Kangkung Darat Ipomea reptans poir

manfaat, antara lain karena kandungan vitamin mineral pada sayuran tidak dapat disubstisusi dengan makanan pokok Nazaruddin, 2003.

1. Kangkung Darat Ipomea reptans poir

Tanaman kangkung diduga berasal dari daerah Asia Tropik dan terdapat luas di India, Asia Tenggara, Taiwan, dan Cina yang kemudian menyebar ke Hawai dan Florida. Tanaman kangkung darat Ipomea reptans poir termasuk suku Convolvulaceae dan berumur lebih dari setahun National Academy of Science, 1976 dalam Indirayuvi, 1995. Menurut Nazaruddin 2003, kangkung ada dua jenis yaitu kangkung air yang tumbuh pada tempat yang basah atau berair dan kangkung darat yang tumbuh dilahan kering atau tegalan. Kangkung air tangkai daunnya panjang, daunnya lebar, berwarna hijau tua, dan bunganya berwarna ungu. Sementara kangkung darat daunnya lebih langsing dengan ujung daun meruncing. Warnanya hijau pucat keputih-putihan. Warna bunga putih polos. Bunga ini dipelihara untuk menghasilkan biji sebagai benih yang baru, terutama varietas sutra. Kangkung adalah jenis sayuran merambat yang batangnya banyak mengandung air, dan merupakan tanaman yang tumbuh cepat, serta tidak memerlukan perawatan khusus misalnya pemupukan atau pencegahan penyakit. Kangkung sebenarnya merupakan tumbuhan darat, tetapi bersifat semi aquatik, terbukti dari bijinya yang tidak tumbuh di tempat tergenang. Kangkung dapat tumbuh di daerah dataran rendah sampai pegunungan. Dalam waktu 3 bulan setelah ditanam, daun dan batang daun mulai dapat dipetik Kangkung banyak diperdagangkan karena harganya relative murah. Ibu-ibu sering membeli untuk sayur karena rasanya yang enak, terutama bila ditumis. Sayuran daun ini juga memiliki kandungan zat besi yang lumayan. Muchtadi, 2000 Kangkung darat dapat di panen pada umur 25-30 hari setelah ditanam. Dalam masa pertumbuhannya kangkung darat tidak terlalu membutuhkan air tetapi harus diberi pupuk. Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan komposisi kimia kangkung. Tabel 1. Komposisi kimia kangkung per 100 gram bahan bb Komposisi Jumlah Energi kalori 29 Protein gram 3 Lemak gram 0,3 Karbohidrat gram 5,4 Kalsium mg 73 Pospor mg 30 Besi gram 2,5 Karoten mikro gram 6300 Vitamin B mg 0,07 Vitamin C mg 32 Air gram 89,7 Serat Makanan bk IDF SDF TDF 54,63 6,71 61,34 Direktorat Gizi, Departemen Kesehatan RI 1980 2 . Kacang Panjang Vigna sinensis Munurut Rahayu et al. 2003, dilihat dari hubungan kekerabatannya dalam dunia tumbuhan, kacang panjang dapat disusun klasifikasinya yaitu termasuk kedalam divisi Spermatophyta, kelas Angiospermae, ordo Rosales, famili Papilonaceae, genus Vigna , serta spesies Vigna sinensis ssp. Kacang panjang sudah lama dikenal di Indonesia, tetapi bukan tanaman asli Indonesia. Daerah asalnya adalah India dan Afrika Tengah. Kacang yang termasuk dalam famili Papilonaceae ini, merupakan tanaman semusim. Tanaman ini berbentuk perdu yang tumbuhnya menjalar atau merambat. Daunnya berupa daun majemuk, terdiri dari tiga helai. Batangnya liat dan sedikit berbulu. Buahnya berbentuk bulat panjang dan ramping. Menurut Sunarjono dan Irfan 2002, Polong muda kacang panjang banyak mengandung vitamin A, B, dan C. Sedangkan bijinya yang sudah tua mengandung protein yang cukup tinggi 17-23. Polong muda kacang panjang mengandung protein 2,7 gram, lemak 0,3 gram, hidratarang 7,8 gram, dan menghasilkan 34 kalori untuk setiap 100 gram bahan berat bersih. Biji kacang panjang banyak mengandung protein, lemak, dan karbohidrat. Dengan demikian komoditi ini merupakan sumber protein nabati yang cukup potensial. Pada tabel berikut diuraikan kandungan gizi pada polong, biji dan daun kacang panjang Rahayu et al., 2003. Tabel 2. Komposisi Zat Gizi Kacang Panjang Per 100 Gram Bahan Jenis Zat Gizi Polong Biji Daun Kalori kal 44,00 357,00 34,00 Karbohidrat g 7,80 70,00 5,80 Lemak g 0,30 1,50 0,40 Protein g 2,70 17,30 4,10 Kalsium mg 49,00 163,00 134,00 Fosfor mg 347,00 437,00 145,00 Besi mg 0,70 6,90 6,20 Vitamin A SI 335,00 5240,00 Vitamin B mg 0,13 0,57 0,28 Vitamin C mg 21,00 2,00 29,00 Air g 88,50 12,20 88,30 Bagian dapat dimakan 75,00 100,00 65,00 Sumber : Direktorat Gizi, Departemen Kesehatan RI 1980

3. Wortel Daucus carota L.