IV.2.1. Sirkulasi Bangunan
Beberapa sirkulasi yang terjadi dalam bangunan terminal penumpang yang digunakan oleh penggunauser, yaitu :
o Sirkulasi penonton
o Sirkulasi pemain
o Sirkulasi pengelola
o Sirkulasi official club
o Sirkulasi Penonton VVIP
o Sirkulasi servis
Ada 2 jenis sirkulasi dalam bangunan, yaitu : •
Sirkulasi Horizontal Sirkulasi horizontal berupa main entrance, lobby, koridor, selasar dan gang.
o Main Entrance : pintu msauk utama yang berfungsi sebagai ruang penerima
pengunjung dari luar bangunan ke dalam bangunan. o
Lobby : ruang yang berfungsi sebagai meeting point, sirkulasi, ruang orientasi dalam bangunan.
o Koridor : sirkulasi yang menghubungkan ruang-ruang yang memiliki intensitas dan
kelas yang sama. o
Selasar : sirkulasi yang menghubungkan antar bangunan. o
Gang : sirkulasi yang menghubungkan antar tempat duduk pada tribun penonton. •
Sirkulasi Vertikal Bangunan stadion ini direncanakan akan memiliki beberapa level lantai. Untuk
fungsi bangunan dengan sirkulasi dalam ruangan yang sepadat stadion, maka dibutuhkan fasilitas sirkulasi vertikal yang memadai. Beberapa jenis fasilitas
sirkulasi vertikal terdiri dari: •
Tangga biasa, Persyaratannya:
o Lebar cukup
o Tidak bergetar
o Nyaman dan tidak melelahkan
o Tidak licin
• Tangga kebakaran
Persyaratannya:
o Dilengkapi dengan pintu tahan api dan arah bukaan ke luar bangunan
o Jarak tangga kebakaran dari setiap titik dalam ruangan efektif maksimal
25m o
Ruang sirkulasi harus berhubungan langsung dengan pintu kebakaran o
Lebar tangga minimal 1,2 m o
Dilengkapi dengan handrail dan penerangan yang cukup o
Anak tangga maksimal 20 cm dan lebar minimal 28cm •
Tangga Berjalan Eskalator Kelebihan dari pengunaan tangga berjalan:
o Mampu mengangkat banyak orang
o Tidak melelahkan
o Cepat, aman dan kecepatan konstan
• Lift
Kelebihan dari Lift adalah mampu mengangkat banyak orang, tidak
melelahkan, dan cukup cepat. IV.2.2.
Analisa Bentuk Bangunan
Seperti telah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya bahwa “Stadion Internasional Medan” merupakan satu bangunan yang akan menjadi sebuah ikon sepak bola kota Medan.
Berdasarkan pemikiran tersebut maka proyek ini diharapkan memiliki satu bentuk yang memiliki gubahan yang baik. Oleh sebab itu diperlukan adanya analisa terhadap bentuk
bangunan. Analisa bentuk bangunan adalah suatu penganalisaan terhadap karakter maupun
visualisasi yang akan ditampilkan pada bangunan. Bentuk merupakan penghubung ruang dalam dengan lingkungan luar bangunan. Bentuk terdiri atas elemen-elemen seperti
ukuran, warna, tekstur, posisi, orientasi, dan massa. Semua elemen ini bertujuan untuk mewujudkan citra dan tampilan bentuk bangunan.
Pemilihan bentuk dasar bangunan dipertimbangkan terhadap faktor-faktor: •
Kesesuaian bentuk site •
Orientasi bangunan •
Konstruksi bangunan •
Efisiensi ruang •
Ekonomi bangunan •
Kesan atau tampilan yang ingin dicapai
Secara garis besar, ada tiga macam bentuk geometri yang menjadi dasar bagi perancangan bentuk bangunan, yaitu:
Adapun sifat-sifat yang dimiliki oleh ketiga bentuk tersebut adalah sebagai berikut: •
Persegi Persegi atau bujur sangkar merupakan bentuk yang menunjukkan
sesuatu yang murni dan rasional. Bentuk ini merupakan bentuk yang statis dan netral serta tidak memiliki arah tertentu. Bentuk-bentuk segi
empat lainnya dapat dianggap sebagai variasi dari bentuk bujur sangkar. Seperti segitiga, bujur sangkar bila berdiri pada salah satu sisinya
tampak stabil dan dinamis bila berdiri pada salah satu sudutnya. •
Segitiga Segitiga merupakan bentuk yang dapat menunjukkan stabilitas.
Apabila terletak pada salah satu sisinya, segitiga merupakan bentuk yang sangat stabil. Jika diletakkkan berdiri pada salah satu sudutnya,
dapat menjadi seimbang bila terletak dalam posisi yang tepat pada suatu keseimbangan, atau menjadi tidak stabil dan cenderung jatuh ke
salah satu sisinya. •
Lingkaran Lingkaran merupakan bentuk yang terpusat. Berarah ke dalam
dan pada umumnya bersifat stabil dan dengan sendirinya menjadi pusat dari lingkungannya. Penempatan sebuah lingkaran pada
suatu bidang akan memperkuat sifat dasarnya sebagai poros. Menempatkan garis lurus atau bentuk-bentuk bersudut lainnya
atau unsur menurut arah kelilingnya, dapat menimbulkan perasaan gerak putar yang kuat.
Ketiga bentuk geometri tersebut memiliki ciri-ciri khas tersendiri apabila diterapkan di dalam perancangan bentuk bangunan, yaitu sebagai berikut:
Persegi Segitiga
Lingkaran
Kriteria Bentuk Dasar Bangunan
Kesesuaian Bentk Site
Baik Baik
Kurang Baik Orientasi
Bangunan Baik, Orientasi
Jelas Baik, Orientasi
ke Segala Arah Tidak Jelas
Efisiensi Ruang Efisien
Kurang Efisien Tidak Efisien
Efisiensi Struktur dan
Konstruksi Bangunan
Lebih Mudah Cukup Sulit
Mudah
Kesan yang Ingin Dicapai
Baik Baik
Kurang Baik Ekonomi
Bangunan Lebih Hemat
Hemat Tidak Ekonomis
Tabel 4.2 Kriteria Bentuk Massa Bangunan Sumber : Hasil olah data sendiri
Tanggapan : Ketiga jenis bentuk geometri dasar memiliki karakteristik masing-masing,
penerapan bentuk ketiganya akan disesuaikan dengan beberapa analisa yang lain, terutama analisa bentuk site, dengan tetap memperhatikan kelebihan dan kekurangan yang dimiliki
oleh masing-masing bentuk
IV.2.3. Analisa Pola Massa Bangunan