Perkembangan Peristiwa Terorisme a. Peristiwa Terorisme di Dunia

itu mereka yang membuat, melaksanakan hukum, justru terkena sasaran peraturan perundang-undangan karena melanggar hukum. 144

B. Perkembangan Peran Polri Dalam Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme

1. Perkembangan Peristiwa Terorisme a. Peristiwa Terorisme di Dunia

Terorisme sesunggunya bukanlah fenomena baru karena terorisme telah ada sejak abad IX dalam percaturan politik internasional. Terorisme pada awalnya bersifat kecil dan lokal dengan sasaran terpilih dan berada dalam kerangka low intensity conflict, pada umumnya berkaitan erat dengan domestik suatu negara. 145 Ditandai dengan bentuk kejahatan murni berupa pembunuhan dan ancaman yang bertujuan untuk mencapai tujuan tertentu. Perkembangannya bermula dalam bentuk fanatisme aliran kepercayaan yang kemudian berubah menjadi pembunuhan, baik yang dilakukan secara perorangan maupun oleh suatu kelompok terhadap penguasa yang dianggap sebagai tirani. Pembunuhan terhadap individu ini dapat dikatakan sebagai bentuk murni dari Terorisme dengan mengacu pada sejarah Terorisme modern. 146 Manifestasi terorisme sistematis muncul sebelum Revolusi Perancis, tetapi baru mencolok sejak paruh abad IX, meskipun terorisme di abad VIII sudah ada, 144 Robert B. Seidman, dalam Esmi Warassih, Pranata Hukum Sebuah Telaah Sosiologis, Semarang: Suryandaru Utama, 2005, hal. 84. 145 Moch. Faisal Salam., Motivasi Tindakan Terorisme, Op. cit., hal. 1. 146 http:buletinlitbang.dephan.go.id, diakses tanggal 15 Maret 2011. Universitas Sumatera Utara namun fenomena yang ditujukannya bukanlah baru. Terorisme pada abad IX menjelang terjadinya Perang Dunia I terjadi hampir di seluruh belahan dunia. Pertengahan abad IX, terorisme mulai banyak dilakukan di Eropa Barat, Rusia dan Amerika. Pelakunya percaya bahwa terorisme adalah cara yang paling efektif untuk melakukan revolusi politik maupun sosial, dengan cara membunuh orang-orang yang berpengaruh. Pada tahun 1890-an aksi terorisme Armenia melawan pemerintah Turki, yang berakhir dengan bencana pembunuhan masal terhadap warga Armenia pada Perang Dunia I. Pada dekade tersebut, aksi Terorisme diidentikkan sebagai bagian dari gerakan sayap kiri yang berbasiskan ideologi. Terorisme sebelum Perang Dunia II, dilakukan dengan cara pembunuhan politik terhadap pejabat pemerintah. Terorisme dimulai di Aljazair di tahun 1950-an, dilakukan oleh sekelompok orang yang memopulerkan “serangan yang bersifat acak” terhadap masyarakat sipil yang tidak berdosa. Hal ini dilakukan untuk melawan apa yang disebut sebagai terorisme negara oleh Algerian Nationalist. Pembunuhan dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan keadilan. Pada tahun 60-an dan terkenal dengan istilah “Terorisme Media”, berupa serangan acak terhadap siapa saja untuk tujuan publisitas. Bentuk terorisme di tahun 1960-an berkembang melalui tiga sumber, yaitu: 147 1 Kecenderungan sejarah yang semakin menentang kolonialisme dan tumbuhnya gerakan-gerakan demokrasi serta HAM. 2 Pergeseran ideologis yang mencakup kebangkitan fundamentalis agama, radikalis setelah era perang Vietnam dan munculnya ide perang gerilya kota. 147 Muladi., Demokrasi, HAM dan Reformasi Hukum di Indonesia, Jakarta: The Habibie Center, 2002, hal. 168. Universitas Sumatera Utara 3 Kemajuan teknologi, penemuan senjata canggih dan peningkatan lalu lintas. Pasca Perang Dunia II tidak pernah mengenal “damai”. Berbagai pergolakan berkembang dan berlangsung secara berkelanjutan. Konfrontasi negara adikuasa yang meluas