68
BAB IV HASIL PENELITIAN PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Proses Pengembangan Buku Cerita Bergambar
4.1.1.1 Analisis Kebutuhan
Langkah awal peneliti dalam mengembangkan buku cerita bergambar berbasis pendidikan anti korupsi ini adalah dengan melakukan analisis kebutuhan.
Analisis kebutuhan ini dilakukan oleh peneliti sesuai dengan langkah-langkah yang telah dijelaskan pada bab III. Analisis kebutuhan yang peneliti lakukan adalah
menggunakan cara wawancara dan observasi. Wawancara dan observasi tersebut peneliti laksanakan pada SD Karitas Nandan, yang beralamat di Nandan Ngaglik
Sariharjo Sleman Yogyakarta. Wawancara dilakukan kepada guru kelas IV SD Karitas Nandan. Guru kelas
IV tersebut adalah Ibu TN pada tanggal 20 September 2016 Wawancara ini ditujukan sebagai pengumpulan data untuk mengetahui kebutuhan pembelajaran
pendidikan anti korupsi dan kebutuhan media buku cerita bergambar berbasis pendidikan anti korupsi pada kelas IV di SD Karitas Nandan. Hal ini bertujuan agar
buku cerita bergambar yang dikembangkan dapat membantu siswa dalam mempelajari pendidikan anti korupsi melalui pembelajaran membaca. Observasi di
tujukan kepada siswa kelas IV, pada saat siswa sedang melakukan ujian tengah semester untuk mengetahui sejauh mana kesadaran siswa mengenai kejujuran di
dalam melaksanakan ujian tersebut di sekolah.
4.1.1.2 Hasil dan Pembahasan Wawancara Survei Kebutuhan
Peneliti melakukan wawancara kepada guru kelas IV SD Karitas Nandan. Wawancara ini berpedoman pada kisi-kisi pedoman wawancara yang peneliti
rencanakan yang telah diuraikan pada bab III. Berikut ini rangkuman hasil wawancara yang dilakukan kepada guru kelas IV SD Karitas Nandan yaitu sebagai
berikut:
Tabel 4.1 Rangkuman Hasil Wawancara Guru Kelas IV di SD Karitas Nandan
No. Daftar
Pertanyaan Wawancara
Rangkuman Hasil Wawancara
1 Apakah siswa kelas IV
sudah mengenal
pendidikan anti korupsi? Siswa kelas IV sudah mengenal pendidikan
anti korupsi, karena di dalam sekolah siswa sudah di ajarkan mengenai kejujuran dan
ketertiban misalnya dalam membayar uang tagihan administrasi sekolah.
2 Menurut
BpIb bagaimana
cara mengajarkan
siswa mengenai pendidikan anti
korupsi? Cara mengajarkan siswa mengenai
pendidikan anti korupsi dapat dimulai dari orang tua siswa contohnya dalam
memberikan uang saku dan uang iuran pada
anaknya, anak
diajarkan mengenai kejujuran ketika pulang
sekolah ditanya oleh orang tua dalam mengelola uang tersebut.
3 Menurut BpIb apakah
pendidikan anti korupsi penting di ajarkan pada
siswa? Pendidikan anti korupsi harus dapat diajarkan
kepada siswa sejak kecil. Apabila siswa sudah tidak biasa jujur sejak kecil akan lebih susah
untuk mendidik anak ketika sudah mulai dewasa.
4 Apakah BpIb merasa
kesulitan dalam
mengajarkan pendidikan anti korupsi pada siswa?
Pendidikan anti korupsi di sekolah sudah berjalan dan tertanam dalam diri anak sehingga
lebih mudah dalam pemantauan siswa dan pembelajaran anti korupsi tersebut.
5 Bagaimana minat baca
siswa di kelas IV? Minat baca siswa kelas IV masih kurang.
Hal tersebut
diakibatkan siswa
sering dihadapkan pada teks yang panjang sehingga
siswa tidak tertarik untuk membacanya.
6 Menurut BpIb apakah
buku cerita bergambar dapat membantu siswa
dalam mengatasi
hal tersebut?
Buku cerita bergambar dapat membantu siswa dalam mempelajari hal tersebut. Apalagi
dengan desain gambar yang belum sering dilihat atau baru, siswa akan lebih senang
dalam membuka dan membaca buku.
Berdasarkan wawancara yang telah peneliti lakukan kepadan guru kelas IV SD Karitas Nandan, narasumber menyatakan bahwa buku cerita bergambar
dibutuhkan oleh siswa dalam mempelajari pendidikan anti korupsi dan mengembangkan minat baca siswa. Dalam hal minat baca siswa lebih
membutuhkan media pendukung seperti buku cerita bergambar yang cenderung baru dan masih asing terdengar oleh siswa karena siswa tertarik kepada hal-hal yang
baru. Selain itu dengan desain yang menarik serta penggunaan teks cerita yang sederhana dan singkat mampu menarik siswa untuk membaca cerita.
4.1.1.3 Hasil dan Pembahasan Observasi Survei Kebutuhan