Pengamatan Pendalaman Peneguhan Pengamatan

175 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Langkah Pertama Menggali Pengalaman Hidup

1. Pengamatan

Guru mengajak peserta didik mengamati gambar yang ada di buku siswa dan meminta beberapa peserta didik untuk memberikan komentar atas gambar-gambar tersebut. Kemudian, guru melanjutkan dengan menceritakan kisah ikan dan katak dengan menarik. Ada seekor katak yang sudah lama hidup di darat. Suatu hari ia kembali ke air karena akan bertelur. Ketika masuk ke air ia bertemu seekor ikan, sahabatnya dulu ketika masih kecil. Ikan itu bertanya kepada katak, “Apa saja yang kau lihat di darat?” katak bercerita bahwa di darat ada banyak binatang. Ada binatang besar dan kecil. Katakpun menceritakan bahwa di darat ada binatang yang pandai. Ia bisa membuat rumah, pabrik, mobil, bercocok tanam dan banyak lagi. Ia berjalan dengan dua kaki. Dua kaki yang lain untuk memegang dan mengerjakan banyak hal. Mendengar cerita katak itu, ikan membayangkan seperti apa binatang yang pandai itu. Bayangan yang muncul dalam pikiran ikan adalah binatang itu bersirip empat. Dua sirip dipakai untuk berenang dan dua sirip lagi untuk mengerjakan hal-hal lain. diadaptasi dari kisah Fish is Fish 176 Buku Guru Kelas II SD

2. Pendalaman

Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengajukan pertanyaan dan memberikan tanggapan terhadap isi cerita. Contoh pertanyaan yang diajukan peserta didik: a. Apa yang diceritakan katak kepada ikan? b. Siapakah binatang pandai yang diceritakan katak? c. Apa yang dibayangkan oleh ikan tentang binatang pandai itu?

3. Peneguhan

Guru memberikan peneguhan berdasarkan pertanyaan dan jawaban dari peserta didik. Katak menceritakan kepada ikan bahwa di darat banyak binatang dan katak menyebut manusia adalah binatang yang pandai. Ikanpun tidak dapat memiliki gambaran lain selain ikan. Apapun yang diceritakan katak kepada ikan, gambaran ikan tentang berbagai hal itu tetap seperti ikan. Dua sirip untuk berenang dan dua sirip lagi untuk bekerja. Langkah Kedua Menggali Pengalaman Iman