menjadi konflik Timur dan Barat. Perjuangan melawan penjajah, pergolakan rasial, konflik regional yang menarik campur tangan pihak ketiga, pergolakan dalam negeri di sekian banyak negara-negara di dunia labil dan bergejolak. Ketidakstabilan dunia dan rasa frustasi dari banyak negara berkembang dalam perjuangan menuntut hak-hak yang dianggap fundamental dan sah, membuka peluang muncul dan meluasnya Terorisme. Terorisme dewasa ini berkembang dengan dimensi gaya baru meliputi sengketa ideologi, fanatisme agama, perjuangan kemerdekaan, pemberontakan, gerilya, bahkan juga oleh pemerintah sebagai cara dan sarana menegakkan kekuasaannya. Terorisme gaya baru mengandung beberapa karakteristik: 148 1 Adanya maksimalisasi korban secara sangat mengerikan. 2 Keinginan untuk mendapatkan liputan di media massa secara internasional secepat mungkin. 3 Serangan terorisme itu tidak pernah bisa diduga karena sasarannya sama dengan luasnya seluruh permukaan bumi. Terorisme dewasa ini telah berdimensi luas berkaitan dengan berbagai aspek kehidupan dan melampaui batas-batas antar negara sehingga tidak dapat dikategorikan lagi sebagai low intensity conflict. Teorisme tidak lagi menjadikan kehidupan politik menjadi sasarannya sebagaimana pada awal kemunculannya, tetapi telah merambah dan merusak serta menghancurkan sendi-sendi kehidupan manusia, 148 http:id.wikipedia.orgwikiSejarah_terorisme, diakses tanggal 25 Maret 2011. Universitas Sumatera Utara seperti menurunnya kegiatan ekonomi dan terusiknya kegiatan kemanusiaan dan budaya masyarakat yang beradab sehingga terorisme digolongkan sebagai salah satu trans national crmie. Sebab terorisme telah membangun organisasi global dimana kelompok-kelompok terorisme yang beroperasi di berbagai negara telah terkooptasi oleh suatu jaringan terorisme internasional serta memiliki hubungan dan mekanisme kerja sama satu sama lain. 149 Peristiwa pada tanggal 11 September 2001 mengejutkan dunia. Dua pesawat berpenumpang dibajak menabrak Menara Kembar World Trade Center di New York. Peristiwa ini secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi dunia yang membesarkan nama Osama bin Laden sebagai pelakunya dari jaringan Al-Qaeda dituduh pemerintah Amerika Serikat sebagai dalang dari semua peristiwa tersebut. Penuduhan itu tanpa bukti yang jelas, sehingga pada tanggal 13 Desember 2001 pemerintah Amerika Serikat menyebarluaskan bukti atas rekaman video yang memperlihatkan Osama bin Laden berbincang-bincang dalam jamuan makan dengan beberapa pembantunya dan seorang Syeikh Yahudi yang tak dikenal, pemerintah Amerika Serikat dengan lantang mengatakan Osama bin Laden berada di belakang semuanya dan kemudian mengultimatum pemerintah Afganistan yang selama ini melindungi Osama agar menyerahkannya dan pengikut-pengikutnya yang berlindung 149 Moch. Faisal Salam., Motivasi Tindakan Terorisme, Loc. cit. Universitas Sumatera Utara di Afganistan. Tanggal 7 Oktober 2001, Amerika Serikat memulai serangannya dengan menjatuhkan bom di atas Afganistan. 150 Peristiwa tanggal 11 September 2001 menimbulkan pro dan kontra, bahkan cenderung menjadi sentimen Muslim dan non-Muslim. Ternyata peristiwa 11 September memiliki dampak global terhadap perang melawan terorisme yang dipelopori Amerika Serikat. Walaupun peristiwa tanggal 11 September 2001 masih perlu dipertanyakan, namun peristiwa tanggal 11 September 2001 di New York mengubah pandangan dunia akan pentingnya perang melawan terorisme. Tindakan terorisme sebagai cara means atau senjata bagi kelompok yang lemah atau tertekan terhadap yang