Aspek Kelembagaan Distribusi Jawaban Responden pada Setiap Aspek Penilaian Efektifitas Program Pinjaman Bergulir

yang diberi skor terbagi tiga, yaitu pilihan A untuk kategori jawaban tidak baik, pilihan B untuk kategori jawaban kurang baik, serta jawaban C untuk kategori jawaban baik. Hasil yang diperoleh berdasarkan jawaban responden selanjutnya akan diolah berdasarkan rumus yang telah ditentukan pada bab sebelumnya. Sedangkan untuk pertanyaan yang sifatnya pengontrol diberi opsi A untuk pernyataan jawaban “tidak”, dan B untuk pernyataan jawaban “ya”.

4.4.1. Aspek Kelembagaan

Data-data tentang aspek kelembagaan bersumber dari 4 empat indikator yaitu indikator pembentukan BKMUPK dan kepengurusannya terutama pembentukan KSM sebagai penerima pinjaman, indikator kemampuan pengurus BKMUPK dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, indikator penguatan kapasitas dan kemampuan SDM pengelola BKMUPK, serta indikator transparansi pengelolaan dan pinjaman bergulir. Indikator-indikator tersebut selanjutnya dikembangkan dengan pertanyaan skor dan pertanyaan pengontrol serta wawancara untuk mengetahui tanggapan responden mengenai efektifitas pelaksanaan program pinjaman bergulir berdasarkan aspek kelembagaan. a. Pembentukan BKMUPK dan KSM Badan keswadayaan masyarakat BKM dibentuk melalui suatu tahapan pemilihan yang dilakukan secara transparan, jujur dan adil dengan melibatkan seluruh masyarakat yang berhak menjadi pengurus BKM. Pada tingkat awal pemilihan pengurus BKM dilakukan mulai dari komunitas terkecil yaitu rukun tetangga RT. Pemiihan di tingkat rukun tetangga RT dilakukan melalui focus discussion group FGD dengan dihadiri masyarakat yang mempunyai hak pilih Universitas Sumatera Utara masyarakat 17 tahun untuk menuliskan 3-5 nama yang menurut mereka sesuai dengan kriteria yang telah disepakati bersama pada saat refleksi kepemimpinan. Apabila telah selesai maka dilakukan penghitungan suara di depan seluruh pemilih dan ditentukan siapa yang akan masuk ke putaran pemilihan tingkat desakelurahan. Penentuan jumlah yang akan masuk ke pemilihan tingkat kelurahandesa sudah ditentukan sebelumnya dalam proses penyusunan tata tertib pemilihan. Semua nama yang terpilih dalam komunitas terkecil menjadi calon di tingkat kelurahandesa dan mempunyai hak pilih dan dipilih. Masing-masing calon diberi hak untuk menuliskan 3-5 nama yang dipilih dari daftar semua calon yang masuk ke tingkat kelurahandesa. Nama yang terbanyak dipilih pada tingkat pemilihan kelurahandesa maka secara otomatis akan terpilih menjadi ketua BKM. UPK merupakan salah satu bagian dari BKM di bidang pengelolaan keuangan pada pelaksanaan program pinjaman bergulir. Pengurus UPK dipilih oleh BKM secara langsung untuk melaksanakan kebijakan dan keputusan di bidang ekonomi yang telah ditetapkan oleh BKM. Fungsi UPK menjadi sangat sentral dalam pelaksanaan program pinjaman bergulir dikarenakan UPK memiliki fungsi yang berkaitan langsung dengan keuangan dan pembukuannya pada pelaksanaan program pinjaman bergulir. Selain itu UPK juaga memiliki fungsi pengawasan terhadap pengelolaan dana pinjaman bergulir, mulai dari tahap pengucuran dana pinjaman hingga tahap pengembalian dana pinjaman oleh KSM. Universitas Sumatera Utara Tanggapan responden mengenai proses pembentukan BKM di Kelurahan Karang Berombak dapat dilihat pada grafik 6 berikut ini: Sumber: Hasil Penelitian 2011 Grafik 6. Distribusi Tanggapan Responden Mengenai Proses Pembentukan BKM Dari grafik 6 diketahui