Pendalaman Peneguhan Pengamatan Beriman Berarti Berbuat Demi Allah

194 Buku Guru Kelas II SD Salah seorang tentara yang melihat peristiwa itu berkata dengan suara lantang, “Sungguh orang ini Putra Allah” semuanya ini disaksikan oleh orang-orang yang mengenal Yesus. Bdk. Lukas 23:1-49

2. Pendalaman

Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk bertanya tentang isi dan pesan Kitab Suci Lukas 23:1-49. Contoh pertanyaan- pertanyaan sebagai berikut: a. Di mana Yesus disalibkan? b. Mengapa Yesus disalibkan? c. Siapa yang disalibkan bersama Yesus? d. Jam berapa Yesus wafat? e. Siapa yang berdiri di kaki salib?

3. Peneguhan

Guru memberikan peneguhan berdasarkan pertanyaan dan jawaban peserta didik. Yesus rela di salib agar manusia mendapat keselamatan. Yesus adalah Putra Allah yang menjadi manusia untuk menyelamatkan manusia. Yesus mencintai manusia walaupun harus wafat di kayu salib. Langkah Kedua Menggali Pengalaman Iman 195 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti

1. Pengamatan

Peserta didik mengamati gambar kisah Santo Tarsisius yang ada di buku siswa dan guru menceritakan kisah Santo Tarsisius. Santo Tarsisius Pada abad pertama sampai abad keempat, orang-orang kristen yang berada di bawah kekuasaan Roma tidak boleh mengikuti misa kudus secara terang-terangan. Bila kedapatan oleh tentara Roma, mereka akan ditangkap dan dihukum. Bila mereka tetap berkeras mempertahankan iman mereka akan Yesus yang bangkit, maka mereka akan dihukum mati. Ada seorang anak yang selalu mengikuti misa pagi bersama ibunya, walaupun situasi sangat mencekam. Anak itu bernama Tarsisius. Setiap hari mereka menuju sebuah kapel kecil bawah tanah yang sangat rahasia. Seseorang akan muncul dengan obor menyala dan menerima Tarsisius beserta ibunya menuju ruang kapela bawah tanah yang gelap itu, yang sering disebut Katakombe. Mereka berjalan seakan merangkak masuk, dan di sana ditemukan begitu banyak umat yang sedang berdoa bersama dan merayakan perayaan Ekaristi. Setiap kali Tarsisius mendengar Imam berkata; ‘Makanlah dan minumlah, Inilah Tubuhku yang diserahkan bagimu, Inilah Darahku yang ditumpahkan bagimu,’ Dia merasa damai dan bahagia setelah menerima tubuh dan darah Kristus. Suatu hari setelah selesai perayaan ekaristi, Pastor meminta kerelaan salah satu umat untuk menghantar sakramen Mahakudus kepada para tahanan yang akan dilemparkan ke tengah singa yang lapar. Semua umat saling memandang dan tidak ada seorangpun yang berani menghantarkan hosti kudus itu karena takut ditangkap. 196 Buku Guru Kelas II SD Tarsisius merasa bahwa Dia mampu melaksanakan tugas mulia itu. Tarsisius berdiri dan berkata; “Pastor, Biarkan aku menuju penjara membawa tubuh Kristus buat saudara kita di sana.” Engkau masih begitu kecil. Kalau serdadu Romawi menangkapmu, apa yang akan kau buat? ”Bapak Pastor, percayalah. Saya akan berhati-hati, dan akan menjaga hosti kudus ini tiba dengan selamat.” Melihat keberanian Tarsisius, Pastor membungkus Sakramen Mahakudus itu dan diberikannya kepada Tarsisius. Tarsisius secara aman melewati daerah yang dijaga serdadu Roma. Ketika ia melewati sebuah lapangan, dilihatnya sejumlah anak sedang bermain di sana. Tarsisius diajak bermain oleh mereka, namun ditolak oleh Tarsisius. Anak-anak itu datang mengerumuninya. Melihat bahwa Tarsisius memegang sesuatu di tangannya, mereka menarik tangannya berusaha untuk melihat apa yang ada di dalamnya. Tarsisius tidak melepaskan tangannya, Dia bahkan semakin kuat mempertahankan apa yang sedang dipegangnya. Karena itu Dia terjatuh di tanah. Satu di antara anak-anak itu karena tak berhasil melepaskan tangan Tarsisius, berkata, ‘Mari saya buktikan siapa yang paling kuat.’ Dia mengambil sebuah batu dan dilemparkannya ke arah Tarsisius. Tangannya tetap tak terbuka. Kini Dia semakin kuat memeluk Sakramen Mahakudus ke dadanya. Dia berkata berbisik; ‘Yesus, saya tak akan membiarkan mereka membawamu pergi. Bantulah aku.’ Anak-anak itu semakin marah dan merajam Tarsisius dengan batu berkali-kali dan Tarsisius tak sadarkan diri. serdadu Romawi yang bertobat melihat kejadian itu dan segera menolongnya. Tarsisius membuka tangannya dan berkata, “Tubuh Kristus ada di tanganku.” Setelah itu Tarsisius menghembuskan nafasnya. 197 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti

2. Pendalaman