Kejaksaan, Kehakiman, dan Pemerintah melalui pendekatan penal dan non penal.
1. Solusi Internal
Solusi terhadap hambatan-hambatan yang bersifat internal di tubuh Polri sebagaimana di atas, dapat di atasi dengan melakukan langkah-langkah sebagai
berikut:
206
a. Terhadap hambatan dalam penggunaan kode rahasia Densus 88 Anti Teror
Polri antara pusat dan daerah sering membingungkan CRT di daerah. Solusinya, CRT di Polda dan Densus 88 Anti Teror pusat dapat saling
melakukan komunikasi dengan baik, adanya keterbukaan informasi, adanya kepercayaan dari pusat kepada CRT di tingkat daerah. Dengan kerahasiaan
itulah operasi-operasi penting dapat dijalankan dan kode rahasia hanya diketahui oleh pimpinan dan anggota Densus 88 Anti Teror Polri.
b. Hasil akhir penyerbuan teroris umumnya menghasilkan kematian bagi teroris
bukan dilakukan penangkapan hidup-hidup. Ini menjadi persoalan di tubuh institusi Polri sebab proses penegakan hukum melalui peradilan pidana tidak
dapat dijalankan. Solusi terhadap permasalahan ini, Densus 88 Anti Teror memperkuat latihan di bidang penyergapan tanpa harus menembak mati.
c. Terhadap hambatan dalam struktur organisasi Densus 88 Anti Teror yang
masih berada di bawah Bareskrim, maka pada tahun 2010 Kapolri
206
Wawancara dengan Kaden Gegana Brimob Polda Sumut, tanggal 10 sd 11 Juni 2011. Lihat juga: Bekto Suprapto., Op. cit., hal. 4-5.
Universitas Sumatera Utara
mengusulkan kepada Presiden untuk menempatkan Densus 88 Anti Teror langsung di bawah Mabes Polri agar pengawasan dan kontrol dari markas
besar dapat dilakukan dengan cepat terhadap Pimpinan Densus 88 Anti Teror. d.
Secara otomatis apabila Densus 88 Anti Teror Polri tidak lagi berada di bawah Bareskrim, maka urusan Bareskrim yang lain misalnya masalah narkoba,
pembalakan hutan illegal logging, dan lain-lain tidak lagi menjadi urusan Densus 88 Anti Teror melainkan mengkhususkannya kepada masalah-masalah
yang menyangkut terorisme saja. e.
Hambatan dari aspek kemajuan teknologi dan informasi, maka untuk dapat mengetahui melalui komunikasi email tersebut, Polri menjalin kerja sama
dengan pihak perusahaan google Indonesia, perusahaan Yahoo Indonesia, dan Facebook di Indonesia yang umumnya digunakan sebagai sarana
komunikasinya selain itu juga dilakukan kerja sama dengan pihak telkomsel untuk mendeteksi komunikasi melalui telepon seluler.
f. Kemampuan yang dimiliki Densus 88 Anti Teror di tingkat pusat berbeda
dengan di tingkat daerah. Solusinya adalah Polri melakukan pelatihan- pelatihan bersama mengenai strategi penanganan terorisme baik antara CRT
di daerah maupun dengan Densus 88 Anti Teror di pusat. g.
Masih kurangnya personil Densus 88 Anti Teror baik pusat maupun daerah. Solusinya adalah dengan mengupayakan Tim Wanteror Brimob Polri dan
bantuan dari Detasemen Gegana.
Universitas Sumatera Utara
h. Solusi terhadap hambatan dalam hal sinergitas instansi lainnya seperti bea
cukai, imigrasi, perhubungan dan keuanganperbankan adalah Polri meningkatkan kerja sama dan koordinasi dengan menempatkan personil Polri
di setiap objek-objek vital sehingga selain perannya untuk mengamankan objek tersebut juga untuk menampung informasi-informasi penting khususnya
terorisme.
2. Solusi Eksternal