bahwa 38 orang responden menyatakan bahwa pembentukan BKM di Kelurahan Karang Berombak dibentuk oleh seluruh masyarakat yang berhak menjadi pengurus. Pemilihan pengurus BKM mulai dibahas dari kelompok terkecil yaitu pada tingkat lingkungan melalui FGD focus discussion group untuk membahas kriteria masyarakat yang layak menjadi pengurus BKM dan merupakan warga masyarakat dari lingkungan itu sendiri. Nama-nama yang diajukan dari masing-masing lingkungan kemudian diajukan pada pemilihan tingkat kelurahan. Pemilihan pengurus BKM pada tingkat kelurahan ditentukan melalui suara terbanyak dari semua nama calon yang diajukan pada pembahasan tingkat lingkungan. Menurut Ketua KSM Sakura III, Ibu M, mengenai proses pembentukan BKM adalah sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Pada waktu itu pemilihan ketua BKM dilakukan mulai dari tingkat RTRW. Kami pada waktu itu memutuskan 4 nama sebagai calon ketua BKM yang merupakan warga masyarakat RTRW kami. Kriteria yang kami gunakan pada saat itu bukan hanya kepintaran saja, tetapi juga sifatnya dalam bermasyarakat. Nama yang telah kami sepakati kemudian dibawa oleh perwakilan yang ditunjuk, untuk kemudian diikutsertakan pada pemilihan tingkat kelurahan. Pada pemilihan tingkat kelurahan, perwakilan masing-masing RTRW diminta untuk menyampaikan nama-nama calonnya masing-masing. Dari semua nama calon yang dipilih pada tingkat RTRW kemudian dipilih satu ketua BKM berdasarkan jumlah suara terbanyak dari semua calon yang ada. Proses pemilihan ketua BKM pada pelaksanaan program pinjaman bergulir mengajarkan banyak hal kepada masyarakat. Pertama bahwa masyarakat memiliki peranan penting dalam menentukan beberapa keputusan pada pelaksanaan program pinjaman bergulir. Selain itu masyarakat juga diajarkan cara berorganisasi yang baik, sehingga mampu menyampaikan aspirasi dan pandangannya dalam organisasi tersebut. KSM kelompok swadaya masyarakat merupakan salah satu kunci sukses pelaksanaan program pinjaman bergulir dikarenakan di dalam KSM terdapat masyarakat miskin yang merupakan sasaran dari pelaksanaan program pinjaman bergulir. Dalam pembentukan KSM, setiap masyarakat diberikan kesempatan untuk menentukan anggota kelompoknya masing-masing. Dengan demikian diharapkan dapat terwujud kerjasama yang baik antara anggota kelompok, karena pada dasarnya kelompok yang dibentuk dengan keinginan bersama bukan karena paksaan, dapat lebih mudah mencapai tujuannya karena adanya kesamaan prinsip dan kesamaan cita-cita diantara anggotanya. Universitas Sumatera Utara KSM adalah kelompok masyarakat yang melaksanakan program pinjaman bergulir, KSM yang terbentuk pada pelaksanaan program pinjaman bergulir di Kelurahan Karang Berombak adalah sebanyak 34 KSM, dengan masing-masing anggota KSM terdiri dari 5 orang, dan masing-masing KSM memiliki ketua yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan program pinjaman bergulir. Dalam pelaksanaan program pinjaman bergulir KSM harus dipisahkan dengan BKMUPK. Tugas dan fungsi BKMUPK adalah mengawasi dan mengontrol pelaksanaan program pinjaman bergulir, sedangkan KSM adalah kelompok masyarakat yang mengelola dana pinjaman bergulir. Distribusi tanggapan responden mengenai proses pembentukan KSM Kelompok Swadaya Masyarakat di Kelurahan Karang Berombak dapat dilihat pada grafik 7 berikut ini: Sumber: Hasil Penelitian 2011 Grafik 7. Distribusi Tanggapan Responden Mengenai Proses Pembentukan KSM Dari grafik 7 diketahui bahwa 32 responden menyatakan bahwa