Struktur Bawah Sub Structure

- Efisiensi pelayanan Kedua pola massa bangunan tersebut memiliki ciri-ciri khas tersendiri apabila diterapkan di dalam perancangan bentuk bangunan, yaitu sebagai berikut: Tabel 4.3 Kriteria Pola Massa Bangunan

IV.3. Analisa Struktur Bangunan

IV.3.1. Struktur Bawah Sub Structure

Yang termasuk substructure pada suatu bangunan adalah pondasi. Pondasi adalah bagian bawah bangunan yang langsung bersentuhan dengan bidang tanah dan berfungsi untuk memikul dan memindahkan semua beban yang ada diatasnya ke tanah tempat bangunan tersebut berpijak. Saat ini telah tersedia banyak sistem pondasi, pemilihan sistem pondasi tergantung pada beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah : Kriteria Massa tunggal Massa majemuk Hubungan dan sifat kegiatan -Baik untuk hubungan kegiatan erat -Pengelompokan kegiatan jelas -Mudah dikontrol -Pengelompokan kegiatan jelas -Baik untuk sifat dan hubungan kegiatan yang berbeda -Pengawasan lebih sulit Penyesuaian bentuk tapak Baik karena bentuk tapak beraturan Lebih fleksibel, karena tiap massa memiliki fasilitas masing-masing Luas lahan Lebih kecil, karena adanya fasilitas yang dipakai bersama- sama Lebih besar, karena tiap massa memiliki fasilitas masing- masing Struktur bangunan Lebih sulit, karena modul yang dipakai, kemungkinan dilatasi, dll Lebih mudah, karena system struktur yang dipakai bisa berbeda-beda Pencapaian dan sirkulasi Lebih sederhana dan mudah Lebih sukar karena adanya beberapa pencapaian dan sirkulasi Orientasi bangunan Lebih jelas Kurang jelas Efisiensi Pelayanan Lebih cepat Lebih sulit 1. Keadaan tanah pondasi • Bila tanah pendukung pondasi terletak pada permukaan tanah atau 2-3 meter di bawah permukaan tanah, maka pondasinya yaitu pondasi telapak spread foundation • Bila tanah pendukung pondasi terletak pada kedalaman sekitar 10 meter di bawah permukaan tanah, maka dipakai pondasi tiang atau pondasi tiang apung floating pile foundation untuk memperbaiki kondisi tanah • Bila tanah pendukung pondasi terletak pada kedalaman sekitar 20 meter di bawah permukaan tanah, maka dipakai pondasi tiang pancang pile driven foundation bila tidak terjadi penurunan. • Bila tanah pendukung pondasi terletak pada kedalaman sekitar 30 meter di bawah permukaan tanah, maka dipakai tiang baja atau tiang yang dicor ditempat. 2. Batasan-batasan akibat konstruksi di atasnya, harus memperhatikan: • Kondisi beban • Sifat dinamis bangunan • Kegunaan dan kepentingan bangunan 3. Batasan-batasan dari sekelilingnya Ditinjau dari segi pelaksanaannya, khususnya bila ada di dalam kota, ada beberapa keadaan dimana diusahakan dengan cara apapun untuk memasukkan kondisi lingkungan ke dalam pertimbangan. Beberapa jenis pondasi diantaranya: 1 Pondasi Tiang Pancang • Bahan : Beton bertulang beton komposit • Untuk kedalaman tanah keras 8-20 meter • Cukup aman untuk menahan gaya, baik itu gaya vertikal maupun horizontal • Pengerjaan cepat dan mudah • Bahan dari beton, baja, dan kayu • Menimbulkan getaran dan bunyi yang relatif besar 2 Pondasi Sumuran • Bahan : batu pecah beton • Digunakan pada tanah rawa-rawa atau lunak • Mencapai kedalaman hingga tanah terkeras 4-8 meter • Mudah pengerjaan dalam perluasan bangunan • Aman dan ekonomis untuk tipe bangunan tingkat rendah 3 Pondasi Bore Pile • Cukup aman untuk menahan gaya vertikal • Mencapai kedalaman hingga tanah terkeras 10 meter • Pengeboran untuk pengecoran pondasi • Digunakan pada tanah yang tidak keras • Tidak menimbulkan getaran dan bunyi yang besar • Tidak memakan waktu yang lama • Memerlukan keahlian khusus • Tidak ekonomis 4 Pondasi Tiang Strauss • Kedalaman tanah keras lebih dari 15 meter • Bahan : Beton bertulang cor ditempat • Tanah mudah dibor 5 Pondasi Tiang Franky • Kedalaman tanah keras 10m-40m • Bahan : Beton bertulang cor ditempat, Lubang dibuat dengan alat penumbuk

IV.3.2. Struktur Atas Upper Structure