1. Pengamatan

Guru mengajak peserta didik mengamati gambar Santo Agustinus dan memberikan kesempatan untuk menceritakan isi gambar dan dilanjutkan dengan cerita tentang Santo Agustinus dengan menarik. 177 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti St. Agustinus Agustinus dilahirkan pada tanggal 13 November tahun 354 di Tagaste, Algeria, Afrika Utara. Ayahnya bernama Patrisius, seorang kair. Ibunya ialah St. Monika, seorang Kristen yang saleh. St. Monika mendidik ketiga putera-puterinya dalam iman Kristen. Namun demikian, menginjak dewasa Agustinus mulai berontak dan hidup liar. Pernah suatu ketika ia dan teman- temannya yang tergabung dalam kelompok “7 Penantang Tagaste” mencuri buah-buah pir yang siap dipanen milik Pak Tallus, seorang petani miskin, untuk dilemparkan kepada babi-babi. Pada umur 29 tahun Agustinus dan Alypius, sahabatnya, pergi ke Italia. Agustinus menjadi Mahaguru terkenal di Milan. Sementara itu, hatinya merasa gelisah. Sama seperti kebanyakan dari kita di zaman sekarang, Dia mencari-cari sesuatu dalam berbagai aliran kepercayaan untuk mengisi 178 Buku Guru Kelas II SD kekosongan jiwanya. Sembilan tahun lamanya Agustinus menganut aliran Manikisme, yaitu bidaah yang menolak Allah dan mengutamakan rasionalisme. Tanpa kehadiran Tuhan dalam hidupnya, jiwanya itu tetap kosong. Semua buku-buku ilmu pengetahuan telah dibacanya, tapi Dia tidak menemukan kebenaran dan ketentraman jiwa. Sejak awal ibunya tak bosan-bosan menyarankan kepada Agustinus untuk membaca Kitab Suci di mana dapat ditemukan lebih banyak kebijaksanaan dan kebenaran daripada dalam ilmu pengetahuan. Tetapi, Agustinus meremehkan nasehat ibunya. Kitab Suci dianggapnya terlalu sederhana dan tidak akan menambah pengetahuannya sedikit pun. Pada usia 31 tahun Agustinus mulai tergerak hatinya untuk kembali kepada Tuhan berkat doa-doa ibunya serta berkat ajaran St. Ambrosius, Uskup kota Milan. Namun demikian Dia belum bersedia dibaptis karena belum siap untuk mengubah sikap hidupnya. Suatu hari, Dia mendengar tentang dua orang yang sudah bertobat setelah membaca riwayat hidup St. Antonius Pertapa. Agustinus merasa malu. “Apa ini yang kita lakukan?” teriaknya kepada Alypius. “Orang-orang yang tak terpelajar memilih surga dengan berani. Tetapi, dengan segala ilmu pengetahuan yang kita pelajari kita tetap menjadi pengecut sehingga terus hidup bergelimang dosa” Dengan hati yang sedih, Agustinus pergi ke taman dan berdoa, “Berapa lama lagi, ya Tuhan? Mengapa aku tidak mengakhiri perbuatan dosaku sekarang?” Sekonyong-konyong ia mendengar seorang anak menyanyi, “Ambillah dan bacalah” Agustinus mengambil Kitab Suci dan membukanya tepat pada ayat, “Marilah kita hidup dengan sopan seperti pada siang hari… kenakanlah Tuhan Yesus Kristus sebagai perlengkapan senjata terang dan janganlah merawat tubuhmu untuk memuaskan keinginannya.” Roma 13:13-14. Ini dia Sejak saat itu, Agustinus memulai hidup baru. 179 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Pada tanggal 24 April tahun 387, Agustinus dipermandikan oleh Uskup Ambrosius. Ia memutuskan untuk mengabdikan diri pada Tuhan dengan beberapa teman dan saudaranya, mereka hidup bersama dalam doa dan meditasi. Pada tahun 388, setelah ibunya wafat, Agustinus tiba kembali di Afrika. Ia menjual segala harta miliknya dan membagi-bagikannya kepada mereka yang miskin. Dia sendiri mendirikan sebuah komunitas religius. Atas desakan Uskup Valerius dan umat, Agustinus bersedia menjadi imam. Empat tahun kemudian Agutinus diangkat menjadi Uskup kota Hippo. Semasa hidupnya Agustinus adalah seorang pengkhotbah yang ulung. Banyak orang tak percaya kembali ke Gereja Katolik sementara orang- orang Katolik semakin diperteguh imannya. Agustinus menulis surat- surat, khotbah-khotbah serta buku-buku dan mendirikan biara di Hippo untuk mendidik biarawan-biarawan agar dapat mewartakan injil ke daerah-daerah lain, bahkan ke luar negeri. Gereja Katolik di Afrika mulai tumbuh dan berkembang pesat. Di dinding kamarnya, terdapat kalimat berikut yang ditulis dengan huruf- huruf yang besar: “Di sini kami tidak membicarakan yang buruk tentang siapa pun.” “Terlambat aku mencintai-Mu, Tuhan,” serunya kepada Tuhan suatu ketika. Agustinus menghabiskan sisa hidupnya untuk mencintai Tuhan dan membawa orang-orang lain untuk mencintai-Nya juga. Agustinus wafat pada tanggal 28 Agustus tahun 430 di Hippo dalam usia 76 tahun. Makamnya terletak di Basilik Santo Petrus. Kumpulan surat, khotbah serta tulisan-tulisannya adalah warisan Gereja yang amat berharga. Di antara ratusan buku karangannya, yang paling terkenal ialah “Pengakuan- Pengakuan” dan “Kota Tuhan”. Santo Agustinus dikenang sebagai Uskup dan Pujangga Gereja serta dijadikan Santo pelindung para seminaris. Pestanya dirayakan setiap tanggal 28 Agustus.Jadi tidak peduli berapa jauh kamu 180 Buku Guru Kelas II SD menyimpang dari Tuhan, Dia selalu siap untuk membawamu kembali. Sama seperti Agustinus, seorang kair yang dipanggil menjadi seorang Uskup, kamu pun juga dapat bertumbuh dalam kasih dan kuasa Tuhan. “disarikan dan diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.netyesaya”

2. Pendalaman