proses pembentukan KSM Kelompok Swadaya Masyarakat di Kelurahan Karang Universitas Sumatera Utara Berombak dibentuk berdasarkan keinginan masing-masing masyarakat. Dalam proses pembentukan KSM, BKM juga memiliki kewenangan untuk menentukan masyarakat yang menjadi anggota salah satu KSM dengan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu, untuk menghindari kegagalan KSM dalam mengelola dana pinjaman bergulir. Menurut Ketua BKM, Bapak H, mengenai proses pembentukan KSM adalah sebagai berikut: Agar KSM yang terbentuk nantinya dapat bekerjasama dengan baik diantara anggotanya, maka kami memberikan kesempatan kepada setiap KSM untuk menentukan anggotanya masing-masing. Tetapi kami sendiri memiliki pertimbangan tertentu untuk campur tangan dalam penentuan masyarakat untuk menjadi salah satu anggota KSM. Masalah yang sering muncul pada penentuan anggota masing-masing KSM misalnya seperti adanya masyarakat yang ditolak untuk bergabung pada salah satu KSM, ataupun misalnya pada salah satu KSM terdapat seluruh anggotanya memiliki hubungan kekerabatan. Semua ini kami lakukan agar tercipta KSM yang lebih baik dalam mengelola dana pinjaman bergulir. Selanjutnya distribusi tanggapan responden mengenai alasan pembentukan BKM disajikan dalam grafik berikut: Sumber: Hasil Penelitian 2011 Grafik 8. Distribusi Tanggapan Responden Mengenai Alasan Pembentukan BKMUPK Universitas Sumatera Utara Grafik 8 menunjukkan bahwa menurut responden alasan pembentukan BKM tidak terbentuk hanya karena adanya program pinjaman bergulir atau bukan bersifat dadakan untuk mendapatkan bantuan dana pinjaman bergulir, melainkan sudah terbentuk jauh hari sebelum program ada. Hal tersebut menunjukkan sedikit perbedaan dengan program lain yang pembentukannya dilaksanakan pada saat program digulirkan. Tabel 10 berikut ini menujukkan tanggapan responden mengenai waktu pembentukan BKM di Kelurahan Karang Berombak. Tabel 10. Tanggapan Responden Mengenai Waktu Pembentukan BKM Pilihan Waktu Pembentukan BKM Jumlah Persentase A Tahun 2010 B Sebelum tahun 2010 51 100 Sumber: Hasil Penelitian 2011 Tabel 10 menunjukkan bahwa seluruh responden menyatakan bahwa pembentukan BKM telah dilakukan sebelum tahun 2010, dimana pada saat itu program pinjaman bergulir belum diluncurkan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembentukan BKM bukan bersifat dipaksakan karena adanya program pinjaman bergulir. Kenyataan tersebut dipertegas oleh salah seorang senior fasilitator, Bapak W, yang menyatakan sebagai berikut: Sebelum adanya program pinjaman bergulir, kami telah memberitahukan terlebih dahulu bahwa program pinjaman bergulir mungkin akan dilaksanakan di Kelurahan Karang Berombak. Tetapi pada saat itu kami sendiri belum mengetahui kapan pastinya porgram tersebut dilaksanakan di Kelurahan Karang Berombak. BKM “Rose” sendiri telah terbentuk pada tahun 2008, sedangkan pelaksanaan program pinjaman bergulir mulai dilakukan pertama kali pada bulan februari tahun 2010. Universitas Sumatera Utara b. Terlaksananya penguatan dan peningkatan kemampuan SDM pengelola program pinjaman bergulir Beberapa pelatihan diperlukan bagi BKM maupun UPK dalam rangka persiapan pelaksanaan program pinjaman bergulir. Materi pelatihan yang dilakukan kepada pengurus BKM yang dilakukan oleh fasilitator maupun asisten koordinator kota askorkot antara lain adalah pedoman pelaksanaan program pinjaman bergulir, teknis pinjaman bergulir, teknis keorganisasian, teknis pembukuan, teknis pengawasan