Kreativitas dalam Pengajuan Masalah dan Pemecahan Masalah

4. Penguraian : Kemampuan menguraikan sesuatu secara terperinci. 5. Perumusan Kembali : Kemampuan untuk mengkaji kembali suatu persoalan melalui cara yang berbeda dengan yang sudah lazim. Wallas dalam bukunya “ The Art of Thought ” menyatakan terdapat 4 tahap proses kreatif yang meliputi : 1. Tahap Persiapan, memperisapkan diri untuk memecahkan masalah dengan mengumpulkan data informasi, mempelajari pola berpikir dari orang lain, bertanya kepada orang lain. 2. Tahap Inkubasi, pada tahap ini pengumpulan informasi dihentikan, individu melepaskan diri untuk sementara masalah tersebut. Ia tidak memikirkan masalah tersebut secara sadar, tetapi “mengeramkannya’ dalam alam pra sadar. 3. Tahap Iluminasi, tahap ini merupakan tahap timbulnya inspirasi atau gagasan baru. 4. Tahap Verifikasi, tahap ini merupakan tahap pengujian ide atau kreasi baru tersebut terhapad realitas. Disini diperlukan pemikiran kritis dan konvergen. Proses divergensi pemikiran kreatif harus diikuti proses konvergensi pemikiran kritis. Berdasarkan penjelasan tentang kreativitas dan belajar di atas, maka dapat diketahui bahwa kreativitas belajar siswa merupakan proses perubahan pada seseorang melalui interaksi dengan lingkungan sekitar sehingga mampu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI memahami segala sesuatu di sekitar dan mampu melakukan perubahan sesuatu yang lebih baik

2.7. Kerangka Berpikir

Untuk menghasilkan suatu karya ilmiah bidang matematika diperlukan suatu penelitian ilmiah. Sedangkan penelitian membutuhkan suatu masalah sebagai pijakan untuk langkah-langkah penelitian. dalam hal ini di fokuskan pada masalah-masalah matematika atau masalah-nasalah yang dapat diselesaikan menggunakan penerapan dari matematika. Masalah di sini didapat dari suatu proses pengamatan terhadap media yang diamati. Media yang diamati berisi suatu situasi maupun fenomena-fenomena yang terjadi di luar lingkungan kita ataupun yang terjadi di lingkungan siswa. Untuk fenomena yang terjadi di luar lingkungan dapat kita hadirkan dengan media berupa foto, berita, maupun gambar bergerak. Sedangkan yang berada di lingkungan sekitar siswa dapat dilihat atau diamati secara langsung. Dalam menyelesaikan masalah diperlukan suatu proses pemodelan dalam hal ini yang digunakan adalah pemodelan matematika. Masing- masing langkah dapat dikembangkan dan dikaitkan dengan kreativitas. Pengembangan kreativitas dimulai dari kreativitas penyajian atau penghadiran media yang diamati. Berdasar media yang diamati siswa diajak mengembangkan masalah-masalah yang dapat mereka munculkan. Pengembangan kreativitas pengajuan masalah yang menjadi dasar suatu pembuatan karya ilmiah dapat dilakukan dengan memperhatikan proses berikut. Dengan melihat kondisi awal siswa dapat dirancang suatu tindakan dengan cara PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI membuat atau menciptakan atau menyajikan situasi ataupun fenomena untuk dijadikan acuan bagi siswa dalam menstimulus mereka dalam memunculkan suatu permasalahan. Tindakan yang dilakukan dapat dilakukan berulang-ulang dengan suatu perintah atau ajakan yang terarah guna meningkatkan kemampuan siswa dalam memunculkan suatu permasalahan. Hasil dari kerja siswa dapat dilihat pemenuhan unsur-unsur kreativitasnya berdasar indikator yang menurut Ayllón, tahun 2016 ada 4 yaitu : kelancaran banyaknya ide-ide, fleksibilitas keluasan ide-ide, kebaruan ide-ide yang unik dan elaborasi pengembangan ide merupakan factor-faktor yang saling mempengaruhi satu dengan yang lain. Tindakan berulang dilakukan hingga semua indicator di atas tercapai. 29

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Langkahnya dengan membuat suatu dugaan lintasan belajar atau Hypothetical Learning Trajectory HLT siswa , menerapkan HLT, menganalisa hasil penerapan HLT, dan membuat kesimpulan. Memang penelitian ini dapat di kategorikan dalam design research penelitian desain namun langkah-langkah yang ada pada penelitian desain tidak semua diterapkan. Penelitian pada setiap HLT hanya dilakukan satu kali tanpa ada kelas percobaan Pilot experiment . Kesimpulan yang di tarik merupakan rangkuman dari semua langkah atau penerapan dari HLT yang ada. Hypothetical Learning Trajectory HLT dan Local Instruction Theory Freudenthal dalam Gravemeijer Eerde 2009 berpandangan bahwa siswa seharusnya diberikan kesempatan untuk membangun dan mengembangkan ide serta pemikiran mereka ketika mengkonstruksikan matematika. Guru dapat memilih aktivitas pembelajaran yang sesuai sebagai dasar untuk merangsang siswa berpikir dan bertindak ketika mengkonstruksi pengetahuan matematika. Dalam pembelajaran, guru harus mengantisipasi aktivitas mental apa saja yang muncul dari siswa dengan tetap memperhatikan tujuan pembelajaran. Gambaran dan antisipasi yang dilakukan tersebut disebut Hypothetical Learning Trajectory . Menurut Gravemeijer 2004 HLT terdiri dari tiga komponen: a. Tujuan