pihak yang kuat seperti dilakukan oleh kelompok IRA di Irlandia, Red Army di Jepang, Palestina di daerah pendudukan Israel, gerilyawan NPA di Philipina, Harakat Al-Anshar dikenal juga sebagai Harakat Al- Mujahidin di Pakistan, Gerilyawan Laskar Jhangvi di Kasmir, Jama’at Ulemai- Islami dan Sephai-Sahaba di Pakistan, Macan Tamil di Srilanka, Aum Shinrikyo di Jepang. Hal paling terkenal karena mempunyai jaringan luas secara global dan mempunyai akses ke berbagai kelompok teroris atau kelompok radikal militan dan dengan dukungan dana yang besar adalah organisasi Al-Qaeda pimpinan Osama bin 150 http:oldposts.binsarspeaks.net?p=90, diakses tanggal 27 Maret 2011. Peristiwa Penabrakan Menara Kembar World Trade Center di New York tanggal 11 September 2001 masih dipertanyakan. Universitas Sumatera Utara Laden. Organisasi ini mempunyai infrastruktur operasional operational infrastructure dan infrastruktur pendukung support infrastructure. 151

b. Peristiwa Terorisme di Indonesia

Terkait dengan peristiwa tanggal 11 September 2001 di New York yang mengubah pandangan dunia akan pentingnya perang melawan terorisme belum membawa dampak apa-apa terhadap cara pemerintah Indonesia untuk melawan terorisme. Aksi terorisme di Indonesia mencuat ke permukaan setelah terjadinya Bom Bali I pada tanggal 12 Oktober 2002, Peristiwa ini tepatnya terjadi di Sari Club dan Peddy’s Club, Kuta, Bali. Sebelumnya, tercatat juga beberapa aksi terorisme di Indonesia antara lain kasus Bom Istiqlal pada tanggal 19 April 1999, Bom Malam Natal pada tanggal 24 Desember 2000, Bom di Bursa Efek Jakarta pada September 2000, serta penyanderaan dan pendudukan Perusahaan Mobil Oil oleh Gerakan Aceh Merdeka pada tahun yang sama. Peristiwa-peristiwa tindakan terorisme di Indonesia pada tahun 1981, Garuda Indonesia atas penerbangan 206, pada tanggal 28 Maret 1981. Sebuah penerbangan maskapai Garuda Indonesia dari Palembang ke Medan dengan pesawat DC-9 Woyla berangkat dari Jakarta pada pukul 8 pagi transit di Palembang dan akan terbang ke Medan dengan perkiraan sampai pada pukul 10.55 di Medan. Pesawat tersebut dibajak oleh 5 orang teroris yang menyamar sebagai penumpang pada saat penerbangan. Teroris bersenjata senapan mesin dan granat dan mengaku sebagai 151 Bahtiar Marpaung., “Aspek Hukum Pemberantasan Terorisme di Indonesia”, Jurnal Equality, Vol. 12, No. 2 Agustus 2007, hal. 5. Universitas Sumatera Utara anggota Komando Jihad. Dalam insiden ini satu orang kru pesawat tewas, satu orang tentara komando tewas, dan 3 orang teroris tewas. 152 Bom Kedubes Filipina tanggal 1 Agustus 2000. Bom meledak dari sebuah mobil yang diparkir di depan rumah Duta Besar Filipina di Menteng, Jakarta Pusat. Dua orang tewas dan 21 orang lainnya luka-luka, termasuk Duta Besar Filipina, Leonides T Caday. Bom Kedubes Malaysia, 27 Agustus 2000. Granat meledak di kompleks Kedutaan Besar Malaysia di Kuningan, Jakarta. Peristiwa ini tidak ada korban jiwa. Bom Bursa Efek Jakarta tanggal 13 September 2000. Ledakan mengguncang lantai parkir P2 Gedung Bursa Efek Jakarta, 10 orang tewas, 90 orang luka-luka, 104 mobil rusak berat, 57 rusak ringan. Bom malam Natal tanggal 24 Desember 2000. Serangkaian ledakan bom pada malam Natal di beberapa kota di Indonesia, merenggut nyawa 16 jiwa dan melukai 96 lainnya serta mengakibatkan 37 mobil rusak. 