serta rencana usaha. Pengurus UPK juga perlu mendapatkan pelatihan oleh fasilitator mengenai teknis pelaksanaan pinjaman bergulir, teknis pembukuan, teknis pengelolaan kas, teknis pengawasan, kewirausahaan, rencana usaha dan pengelolaan ekonomi rumah tangga PERT. Salah satu syarat yang harus dipenuhi pengurus BKM maupun UPK dalam mengelola program pinjaman bergulir adalah telah memiliki sertifikat pelatihan dasar yang dilakukan sebelum dimulainya program pinjaman bergulir. Tujuan dari pelatihan ini adalah mewujudkan terjadinya penguatan dan peningkatan sumber daya manusia pengelola program pinjaman bergulir. Grafik 9 berikut ini, menyajikan distribusi tanggpan responden terhadap kemampuan pengurus BKMUPK dalam mengelola program pinjaman bergulir. Universitas Sumatera Utara Sumber: Hasil Penelitian 2011 Grafik 9. Distribusi Tanggapan Responden Mengenai Kemampuan BKMUPK dalam Mengelola Program Pinjaman bergulir Grafik 9 menunjukkan bahwa 34 responden menilai pelaksanaan fungsi dan tugas BKMUPK masuk dalam kategori baik. Pada pelaksanaan program pinjaman bergulir tidak dapat dipungkiri bahwa korkot koordinator kota memiliki peran yang besar terhadap kemampuan pengurus BKMUPK dalam melaksanakan tugasnya. Koordinator kota melalui askorkot dan fasilitator selalu memberikan pelatihan dan konsultasi yang berkaitan dengan fungsi dan tugas yang dijalankan oleh BKM maupun UPK. Kontrol terhadap kinerja BKMUPK juga selalu dilakukan, baik melalui monitoring maupun evaluasi kinerja pengurus BKMUPK. Tetapi yang terpenting dari semua itu adalah kemauan pengurus BKMUPK untuk bekerja maksimal dalam menjalankan fungsi dan tugasnya tersebut, tanpa adanya kemauan untuk bekerja maksimal, maka bisa dipastikan program pinjaman bergulir ini tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya. Universitas Sumatera Utara Pernyataan Ketua KSM Anggrek IV, Ibu D.W, tentang kemampuan pengurus BKMUPK dalam menjalankan tugas dan fungsinya adalah sebagai berikut: sebagian besar dari anggota KSM mengetahui dengan baik fungsi dan tugas BKM maupun UPK. Kami mengetahui fungsi dan tugas tersebut pada saat akan dilakukannya pemilihan pengurus BKMUPK. Dari apa yang saya ketahui tentang fungsi dan tugas BKMUPK dengan prakteknya secara langsung kepada kami, kami merasa bahwa pengurus BKMUPK telah melakukan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik. Kalaupun ada kekurangan yang terjadi, kekurangan tersebut hanyalah kekurangan kecil dan tidak menghambat pelaksanaan program pinjaman bergulir. c. Pelaksanaan fungsi dan tugas BKMUPK Dalam pelaksanaan program pinjaman bergulir BKM dan UPK harus dipisahkan fungsi dan tugasnya, walaupun UPK merupakan bagian dari BKM dan bertanggung jawab kepada BKM. BKM memiliki fungsi sebagai penggerak dan pengendali agar program pinjaman bergulir dapat berjalan dengan baik termasuk menetapkan kebijakan-kebijakan yang berkaitan erat dengan pelaksanaan program pinjaman bergulir, sedangkan UPK memiliki fungsi yang lebih mengarah kepada implementasinya secara langsung kepada KSM, terutama untuk kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan administrasi dan keuangan. Fungsi dan tugas UPK antara lain adalah melakukan pendampingan penyusunan usulan kegiatan KSM, mengendalikan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh KSM, melakukan pengelolaan keuangan pinjaman bergulir untuk KSM, mengadministrasikan keuangan dan menjalin kemitraan channeling dengan pihak-pihak lain yang mendukung program UPK. Universitas