Gangguan Harga Diri Harga Diri

terhadap dirinya. Kondisi ini yang mengakibatkan respons yang maladaptif. Kondisi ini dapat ditemukan pada pasien gangguan fisik yang kronis atau pada pasien gangguan jiwa. Faktor predisposisi gangguan harga diri menurut Suliswati,dkk 2005 dalam Purba, dkk 2010 yaitu: Penolakan dari orang lain, kurang penghargaan, pola asuh yang salah: terlalu dilarang, terlalu dikontrol, terlalu dituruti, terlalu dituntut dan tidak konsisten, persaingan antar saudara, kesalahan dan kegagalan yang berulang dan tidak mampu mencapai standar yang ditentukan. Menurut Purba, dkk 2010 tanda dan gejala harga diri rendah yang dapat dikaji: 1 perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan akibat tindakan terhadap penyakit misalnya: malu dan sedih karena rambut jadi botak setelah mendapat terapi sinar pada kanker. 2 rasa bersalah terhadap diri sendiri, misalnya: “ ini tidak akan terjadi jika saya segera ke rumah sakit,” menyalahkan mengejek dan mengkritik diri sendiri. 3 merendahkan martabat, contohnya: “ saya tidak bisa”, “saya tidak mampu”, “saya merasa tidak berguna”, “saya sangat jelek”, saya orang bodoh dan tidak tahu apa-apa”, serta “saya tidak pernah melakukan sesuatu dengan benar”. 4 gangguan hubungan sosial, seperti menarik diri dimana pasien tidak ingin bertemu dengan orang lain, lebih suka sendiri. 5 percaya diri kurang dimana pasien sukar mengambil keputusan, misalnya tentang memilih alternatif tindakan. 6 mencederai diri dimana harga diri yang rendah disertai harapan yang suram, mungkin pasien ingin mengakhiri kehidupan.

1.4 Harga Diri Pasien Kanker Payudara yang Menjalani Kemoterapi

Penderita yang mengetahui dirinya mengidap kanker dapat menjadi cemas dan merasa akan cepat mati dalam keadaan yang menyedihkan,serta hanya beban bagi orang lain. Mereka akan cenderung akan menyalahkan dirinya sendiri atas apa yang dialaminya dan berpandangan negatif terhadap dirinya Sukardja, 2003 dalam Hartati, 2008. Hal ini sesuai dengan pandapat Taylor 1995 dalam Hartati 2008 reaksi yang umumnya ditampilkan oleh mereka yang didiagnosa menderita kanker payudara adalah menyangkal, cemas, takut dan depresi karena merasa segala sesuatu tiba-tiba menjadi berubah dan masa depan menjadi tidak jelas. Pada pasien yang menderita kanker payudara terjadi banyak perubahan fisik yang mempengaruhi aktivitas pasien sehari-hari dan mempengaruhi keadaan psikologis pasien. Menghadapi perubahan mental akibat penyakit kanker payudara, umumnya pasien yang memiliki penerimaan diri yang rendah, harga diri yang rendah, merasa putus asa, bosan, cemas, frustasi, tertekan dan takut kehilangan seseorang Radleay, 1994 dalam Lubis, 2009. Adapun perilaku pasien kanker payudara yang berhubungan dengan harga diri rendah adalah mengkritik diri sendiri, perasaan tidak mampu, rasa bersalah, mudah tersinggung, pesimis, dan merusak diri Keliat, 1998. Bagi banyak wanita yang mengalami kanker payudara cenderung akan menyalahkan dirinya sendiri atas apa yang dialaminya dan berpandangan negatif terhadap dirinya Puckett, 2007 dalam Hartati 2008. Penerimaan terhadap penyakit dapat mengarah pada persiapan aktif atau persiapan pasif menghadapi kematian, maupun perlawanan terhadap penyakitnya Glasser dalam Lubis, 2009. Ketika pasien mampu menerima keadaan dirinya, baru ia akan mempunyai harga diri yang tinggi Rosenberg, 1965 dalam Lubis 2009. Pasien yang memiliki harga diri yang tinggi dapat melawan pengaruh negatif dari kanker Hobfoll Walfisch, 1984 dalam Lubis 2009. Hal tersebut didukung oleh data dari American Cancer Society yang menunjukkan 79 perempuan yang didiagnosa menderita kanker payudara, pada tahun 1994 dan masih hidup di tahun 1999 adalah pasien yang mempunyai harga diri yang tinggi American Cancer Society, 1994 dalam Lubis 2009. Oleh karena itu, sangat penting bagi pasien kanker payudara untuk mengubah konsep diri agar mempunyai harga diri yang tinggi untuk mampu beradaptasi Heidrich Ward, 1992 dalam Lubis, 2009. Pasien kanker payudara yang mempunyai harga diri yang tinggi Rosenberg, 1965; Waltz, 1986 dalam Lubis, 2009 akan mempunyai mental yang sehat dan lebih puas terhadap hidupnya sehingga akan lebih mempercepat kesembuhannya atau lebih memperpanjang harapan bagi pasien kanker yang sudah pada tahap lanjut. Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pasien kanker payudara yang dapat menerima keadaan dirinya akan memilki harga diri tinggi sedangkan pasien kanker payudara yang tidak dapat menerima keadaan dirinya akan memilki harga diri yang rendah.