPK terhadap usaha yang dikelola oleh anggota KSM yang memperoleh dana pinjaman bergulir. Pendampingan dan pengawasan ini
dilakukan untuk melihat perkembangan ataupun masalah yang dihadapi anggota KSM dalam mengelola usahanya. Selain itu perlu juga dilakukan penyadaran
secara terus-menerus kepada anggota KSM bahwa dana yang diberikan adalah pinjaman bukan hibah, sehingga mereka memiliki kesadaran yang baik terhadap
pengembalian dana pinjaman bergulir agar dana tersebut dapat disalurkan kepada anggota KSM lain yang belum mendapatkan dana pinjaman bergulir.
Tabel 11 berikut ini menunjukkan pengetahuan responden mengenai pengembalian dana pinjaman agar dapat disalurkan kepada anggota KSM lain
yang belum melaksanakan pinjaman bergulir.
Tabel 11. Pengetahuan Responden mengenai Pengembalian Dana
Pinjaman agar Dapat Disalurkan kepada Anggota KSM yang Belum Memperoleh Dana Pinjaman
Pilihan Pengetahuan responden mengenai pengembalian dana pinjaman
agar dapat disalurkan kepada anggota KSM yang belum memperoleh dana pinjaman
Jumlah Persentase
A Tidak
B Ya
51 100
Sumber: Hasil penelitian 2011 Dari tabel 11 dapat dilihat bahwa seluruh responden mengetahui bahwa
dana pinjaman yang diperoleh harus dikembalikan kepada UPK agar dapat disalurkan kepada anggota KSM lain yang belum melaksanakan program
Universitas Sumatera Utara
pinjaman bergulir. Pengetahuan responden tentang pengembalian dana pinjaman bukan hanya merupakan wacana, tetapi hal tersebut telah mereka lakukan dengan
baik, hal tersebut ditunjukkan dengan tingkat pengembalian pinjaman di Kelurahan Karang Berombak yang mencapai 100, artinya tidak ada KSM yang
tidak mengembalikan dana pinjaman tersebut. Grafik 19 berikut menunjukkan tanggapan responden mengenai tingkat
perguliran dana pinjaman kepada anggota KSM yang belum melaksanakan pinjaman bergulir.
Sumber:Hasil Penelitian 2011
Grafik 19. Tanggapan Responden Mengenai Tingkat Perguliran Dana Pinjaman kepada Anggota KSM yang Belum Melaksanakan
Pinjaman Bergulir
Grafik 19 menunjukkan bahwa 33 orang responden menyatakan perguliran dana pinjaman bagi anggota KSM yang belum melaksanakan pinjaman bergulir
adalah baik. Dari 34 KSM yang sedang melaksanakan program pinjaman bergulir di Kelurahan Karang Berombak, 13 KSM diantaranya adalah KSM yang telah
menjalankan jumlah pinjaman tahap ke-II, atau jumlah pinjaman sebesar
Universitas Sumatera Utara
Rp.1.000.000,-anggota. Jumlah pinjaman tahap ke-II dapat dilaksanakan jika KSM tersebut telah mengembalikan jumlah pinjaman pada tahap pertama.
Pinjaman yang telah dikembalikan KSM pada tahap pertama, digunakan KSM lainnya untuk memulai program pinjaman bergulir pada tahap pertama. Dengan
demikian jelas terlihat bahwa tingkat pengembalian dana pinjaman dari KSM yang sedang menggunakan dana pinjaman bergulir, menjadi kunci keberhasilan
pelaksanaan program pinjaman bergulir. Selain itu perguliran dana pinjaman kepada KSM yang belum melaksanakan program pinjaman bergulir diperoleh dari
bunga pinjaman yang dibebankan kepada KSM yang sedang melaksanakan program pinjaman bergulir. Dari keseluruhan bunga pinjaman yang diperoleh
UPK, 30 diantaranya dialokasikan untuk pemupukan modal. Dari pemupukan modal tersebut kemudian digunakan untuk memberikan modal pinjaman kepada
anggota KSM yang belum mendapatkan dana pinjaman bergulir. Sampai dengan bulan september 2011, jumlah keuangan UPK telah mencapai Rp.75.898.575 dari
semula modal yang diberikan Rp.49.000.000 pada bulan februari tahun 2010. Dengan demikian UPK telah berhasil memperoleh keuntungan sebesar
Rp.26.898.575. Keuntungan tersebut kemudian digunakan sebesar 25 untuk membiayai operasional BKM dan 20 digunakan untuk melakukan kegiatan
sosial. Sisa dari keuntungan yang diperoleh kemudian akan digulirkan kembali kepada masyarakat yang belum memperoleh dana pinjaman bergulir. Dengan
demikian jumlah dana yang disalurkan kepada anggota KSM yang belum melaksanakan program pinjaman bergulir adalah Rp. 14.794.216,25.
Universitas Sumatera Utara
Pernyataan Bendahara UPK, Ibu N.M, tentang perguliran dana pinjaman kepada KSM yang belum melaksanakan program pinjaman bergulir adalah
sebagai berikut: Bergulirnya dana pinjaman kepada KSM yang belum memperoleh
dana pinjaman bergulir, sangat bergantung kepada KSM yang pertama kali memperoleh dana pinjaman bergulir. Untuk itu kami harus
bekerja secara maksimal untuk terus mengawasi penggunaan dana pinjaman oleh KSM tersebut. Dari pengembalian cicilan pinjaman
yang dibayarkan beserta dengan bunganya, kami mengalokasikan 30 untuk menambah modal pinjaman kami untuk disalurkan kepada KSM
yang belum memperoleh dana pinjaman bergulir.
Kenyataan tersebut sesuai dengan pernyataan Ketua KSM Anggrek IV, Ibu D.W, yang menyatakan sebagai berikut:
KSM kami adalah KSM yang melaksanakan program pinjaman bergulir pada gelombang kedua. Sebelumnya telah ada 13 KSM yang
melaksanakan program pinjaman bergulir pada gelombang pertama. Kami mengetahui bahwa KSM yang memperoleh pinjaman pada
gelombang pertama berhasil mengembalikan seluruh dana pinjaman yang mereka peroleh, sehingga kami dapat melaksanakan program
pinjaman bergulir pada gelombang kedua. Keberhasilan KSM gelombang pertama yang mampu mengembalikan seluruh dana
pinjaman bergulir, menjadi motivasi tersendiri bagi kami untuk berbuat hal yang sama. Kami juga menyadari bahwa masih banyak
KSM yang belum melaksanakan program pinjaman bergulir dan mereka sangat bergantung kepada kami untuk dapat memperoleh dana
pinjaman bergulir.
4.4.3. Aspek Keberlanjutan Usaha dan Keberlanjutan Program Pinjaman