Sumatera Utara Grafik 10 berikut ini, menyajikan distribusi tanggapan responden mengenai pelaksanaan fungsi BKMUPK dalam program pinjaman bergulir. Sumber:Hasil Penelitian 2011 Grafik 10. Distribusi Tanggapan Responden Mengenai Pelaksanaan Fungsi BKMUPK dalam Program Pinjaman bergulir Grafik 10 menunjukkan bahwa 36 orang responden berpendapat bahwa tugas dan fungsi BKMUPK telah terlaksana dengan baik. UPK sebagai unit yang membantu tugas BKM memiliki fungsi yang berhubungan dengan administrasi keuangan, mengendalikan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh KSM serta menjalin kemitraan channeling dengan pihak-pihak lain yang mendukung program UPK. BKM sebagai badan yang membawahi UPK memliki tugas dan fungsi yang lebih sentral terhadap pelaksanaan program pinjaman bergulir seperti merumuskan kebijakan dalam pelaksanaan program pinjaman bergulir, mengorganisasi masyarakat untuk merumuskan visi, misi, rencana strategis dalam pelaksanaan program pinjaman bergulir, memonitor dan mengendalikan pelaksanaan keputusan-keputusan yang telah disepakati, memverifikasi penilaian yang telah dilaksanakan oleh unit pengelola dan membangun kerjasama dengan pihak luar. Universitas Sumatera Utara Pengamatan penulis dilapangan sesuai dengan pendapat yang dikemukakan responden mengenai pelaksaan fungsi dan tugas BKMUPK. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa responden mengetahui dengan baik tugas dan fungsi BKMUPK, sehingga responden dapat memberikan penilaian terhadap fungsi BKMUPK tersebut. Penulis melihat dari sisi administrasi keuangan UPK telah melakukannya dengan baik, terlihat dari pembukuan keuangan dimana bendahara UPK telah membukukan semua pengeluaran dan pemasukan dengan baik dan benar. Dari sisi pengawasan terhadap penggunaan dana pinjaman bergulir juga telah dilakukan dengan baik oleh UPK. Hal ini terlihat dari kunjungan lapangan petugas UPK pada usaha yang dikelola anggota KSM, untuk melihat perkembangan dan kendala yang dihadapi anggota KSM. Dari sisi melakukan kemitrausahaan channeling dengan pihak lain yang mendukung program pinjaman bergulir juga telah dilakukan dengan baik oleh UPK khususnya BKM. BKMUPK telah melakukan kemitrausahaan dengan dua pihak yaitu Pemerintah Daerah dan salah satu NGO non government organization di bidang perbaikan sarana dan prasarana rumah tinggal. Demikian halnya dengan BKM, menurut penulis telah melaksanakan fungsi dan tugasnya dengan baik. Hal ini dapat terlihat dari keberhasilan BKM melibatkan masyarakat untuk berpartisipasi dalam program pinjaman bergulir. Masyarakat bahkan berperan dalam beberapa hal penting dalam pengambilan keputusan mengenai pelaksanaan program pinjaman bergulir, termasuk untuk memilih ketua BKM. Keputusan-keputusan mengenai pelaksanaan program pinjaman bergulir juga bisa dikatakan sangat berpihak kepada masyarakat, karena melibatkan masyarakat dalam penentuan Universitas Sumatera Utara keputusan. BKM juga selalu mengadakan pertemuan dengan UPK untuk meminta pertanggungjawaban UPK terhadap pelaksanaan fungsi dan tugasnya, dan antinya pertanggungjawaban UPK tersebut akan diserahkan kepada korkot melalui fasilitator. Pendapat penulis sesuai dengan hasil wawancara dengan Ketua KSM Anggrek IV, Ibu D.W, mengenai pelaksanaan fungsi dan tugas BKMUPK, yang menyatakan sebagai berikut: Menurut saya BKM maupun UPK telah melaksanakan tugasnya dengan baik walaupun dengan keterbatasan insentif maupun jumlah pengurus. Dari segi tugas BKM, saya