Tahap-tahap Membaca Pemahaman Membaca Pemahaman 1. Hakikat Membaca Pemahaman

kalimat yang umumnya tidak ditemukan dalam bahasa lisan dan dengan gaya menulis yang berbeda dengan berbagai aliran sastra. b. Tahap saat baca Pada tahap ini banyak sekali variasi yang dapat dilakukan sejalan dengan strategi baca yang telah dipilih guru. Brown via Abidin, 2012: 21-24 menyatakan bahwa dalam tahap ini terdapat beberapa model membaca yang dapat digunakan harus dipilih berdasarkan seleksi ketepatannya, yaitu model metakognitif, model linier model bottom-up, model psikolinguistik top-down, dan model interaktif. Dalam hal ini, Anderson via Abidin, 2012: 24 mengakui bahwa model interaktif merupakan model yang paling tepat untuk diterapkan. Hal itu dikarenakan model ini adalah gabungan dari proses bawah-atas dan atas-bawah yang menghasilkan gambaran mengenai apa yang terjadi ketika membaca. Lebih lanjut, Somadayo 2011: 37-38 mengemukakan bahwa pelaksanaan kegiatan pada tahap saat baca adalah dengan teknik skimming dan teknik scanning. Skimming adalah suatu teknik membaca untuk mengambil intisari dari suatu bacaan Soedarso, 2005: 88. Dalam teknik skimming, siswa dituntut untuk memahami topik bacaan, mengidentifikasi opini, memahami organisasi penulisan atau urutan ide pokok, dan menyimpulkan bahan bacaan. Teknik ini dilakukan dengan membaca dalam hati. Teknik skimming yang baik dilakukan dengan hanya membaca kalimat pertama pada setiap paragraf, sedangkan untuk pendahuluan dan kesimpulanringkasan dibaca dengan lebih teliti Zuchdi, 2008: 82. Selanjutnya, teknik scanning terdiri dari 1 kemampuan melakukan scanning topik bacaan, 2 kemampuan melakukan scanning fakta khusus, 3 kemampuan melakukan scanning informasi tertentu, dan 4 kemampuan menyimpulkan Somadayo, 2011: 38. Scanning adalah suatu teknik membaca untuk mendapatkan suatu informasi tanpa membaca yang lain-lain, yaitu dengan langsung ke bagian yang dicari, yaitu berupa fakta khusus atau informasi tertentu Soedarso, 2005: 89. Teknik ini dapat dilakukan guru dengan menyiapkan daftar pertanyaan berdasarkan materi bacaan yang digunakan. Daftar pertanyaan itu harus diberikan kepada siswa sebelum mereka mulai membaca. Siswa didorong untuk mengemukakan suatu informasi dan menuliskan jawaban secepat mungkin. Setelah selesai, jawaban-jawaban tersebut didiskusikan bersama Schacter via Zuchdi, 2008: 89. c. Tahap pascabaca Kegiatan pascabaca dilakukan untuk membantu siswa menyatukan informasi baru yang didapat ke dalam skemata yang telah dimiliki sehingga diperoleh tingkat pemahaman yang lebih tinggi Burns dalam Somadayo, 2011: 38. Strategi yang dapat digunakan pada tahap pascabaca adalah belajar mengembangkan bahan bacaan pengajaran, memberikan pertanyaan, menceritakan kembali, dan presentasi visual Rahim, 2011: 105. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa tahap-tahap pembelajaran membaca pemahaman ditujukan untuk mengembangkan kemampuan membaca pemahaman. Adapun tahapan pelaksanaan pembelajaran membaca pemahaman meliputi tahap prabaca, tahap saat baca, dan tahap pascabaca. Tahapan-tahapan tersebut bersifat wajib untuk dilaksanakan dalam pembelajaran membaca pemahaman karena melalui tahapan tersebut akan tergambar aktivitas belajar siswa.

4. Tes Kemampuan Membaca Pemahaman

Ada beberapa teori yang menjadi dasar dalam mengukur tingkat pemahaman dalam membaca, seperti Taksonomi Bloom, Taksonomi Barret, dan Taksonomi Ruddel. Dalam penelitian ini, Taksonomi Ruddel digunakan sebagai dasar dalam mengukur tingkat pemahaman dalam membaca, sedangkan pengukuran kemampuan secara kognitif dilakukan dengan tes. Sebagai hasil pelaksanaan pembelajaran membaca, tes kemampuan membaca siswa dimaksudkan untuk mengukur kompetensi siswa memahami informasi sebuah bacaan Nurgiyantoro, 2012: 371. Ruddel mengemukakan bahwa sebagian besar dari tujuh subketerampilan utama keterampilan pemahaman dapat digolongkan pada tingkat pemahaman faktual, interpretatif, dan aplikatif Zuchdi, 2008: 100. Tujuh subketerampilan tersebut adalah kompetensi keterampilan ide-ide penjelas, urutan, sebab dan akibat, ide pokok, memprediksi, menilai, serta pemecahan masalah. Klasifikasi keterampilan pemahaman membaca berdasarkan taksonomi Ruddel tersebut dinilai lebih praktis karena pembagiannya lebih sedikit namun tidak menghilangkan keterampilan pokok dalam pemahaman bacaan Zuchdi, 2008: 100. Klasifikasi ini juga sudah terfokus pada keterampilan membaca sehingga penggunaan taksonomi Ruddel sesuai untuk mengukur tingkat pemahaman membaca pada siswa. Oleh karena itu, taksonomi Ruddel ini dipilih sebagai acuan dalam tes kemampuan membaca pemahaman. Berikut ini adalah klasifikasi subketerampilan pemahaman membaca tersebut yang dapat digunakan sebagai dasar penilaian pembelajaran membaca pemahaman Ruddel dalam Zuchdi, 2008: 101. Tabel 1: Klasifikasi Subketerampilan Pemahaman Membaca Menurut Taksonomi Ruddel Kompetensi Keterampilan Tingkat Pemahaman Faktual Interpretatif Aplikatif 1. Ide-Ide Penjelas a. Mengidentifikasi √ √ √ b. Membandingkan √ √ √ c. Menggolongkan √ √ 2. Urutan √ √ √ 3. Sebab dan Akibat √ √ √ 4. Ide Pokok √ √ √ 5. Memprediksi √ √ 6. Menilai a. Penilaian Pribadi √ √ √ b. Identifikasi Perwatakan √ √ √ c. Identifikasi Motif Pengarang √ √ 7. Pemecahan Masalah √ Pertama, untuk sampai pada tingkat pemahaman faktual, siswa harus mampu mengindentifikasi dengan mengingat data atau informasi yang ada dalam bacaan. Kedua, untuk memilih pemahaman pada tingkat pemahaman interpretatif, siswa harus mampu melakukan analisis, rekontruksi, atau pengujian. Ketiga, untuk sampai pada tingkat pemahaman aplikatif, siswa harus menggunakan atau mengaplikasikan data pada situasi baru. Dengan demikian, penilaian dapat dilaksanakan secara sistematis sesuai petunjuk pengklasifikasian pemahaman membaca menurut taksonomi Ruddel.