Kajian Hasil Penelitian yang Relevan

teknik KWL. Hal ini dapat diketahui dari uji analisis data dengan uji Scheffe yang menunjukkan F hitung lebih besar dari F tabel 37,484 3,970 pada taraf signifikansi 5. Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah keduanya menggunakan dua sampel, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Selain itu, kedua penelitian tersebut menggunakan variabel terikat yang sama berupa kemampuan membaca pemahaman. Kemudian, perbedaannya terletak pada subjek penelitian. Penelitian Aryani 2007 dilakukan terhadap siswa kelas VII SMP di Kecamatan Sedayu, sedangkan penelitian ini dilakukan terhadap siswa kelas VIII SMP N 1 Patuk. Teknik pembelajaran membaca yang digunakan dalam penelitian Aryani 2007 juga berbeda dengan teknik pembelajaran membaca dalam penelitian ini. Penelitian Aryani 2007 menggunakan teknik KWL, sedangkan penelitian ini menggunakan strategi Self-Monitoring Using Questions. Penelitian kedua yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian dengan judul “Keefektifan Teknik Herringbone dalam Pembelajaran Membaca Pemahaman pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Imogiri” yang disusun oleh Riyadi. Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah keduanya menggunakan dua sampel, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kedua penelitian ini juga menggunakan variabel terikat yang sama, yaitu berupa kemampuan membaca pemahaman. Perbedaan kedua penelitian ini terletak pada subjek penelitian. Penelitian Riyadi 2010 dilakukan terhadap siswa kelas X SMA X Negeri 1 Imogiri, sedangkan penelitian ini dilakukan terhadap siswa kelas VIII SMP N 1 Patuk. Teknik pembelajaran membaca yang digunakan dalam penelitian Riyadi 2010 juga berbeda dengan teknik pembelajaran membaca dalam penelitian ini. Penelitian Riyadi 2010 menggunakan teknik membaca Herringbone, sedangkan penelitian ini menggunakan strategi Self-Monitoring Using Questions. Hasil penelitian Riyadi 2010 dapat dilihat dari peningkatan nilai rata-rata prates ke pascates pada kelompok eksperimen sebesar 1,52, sedangkan skor rata- rata prates ke pascates kelompok kontrol mengalami penurunan sebesar 0,58. Hasil uji-t skor prates tidak berbeda secara signifikan, diperoleh nilai t = 0,616; p = 0,540, p 0,05, sebaliknya hasil uji-t pascates p 0,05. Simpulan dalam penelitian tersebut adalah 1 ada perbedaan kemampuan membaca pemahaman yang signifikan antara siswa kelas X SMA X Negeri 1 Imogiri yang mengikuti pembelajaran membaca pemahaman dengan menggunakan teknik Herringbone dan siswa kelas X SMA X Negeri 1 Imogiri yang mengikuti pembelajaran membaca pemahaman tanpa menggunakan teknik Herringbone dan 2 pembelajaran membaca pemahaman siswa kelas X SMA X Negeri 1 Imogiri dengan menggunakan teknik Herringbone lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran membaca pemahaman siswa kelas X SMA X Negeri 1 Imogiri yang tanpa menggunakan teknik Herringbone. Berdasarkan pengaruh penggunaan teknik membaca dalam pembelajaran membaca pemahaman yang dilakukan dalam penelitian sebelumnya, maka kedua penelitian di atas dijadikan sebagai acuan dalam penelitian ini.

C. Kerangka Teori

Pembelajaran membaca pemahaman yang selama ini dilaksanakan di sekolah belum memperoleh hasil yang optimal. Dalam pembelajaran tersebut, siswa diminta untuk membaca sebuah teks tertentu kemudian menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan bacaan. Pembelajaran seperti ini adalah pembelajaran yang bersifat tradisional, sehingga belum mengembangkan kemampuan membaca pemahaman siswa. Selain itu, pembelajaran dengan cara tradisional belum dapat menumbuhkan minat dan motivasi siswa untuk gemar membaca, padahal membaca merupakan kunci untuk mendapatkan ilmu pengetahuan. Berdasarkan alasan-alasan itu, diperlukan solusi yang tepat untuk mengatasi permasalahan tersebut. Salah satunya dengan penerapan strategi pembelajaran yang kreatif sebagai upaya dalam memujudkan proses pembelajaran membaca pemahaman yang variatif dan inovatif. Strategi pembelajaran membaca pemahaman yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman adalah strategi Self-Monitoring Using Questions. Strategi ini terdiri dari enam tahap, yaitu menentukan intisari, memprediksikan, menggambarkan, meringkas, menyuarakan pikiran, dan memecahkan masalah.

D. Hipotesis

Berdasarkan teori-teori yang telah disusun dalam penelitian ini, hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut.

1. Hipotesis Nol

a. Tidak ada perbedaan kemampuan membaca pemahaman yang signifikan antara siswa kelas VIII SMPNegeri 1 Patuk yang mengikuti pembelajaran membaca pemahaman dengan menggunakan strategi Self-Monitoring Using Questions dan siswa kelas VIII SMPNegeri 1 Patuk yang mengikuti pembelajaran membaca pemahaman tanpa menggunakan strategi Self-Monitoring Using Questions. b. Pembelajaran membaca pemahaman siswa kelas VIII SMPNegeri 1 Patuk dengan menggunakan strategi Self-Monitoring Using Questions tidak lebih efektif daripada pembelajaan membaca pemahaman siswa kelas VIII SMPNegeri 1 Patuk tanpa menggunakan strategi Self-Monitoring Using Questions.

2. Hipotesis Kerja

a. Terdapat perbedaan kemampuan membaca pemahaman yang signifikan antara siswa kelas VIII SMPNegeri 1 Patuk yang mengikuti pembelajaran membaca pemahaman dengan menggunakan strategi Self-Monitoring Using Questions dan siswa kelas VIII SMPNegeri 1 Patuk yang mengikuti pembelajaran membaca pemahaman tanpa menggunakan strategi Self-Monitoring Using Questions. b. Strategi Self-Monitoring Using Questions lebih efektif digunakan dalam pembelajaran membaca pemahaman siswa kelas VIII SMPNegeri 1 Patuk daripada pembelajaran membaca pemahaman siswa kelas VIII SMPNegeri 1 Patuk tanpa menggunakan strategi Self-Monitoring Using Questions.