melihat bahwa BKM selalu melibatkan masyarakat dalam memutuskan beberapa keputusan penting terkait pelaksanaan program pinjaman bergulir, sehingga kami merasa pendapat kami sangat dihargai. BKM juga merupakan sumber informasi bagi kami terkait dengan program pinjaman bergulir. Selain itu BKM juga sering mengadakan pertemuan dengan kami baik untuk berkonsultasi maupun untuk membahas pemasalahan yang kami hadapi dalam pelaksanaan program pinjaman berguliry. Dari sisi tugas dan fungsi UPK saya terlebih lagi menyatakan telah terlaksana dengan baik. UPK telah melakukan pembukuan dengan baik dan transparan sehingga kami dapat mengetahui perkembangan dana pinjaman yang dikelola anggota KSM. UPK juga mengadakan kunjungan pada usaha kami, untuk melihat secara langsung kondisi usaha yang kami kelola. Tetapi yang terpenting dari keberhasilan pelaksanaan tugas dan fungsi BKMUPK adalah mampu bekerjasama dengan pihak lan untuk memberikan pinjaman kepada kami. Karena masih banyak masyarakat yang sebenarnya membutuhkan pinjaman tetapi belum memperolehnya karena keterbatasan dana pinjaman yag diberikan pada pelaksanaan program pinjaman bergulir ini. d. Transparansi pengelolaan dana pinjaman bergulir Transparansi pengelolaan dana pinjaman bergulir harus dilakukan sejak tahap awal melalui sosialisasi kepada masyarakat. Masyarakat harus mengetahui dengan baik alokasi dana yang diberikan melalui program pinjaman bergulir, tujuan pemberian dana pinjaman hingga pengembalian pinjaman. Demikian juga Universitas Sumatera Utara ketika dana pinjaman telah digulirkan kepada anggota KSM, anggota KSM harus mengetahui dengan baik mengenai jumlah dana yang telah dikembalikan oleh KSM, pengeluaran biaya operasional maupun insentif BKMUPK, hingga jumlah keuntungan yang diperoleh UPK melalui bunga pinjaman yang dibebankan kepada KSM. Pemberitahuan kepada masyarakat sesuai dengan pedoman teknis pelaksanaan program pinjaman bergulir harus dilakukan sekali sebulan melalui pertemuan, papan informasi yang diletakkan pada beberapa lokasi yang strategis, pemberitahuan kepada setiap anggota KSM ketika mendatangi kantor BKM untuk membayar cicilan pinjaman maupun ketika melakukan kunjungan lapangan. Informasi mengenai pengelolaan dana pinjaman bergulir ini juga harus dilaporkan kepada BKM agar dapat diteruskan kepada korkot melalui fasilitator. Dengan adanya transparansi pengelolaan dana pinjaman bergulir diharapkan terjalin kepercayaan yang baik antara anggota KSM dan UPK, sehingga program pinjaman bergulir dapat berjalan dengan baik. Distribusi tanggapan responden mengenai pengetahuan anggota KSM terhadap perkembangan dana pinjaman bergulir yang dikelola oleh UPK, tersaji dalam grafik berikut: Universitas Sumatera Utara Sumber:Hasil Penelitian 2011 Grafik 11. Distribusi Tanggapan Responden Mengenai Pengetahuan Anggota KSM Terhadap Perkembangan Dana Pinjaman Bergulir yang Dikelola UPK Grafik 11 menunjukkan bahwa 40 orang responden menyatakan mengetahui perkembangan dana pinjaman bergulir dengan baik. Anggota KSM mengetahui perkembangan dana pinjaman bergulir melalui pertemuan maupun melalui pengumuman yang ditempelkan pada papan informasi yang tersebar pada beberapa lokasi strategis. Informasi yang diberitahukan kepada anggota KSM adalah posisi keuangan UPK yang dilaporkan setiap bulannya. Pelaporan posisi keuangan UPK juga diperlukan oleh korkot untuk menilai kinerja UPK pada pelaksanaan program pinjaman bergulir, laporan keuangan itu juga yang disampaikan kepada