Pengukuran Keadilan Distributif Keadilan Organisasi

tindakan memilih kasih antara karyawan, bergosip, dan menyalahkan atau menuduh seseorang atas suatu perbuatan yang tidak dilakukannya. Robbinson dan Bennet dalam Novrianti, 2014 menggambarkan dengan lebih sederhana mengenai pengelompokan masing-masing jenis perilaku kerja kontraproduktif berdasarkan dimensi sifat dari target dan tingkat keseriusan perilaku kerja kontraproduktif melalui bagan di bawah ini: Bagan 1 Tipologi Perilaku Kerja Menyimpang Organisasi Penyimpangan Produksi Penyimpangan Properti - Pulang lebih awal - Sabotase - Mengambil waktu lebih banyak - Menerima suap untuk istirahat - Berbohong tentang - Sengaja bekerja lambat jam kerja - membagikan informasi - Mencuri dari perusahaan Ringan Berat Penyimpangan Politik Agresi Individu - Pilih kasih - Pelecehan seksual - Bergosip tentang rekan kerja - Kekerasan verbal - Menyalahkan rekan kerja - Mencuri rekan kerja - berkompetisi untuk hal-hal - Membahayakan rekan yang tidak menguntungkan Kerja Interpersonal Adapun penjelasan dari bagan perilaku kerja kontraproduktif tersebut adalah sebagai berikut : kuadrat pertama adalah penyimpangan produksi atau production deviance, yaitu mengandung pengertian penyimpangan perilaku kerja karyawan yang tidak begitu membahayakan organisasi, namun cukup merugikan organisasi karena karyawan melanggar norma-norma yang secara formal dilarang menggambarkan kualitas minimal dan kualias pekerjaan yang harus diselesaikan sehingga dapat berdampak pada produktivitas organisasi. Contoh penyimpangan kerja karyawan dalam hal ini adalah meninggalkan pekerjaan lebih awal, menyalahgunakan waktu istirahat. Berikutnya, kuadrat kedua adalah penyimpangan properti atau property deviance, yaitu mengandung pengertian penyimpangan perilaku kerja karyawan yang dinilai serius dan dapat membahayakan organisasi karena karyawan memperoleh barang-barang milik organisasi tanpa izin, serta melakukan tindakan yang bersifat merusak peralatan dan perlengkapan milik organisasi. Contoh penyimpangan perilaku kerja karyawan dalam hal ini adalah melakukan sabotase peralatan kantor, menerima suap, berbohong mengenai jam kerja, mencuri sesuatu dari organisasi, dan lain sebagainya. Selanjutnya, kuadrat ketiga adalah penyimpanga politik atau political deviance, yaitu mengandung pengertian penyimpangan perilaku kerja karyawan yang dapat merugikan individu lainnya dalam organisasi, namun tidak sampai membahayakan pribadi individu tersebut, dan juga dapat didefinisikan sebagai bentuk perilaku yang terlibat dalam interaksi sosial yang menempatkan individu lain dalam situasi pribadi atau politik yang tidak menguntungkan. Contoh penyimpangan perilaku kerja karywan dalam hal ini adalah menunjukan sikap pilih kasih. Menggosipkan atasan atau rekan kerja, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI