207
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
Langkah Pertama Menggali Pengalaman Hidup
1. Pengamatan
Guru mengajak peserta didik mengamati gambar dalam buku siswa yang menceritakan tentang anak anak petani yang mencari harta karun,
dan guru menceritakan kisah ini dengan menarik.
Anak-Anak Petani
Ada seorang petani yang mendapat karunia dari Tuhan. Dia pemilik kebun anggur yang luas. Petani itu tidak mempunyai masalah kecuali ketiga
anaknya tidak suka bekerja. Petani itu sudah tua. Ia tahu bahwa dirinya akan meninggal. Maka, kebun anggur itu harus ia serahkan kepada anak-anaknya.
Namun, anaknya tidak suka bekerja. Pada suatu hari, petani itu memanggil anak-anaknya. Dia memberi pesan
kepada anak-anaknya, “Sesudah Bapak meninggal, segala sesuatu yang Bapak miliki adalah milik kalian. Di dalam kebun anggur itu, tersimpan harta karun.
Itu juga milik kalian.” Tidak lama kemudian, petani itu pun meninggal. Setelah waktu berkabung selesai, anak-anak petani itu memikirkan
bagaimana menemukan harta karun di dalam kebun itu. Mereka sepakat jika menemukan akan membaginya dengan adil di antara mereka. Mereka
berpikir harta karun itu berupa emas atau perak atau batu permata. Mereka mencangkul tanah di sekitar pohon anggur untuk menemukan
harta karun. Tetapi hampir seluruh kebun sudah dicangkul, mereka tidak menemukan harta itu. Mereka berpikir pasti ayahnya keliru memberi pesan.
208
Buku Guru Kelas II SD
Namun, beberapa minggu kemudian pohon-pohon anggur itu berbuah lebat. Makin lama buah itu makin besar dan banyak. Melihat semua itu, akhirnya
mereka menyadari bahwa panen yang baik itu berkat kerja keras mereka mencari harta karun. Jadi, panenan yang banyak itulah harta karun yang
mereka cari. diadaptasi dari buku 50 Cerita Bijak, Yogyakarta: Kanisius, hal 53-54
2. Pendalaman
Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengajukan pertanyaan maupun tanggapan. Contoh pertanyaan-pertanyaan sebagai
berikut:
a. Berapa anak petani? b. Apa pesan dari petani kepada anak-anaknya?
c. Apa yang dicari anak-anak petani? d. Apakah mereka mendapat harta karun?
3. Peneguhan
Guru memberikan peneguhan berdasarkan pertanyaan dan jawaban peserta didik.
Ketiga anak petani itu mematuhi pesan ayahnya. Meskipun semula mereka mengira pesan ayahnya salah. Karena hampir semua lahan sudah mereka
cangkul, tetapi mereka tidak menemukan harta karun itu, yang terjadi adalah pohon-pohon anggur yang ada dikebun tersebut berbuah lebat.
Akhirnya, mereka menyadari harta karun itu adalah panenan anggur. Panenan yang melimpah itu berkat kerja keras mereka mencangkul
209
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
tanah di sekitar pohon anggur. Kita selalu diberi pesan dan nasihat oleh orang tua kita. Maksud pesan dan nasihat itu supaya kita tumbuh dan
berkembang menjadi orang yang baik.
Langkah Kedua Menggali Pengalaman Kitab Suci
Cerita
Guru menceritakan kisah Abraham mengorbankan anaknya berdasarkan Kitab kejadian 22: 1-19.
Pada suatu senja Abraham duduk di depan rumahnya. Dia termenung dan berpikir, “Janji Allah akan memberikan keturunan yang banyak belum
terwujud dan tidak mungkin terwujud sebab aku sudah tua begitu juga Sara isteriku. Namun, aku tetap percaya akan janji Tuhan.”
