2. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui penelitian kepustakaan library research untuk mendapatkan konsepsi teori atau doktrin,
pendapat atau pemikiran konseptual dari penelitian terdahulu yang berhubungan dengan objek yang ditelaah dalam penelitian ini yang dapat berupa peraturan
perundang-undangan, buku, karya ilmiah, makalah dan karya lainnya. Data pokok dalam penelitian ini adalah data-data sekunder yang
meliputi: 1.
Bahan hukum primer, yaitu Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2003 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Teorisme UUPTPT dan Undang-Undang
Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Republik Indonesia; 2.
Bahan hukum sekunder, yaitu bahan yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer, seperti buku-buku, makalah hasil-hasil
seminar atau hasil pertemuan ilmiah lainnya, majalah dan jurnal ilmiah, artikel, artikel bebas dari internet, surat kabar, majalah mingguan, dan
dokumen pribadi atau pendapat dari kalangan pakar hukum yang relevan dengan objek telaahan dalam penelitian ini;
79
3. Bahan hukum tersier, yaitu bahan hukum penunjang yang memberi petunjuk
dan penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, seperti kamus umum ensiklopedia dan kamus hukum.
79
Ronny Hanitijo Soemitro., Metodologi Penelitian Hukum, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1982, hal. 24.
Universitas Sumatera Utara
3. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara studi dokumen-dokumen yang relevan dengan penelitian ini di perpustakaan dan melakukan identifikasi data atau
kasus-kasus yang ada. Data yang diperoleh melalui penelitian kepustakaan tersebut selanjutnya akan dipilah-pilah guna memperoleh pasal-pasal dalam UUPTPT yang
mengandung kaedah-kaedah hukum yang kemudian dihubungkan dengan permasalahan yang sedang dihadapi dan disistematisasikan sehingga menghasilkan
klasifikasi yang selaras dengan permasalahan dalam penelitian ini.
80
4. Analisis Data
Analisis data di dalam penelitian ini, dilakukan secara kualitatif yakni pemilihan teori-teori, asas-asas, norma-norma, doktrin, dan pasal-pasal di dalam
undang-undang terpenting yang relevan dengan permasalahan. Kemudian membuat sistematika dari data-data tersebut sehingga akan menghasilkan klasifikasi tertentu
sesuai dengan permasalahan yang dibahas. Data yang dianalisis secara kualitatif akan dikemukakan dalam bentuk uraian secara sistematis pula dengan menjelaskan
hubungan antara berbagai jenis data, selanjutnya semua data diseleksi dan diolah kemudian dinyatakan secara deduktif, untuk sampai pada kesimpulan, sehingga
pokok permasalahan yang ditelaah dalam penelitian ini akan dapat dijawab.
80
Bambang Sunggono., Metode Penelitian Hukum Suatu Pengantar, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2001, hal. 195-196.
Universitas Sumatera Utara
H. Jadwal Penelitian
Waktu yang diperlukan melakukan penelitian ini adalah 8 delapan bulan, yaitu dari bulan Nopember 2010 sampai dengan Juni 2011, dengan jadwal
sebagaimana tabel sebagai berikut:
Uraian Nop
Des Jan
Feb Mar
Apr Mei
Jun
Pengajuan judul akhir awal
Persiapan bahan teng
awal Pengajuan konsep
proposal akhir
Bimbingan teng
Kolokium akhir
Pembuatanbimbingan tesis
teng awal
Pengajuan konsep tesis teng
Seminar hasil penelitian awal
Ujian tesismeja hijau teng
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN TENTANG TINDAK PIDANA TERORISME
A. Terorisme Menurut Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2003
Pasca peledakan gedung World Trade Center WTC di Amerika pada tanggal 11 September 2002, peristiwa terorisme membuka mata dunia
Internasional betapa sebuah konstruksi hukum mutlak diperlukan untuk melakukan perlawanan terhadap aksi terorisme.
81
Terorisme yang bersifat internasional merupakan kejahatan yang terorganisasi, sehingga pemerintah Indonesia meningkatkan kewaspadaan dalam
memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Peristiwa Bom Bali I pada
tanggal 12 Oktober 2002, Indonesia diingatkan akan adanya ancaman terhadap perdamaian dan keamanan di depan mata. Langkah preventif dari
peristiwa dimasa mendatang, pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2002 yang kemudian diundangkan menjadi
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2003 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme UUPTPT.
82
81
Jeffrey Record, “Bounding The Global War On Terrorism,” Journal Strategic Studies Institute, December 2003, hal. 2.
Pemerintah Indonesia menyadari terhadap bahaya aksi terorisme yang telah menjadi isu internasional dan
82
Penjelasan umum Undang-undang Nomor 15 Tahun 2003 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme UUPTPT.
Universitas Sumatera Utara
negara lain seperti Australia dan Amerika Serikat begitu fokus dalam upaya memerangi terorisme,
83
Bagian konsiderans dalam UUPTPT menimbang bahwa terorisme telah menghilangkan nyawa tanpa memandang korban dan menimbulkan ketakutan
masyarakat secara luas atau hilangnya kemerdekaan, serta kerugian harta benda, oleh karena itu perlu dilaksanakan langkah pemberantasan sehingga UUPTPT mutlak
diperlukan. Tujuannya adalah menjadikan terorisme sebagai suatu tindak pidana di Indonesia dan terorisme dikategorikan sebagai tindak pidana yang harus diberantas.
untuk itu perlu dikaji mengenai terorisme menurut UUPTPT.
4. Tindak Pidana Secara Umum