153 Bom Gereja Santa Anna dan HKBP tanggal 22 Juli 2001. Peristiwa ini terjadi di Kawasan Kalimalang, Jakarta Timur, 5 orang tewas. Bom Plaza Atrium Senen Jakarta tanggal 23 September 2001 mengakibatkan 6 orang luka-luka. Bom restoran KFC di Makassar tanggal 12 Oktober 2001, ledakan bom mengakibatkan kaca, langit- langit, dan neon sign KFC pecah, namun tidak ada korban jiwa. Bom sekolah 152 http:www.kaskus.usshowthread.php?t=5070643, diakses tanggal 27 Maret 2011. 153 http:ayodonkbaby.blogspot.com200907bom-lagi.html, diakses tanggal 27 Maret 2011. Universitas Sumatera Utara Australia di Jakarta tanggal 6 November 2001 yakni tepatnya di halaman Australian International School AIS di Pejaten, Jakarta. 154 Bom Tahun Baru tanggal 1 Januari 2002 meledak di depan rumah makan ayam Bulungan, Jakarta, mengakibatkan satu orang tewas dan seorang lainnya luka- luka. Peledakan bom di Palu Sulawesi Tengah terjadi empat ledakan bom di berbagai gereja tidak ada korban jiwa. Bom Bali tanggal 12 Oktober 2002 Bom Bali I terjadi tiga ledakan mengguncang Bali mengakibatkan 202 korban yang mayoritas warga negara Australia tewas dan 300 orang lainnya luka-luka. Saat bersamaan di Manado Sulawesi Utara bom rakitan juga meledak di kantor Konjen Filipina, tidak ada korban jiwa. Bom restoran McDonald’s di Makassar tanggal 5 Desember 2002 mengakibatkan 3 orang tewas dan 11 luka-luka. 155 Bom Bali I direncanakan pada tangal 11 September 2002, bertepatan dengan peringatan setahun tragedi di Gedung World Trade Center di New York. Peristiwa tanggal 11 September 2002 mengawali “perang global” terhadap terorisme yang dipimpin oleh Amerika Serikat. Kebijakan Amerika Serikat yang berat sebelah seperti memunculkan “jihad adalah terorisme” khususnya di kalangan umat Islam. Perang melawan terorisme menjadi alasan beberapa kelompok teroris untuk melakukan perlawanan, salah satunya dilakukan oleh Ali Imron, Ali Gufron, dan Amrozi. 156 154 http:majalah.tempointeraktif.comidarsip20021021LUmbm.20021021.LU81897.id.ht, diakses tanggal 27 Maret 2011. 155 http:seputar-bali.blogspot.com200711tragedi-bom-bali-2002.html, diakses tanggal 27 Maret 2011. 156 http:www.hudzaifah.orgPNphpBB2-viewtopic-t-117.phtml, diakses tanggal 27 Maret 2011. Universitas Sumatera Utara Bom meledak di Kompleks Mabes Polri Jakarta tanggal 3 Februari 2003. Bom rakitan ini meledak di lobi Wisma Bhayangkari, Mabes Polri Jakarta dan tidak ada korban jiwa. Bom meledak di Bandara Soekarno-Hatta Jakarta pada tanggal 27 April 2003 tepatnya di area publik di terminal 2F, bandar udara internasional Soekarno- Hatta, Cengkareng, Jakarta mengakibatkan 2 orang luka berat dan 8 lainnya luka sedang dan ringan. Bom meledak di Hotel JW Marriott pada tanggal 5 Agustus 2003 menghancurkan sebagian Hotel JW Marriott mengakibatkan 11 orang meninggal dan 152 orang lainnya mengalami luka-luka. 157 Bom meledak di Palopo pada tanggal 10 Januari 2004 yang menewaskan 4 orang. Bom meledak di depan kantor Kedubes Australia pada tanggal 9 September 2004, ledakannya mengakibatkan 5 orang tewas dan ratusan lainnya luka-luka, juga mengakibatkan kerusakan beberapa gedung di sekitarnya seperti Menara Plaza 89, Menara Grasia, dan Gedung BNI. Dua Bom Tentena meledak di Ambon pada tanggal 21 Maret 2005 mengakibatkan 22 orang tewas. Bom meledek di Pamulang Tangerang tanggal 8 Juni 2005. Bom meledak di halaman rumah Ahli Dewan Pemutus Kebijakan Majelis Mujahidin Indonesia Abu Jibril alias M. Iqbal di Pamulang Barat tidak ada korban jiwa. 158 Bom Bali pada tanggal 1 Oktober 2005 Bom Bali II sekurang-kurangnya 23 orang tewas dan 102 lainnya luka-luka akibat ledakan mengenai R. AJA’s Bar dan 157 http:mafiaindonesia.blogspot.com200811catatan-serangan-teroris-indonesia.html, diakses tanggal 27 Maret 2011. 