anggota KSM. Informasi yang diberitahukan kepada anggota KSM maupun kepada korkot adalah jumlah pinjaman yang telah dikembalikan, keuntungan yang diperoleh melalui bunga pinjaman, intensif UPK dalam mengelola kegiatan, biaya operasional BKM dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya serta alokasi dari keuntungan yang diperoleh UPK untuk kegiatan-kegiatan sosial. Universitas Sumatera Utara Hasil wawancara penulis dengan Bendahara UPK, Ibu N.M, mengenai pemberitahuan kepada anggota KSM perihal perkembangan dana pinjaman bergulir adalah sebagai berikut: Sesuai dengan pedoman pelaksanaan program pinjaman bergulir yang mewajibkan saya untuk melaporkan kondisi keuangan UPK kepada BKM dan korkot melalui fasilitator setiap bulannya, maka saya harus menyusun laporan keuangan tersebut dengan baik dan benar agar tidak terjadi kesalahpahaman baik dengan anggota KSM maupun dengan korkot. Semua pemasukan maupun pengeluaran tercatat dengan jelas dan dilaporkan sebagai pertanggungjawaban. Laporan itu juga yang saya sampaikan kepada anggota KSM setiap bulannya, agar anggota KSM mengetahui perkembangan dana pinjaman bergulir. Distribusi tanggapan responden mengenai transparansi pengelolaan dana pinjaman bergulir di Kelurahan Karang Berombak, tersaji dalam grafik berikut: Sumber:Hasil Penelitian 2011 Grafik 12. Distribusi Tanggapan Responden Mengenai Transparansi Pengelolaan Dana Pinjaman Bergulir yang Dikelola UPK Dari grafik 12 terlihat bahwa 34 orang responden menyatakan bahwa transparansi pengelolaan dana pinjaman bergulir adalah baik. Tingkat jawaban responden mengenai transparansi pengelolaan dana pinjaman bergulir yang dikelola oleh UPK hampir sejalan dengan jawaban responden mengenai Universitas Sumatera Utara pengetahuan mereka tentang pengelolaan dana pinjaman bergulir. Hal ini menunjukkan bahwa UPK telah berupaya untuk melakukan transparansi pengelolaan dana pinjaman bergulir karena dengan adanya transparansi diharapkan mampu menumbuhkan kepercayaan yang baik antara KSM sebagai pelaksana program dengan UPK sebagai pengelola program serta korkot sebagai penanggungjawab program. Dengan adanya kepercayaan diantara KSM dan UPK serta korkot, maka program pinjaman bergulir diharapkan dapat terlaksana dengan baik. Hasil wawancara penulis dengan bendahara UPK, Ibu N.M, menyatakan bahwa: Setiap pihak yang terlibat dalam program pinjaman bergulir berhak untuk mengetahui transparansi dana pinjaman yang dikelola UPK. Tidak hanya KSM saja yang berhak mengetahuinya. Kami juga melaporkan kepada BKM untuk diteruskan kepada fasilitator, kemudian fasilitator menyampaikannya kepada korkot. Khusus kepada KSM, transparansi pengelolaan dana pinjaman bergulir kami lakukan melalui pertemuan, pemberitahuan melalui papan informasi, maupun ketika anggota KSM melakukan pembayaran cicilan pinjaman kepada UPK. Dengan adanya pemberitahuan kepada semua pihak yang telibat dalam program pinjaman bergulir, diharapkan dapat saling melakukan pengecekan, agar tidak ada sikap saling curiga diantara semua pihak, sehingga program pinjaman bergulir dapat terus berjalan dengan baik. Dengan demikian dapat disimpulkan betapa pentingnya arti sebuah transparansi dalam mengelola suatu kegiatan. Transparansi adalah suatu proses menuju keterbukaan informasi yang berujung pada lahirnya sikap saling percaya diantara pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan tersebut. Universitas Sumatera Utara

4.4.2. Aspek Sasaran Penerima Dana Pinjaman Bergulir