h. Keberanian
Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki keberanian untuk menyatakan kebenaran dan menolak kebathilan. Ia tidak akan
mentolerir adanya penyimpangan dan berani menyatakan penyangkalan secara tegas. Ia juga berani berdiri sendirian dalam kebenaran walaupun
semua kolega dan teman-teman sejawatnya melakukan perbuatan yang menyimpang dari hal yang semestinya. Ia tidak takut dimusuhi dan tidak
memiliki teman kalau ternyata mereka mengajak kepada hal-hal yang menyimpang.
i. Keadilan
Pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari bahwa apa yang dia terima sesuai dengan jerih payahnya. Ia tidak akan menuntut untuk
mendapatkan lebih dari apa yang ia sudah upayakan. Bila ia seorang pimpinan maka ia akan memberi kompensasi yang adil kepada bawahannya
sesuai dengan kinerjanya. Ia juga ingin mewujudkan keadilan dan kemakmuran bagi masyarakat dan bangsanya.
Berdasarkan nilai-nilai anti korupsi tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai yang harus ada di dalam diri siswa antara lain nilai kejujuran,
tanggungjawab dan kedisiplinan. Nilai-nilai tersebut apabila sudah tertanam dalam diri siswa maka perilaku anti korupsi sejak dini dapat ditumbuhkan
oleh siswa untuk mencegah tindakan koruptif.
2.1.3.3 Prinsip – prinsip anti korupsi
Prinsip-prinsip anti korupsi adalah akuntabilitas, transparansi, kewajaran, kebijakan, dan control kebijakan.
a. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kesesuaian antara aturan dan pelaksanaan kerja. Semua lembaga mempertanggung jawabkan kinerjanya sesuai aturan main
baik dalam bentuk konvensi
de facto
maupun konstitusi
de jure
, baik pada level budaya individu dengan individu maupun pada level lembaga.
b. Transparansi
Prinsip transparansi penting karena pemberantasan korupsi dimulai dari transparansi dan mengharuskan semua proses kebijakan dilakukan secara
terbuka, sehingga segala bentuk penyimpangan dapat diketahui oleh publik. Transparansi menjadi pintu masuk sekaligus kontrol bagi seluruh proses
dinamika struktural kelembagaan. Dalam bentuk yang paling sederhana, transparansi mengacu pada keterbukaan dan kejujuran untuk saling
menjunjung tinggi kepercayaan
trust
karena kepercayaan, keterbukaan, dan kejujuran ini merupakan modal awal yang sangat berharga bagi semua
orang untuk melanjutkan hidupnya di masa mendatang. Dalam prosesnya transparansi dibagi menjadi lima, yaitu :
Proses penganggaran, Proses penyusunan kegiatan,
Proses pembahasan, Proses pengawasan, dan
Proses evaluasi.
c. Kewajaran