Pada suatu hari, Abraham kedatangan tiga orang tamu. Tamu itu sebenarnya adalah utusan Allah. Abraham tidak mengenal tamu itu, namun
Dia menyambut mereka dengan ramah dan menghidangkan makanan serta minuman kepada mereka. Selesai makan, tamu itu berkata, “di mana Sara
isterimu?” Abraham menjawab, “di dalam rumah”. Berkatalah tamu itu kepada Abraham, “Tahun depan kami akan kembali dan pada waktu itu Sara
isterimu akan mempunyai seorang anak laki-laki.” Sara yang ada di dalam rumah tersenyum mendengar perkataan tamu
nya, Dia berkata dalam hati, “Aku sudah tua dan layu, bagaimana mungkin dapat mengandung dan melahirkan?” Tamu itu berkata, “Mengapa Sara
tersenyum? Sungguh, tahun depan Sara akan mempunyai seorang anak laki- laki.” Setelah berkata demikian ketiga tamu itu berpamitan.
210
Buku Guru Kelas II SD
Apa yang dikatakan tamu itu benar terjadi. Pada hari tuanya, Sara mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki yang diberi nama Ishak.
Allah setia dan menepati janjinya. Abraham dan Sara sangat gembira mendapat Ishak di usia tuanya.
Mereka sangat mengasihi Ishak. Tetapi, kegembiraan Abraham dan Sara tidak berlangsung lama.
Ketika Ishak bertambah besar, pada suatu malam, tiba-tiba Abraham mendengar suara Allah. Allah berkata kepada Abraham,”Abraham, ambillah
Ishak anakmu itu dan bawalah ke tanah Moria. Persembahkanlah dia sebagai korban bakaran kepada-Ku.” Itu berarti Abraham diminta untuk
menyembelih Ishak dan membakarnya sebagai persembahan kepada Allah. Abraham sangat terkejut.
Abraham sangat mencintai Ishak. Dia berkata kepada Allah, “Ya Allah, Ishak adalah satu-satunya anakku. Dia satu-satunya anakku. Dia satu-
satunya sumber harapanku untuk mendapat keturunan sebanyak bintang di langit.” Abraham sedih sambil memandang wajah Ishak yang tertidur pulas.
Abraham sangat mencintai Ishak, tetapi ia lebih menaati perintah Allah. Keesokan harinya, Abraham membelah kayu bakar, menyiapkan pisau
dan api Abraham mengajak Ishak serta dua hambanya ke tanah Moria. Di kaki gunung Moria, Abraham memerintahkan kedua hambanya untuk
berhenti dan menunggu, sedangkan ia dan Ishak meneruskan perjalanan ke puncak gunung. Abraham meletakkan kayu bakar di pundak Ishak, sedang ia
sendiri membawa pisau dan api. Di tengah perjalanan Ishak bertanya, “Ayah, kita sudah membawa api,
pisau, dan kayu bakar, tetapi mana anak domba untuk kurban bakaran itu?” Sahut Abraham, “Allah akan menyediakannya, anakku.”
211
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
Tak lama kemudian sampailah mereka di tempat yang dikatakan Allah kepada Abraham. Abraham mengumpulkan batu-batu yang ada di situ dan
membuat altar dari batu-batu tersebut. Kemudian, Dia menyusun kayu bakar di atas altar. Abraham mengambil pisau dan siap menyembelih Ishak.
Tiba-tiba terdengarlah suara malaikat Tuhan, “Abraham....Abraham...., jangan bunuh anak itu. Sekarang Tuhan tahu bahwa engkau setia dan taat
pada kehendak Allah. Abraham tidak jadi menyembelih Ishak. Segera dilepaskannya ikatan Ishak dan diturunkannya dari meja altar. Tiba-tiba
Abraham mendengar suara anak domba. Abraham menoleh dan melihat seekor anak domba jantan di belakangnya yang tanduknya tersangkut di
semak-semak. Abraham segera mengambil anak domba itu, dan berkata kepada Ishak, “Anakku, inilah domba yang disediakan Allah untuk korban
kita.” Abraham menyembelih domba itu, dan mengorbankannya sebagai
persembahan pengganti Ishak, anaknya. Setelah selesai mempersembah- kan korban, mereka turun dan pulang.
1. Pendalaman