158 http:arulalmy.wordpress.com20090722teror-ledakan-bom-jw-marriot-dan-ritz-carlton, diakses tanggal 27 Maret 2011. Universitas Sumatera Utara Restoran, Kuta Square, daerah Pantai Kuta dan di Nyoman Cafe Jimbaran. Bom meledak di Pasar Palu Sulawesi Tengah tanggal 31 Desember 2005 menewaskan 8 orang dan melukai sedikitnya 45 orang. Peledakan bom terhadap Kedutaan Besar RI KBRI di Kabul-Afghanistan pada bulan Juli 2008, mengakibatkan lima orang petugas keamanan KBRI tewas dan dua orang diplomat luka-luka dan 60 kaca dan pintu hancur, serta bangunan KBRI di Kabul rusak parah. 159 Peristiwa peledakan bom oleh kelompok teroris sepanjang tahun 2000 sampai dengan 2009 terhitung sudah 28 kali terjadi. 160 Bom meledak di Jakarta tanggal 17 Juli 2009 mengakibatkan dua ledakan dahsyat terjadi di Hotel JW Marriott dan Ritz- Carlton. Ledakan terjadi hampir bersamaan, sekitar pukul 07.50 WIB. Kemudian aksi penembakan warga sipil di Aceh pada bulan Januari 2010. Sepanjang bulan Maret 2011 tiga paket bom buku ditujukan kepada aktivis Jaringan Islam Liberal JIL, Ulil Abshar Abdalla, Ketua Umum Pemuda Pancasila PP Yapto S. Soerjosoemarno, dan Kepala Pelaksana Harian BNN Komjen Pol. Gorries Mere, dan Musisi Ahmad Dhani. 161 Hasil investigasi kasus bom Bali dan Makassar telah mengungkapkan fakta- fakta yang jelas tentang keterkaitan antara para pelaku dari kelompok radikal militan lokal dengan jaringan terorisme internasional Jamaah Islamiyah pimpinan Abu Bakar Baasyir. PBB telah menetapkan Jamaah Islamiah sebagai organisasi terorisme 159 http:www.austlii.edu.auaulegiscthconsol_actcca1995115, diakses tanggal 26 Maret 2011. 160 Galih Priatmodjo., Densus 88 The Undaercover Squad-Mengungkapkan Kesatuan Elit “Pasukan hanut” Anti Teror, Yogyakarta: Narasi-Anggota IKAPI, 2010, hal. 9. 161 http:karodalnet.blogspot.com201103teror-bom-buku-marak.html, diakses tanggal 28 Maret 2011. Universitas Sumatera Utara internasional dan merupakan bagian dari jaringan Al-Qaedah. Al-Qaeda memulai infiltrasinya melalui orang-orang radikal Indonesia yang berada di Malaysia. Pada tahun 1992 Abdulah Sungkar mendirikan Jamaah Islamiah setelah ia bertemu dengan Osama bin Laden di Afganistan dan menetapkan secara resmi bahwa Jamaah Islamiah adalah Assosiate Group dari Al-Qaeda. Selama di Malaysia Al-Qaeda mengembangkan Jamaah Islamiah menjadi suatu Pan Asia Network. Jamaah Islamiah kemudian mengkumandangkan suatu perjuangan jihad untuk membentuk Qaulah Islamiah yaitu suatu Republik Islam yang mencakup Thailand Selatan, Malaysia, Singapura, Indonesia, Brunei Darussalam dan Philipina Selatan. 162 Abu Bakar Baasyir menjadi pimpinan Jamaah Islamiah dimulai pada tahun 1998 yaitu suatu organisasi regional dan mengikuti model organisasi Al-Qaeda dengan Amir sebagai kepala Abu Bakar Ba’asyir dibantu oleh suatu shura regional yang terdiri atas Ridwan Isamudin alias Hambali Operation Head, Muhammad Iqbal dan Fais Abu Bakar Bafana. Shura regional ini berpusat di Malaysia termasuk Singapura, shura Indonesia dan shura Philipina Selatan. Shura regional berpindah ke Indonesia pada tahun 2000 berpusat di Surakarta. 163 162 Bahtiar Marpaung., Op. cit., hal. 5. Peledakan bom di Indonesia yang digolongkan sebagai serangan teroris telah dimulai pada tahun 1998, yaitu peledakan bom di gedung Atrium Senen, Jakarta. Sejak saat itu, rangkaian peledakan bom terjadi di berbagai wilayah Indonesia dengan berbagai target atau sasaran yang berbeda-beda hingga sampai saat ini. 163 Ibid. Universitas Sumatera Utara

2. Landasan Hukum Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme