Total Gula Perubahan Mutu Sayuran Selama Penyimpanan

nilai yang tidak jauh berbeda pada masing-masing perlakuan. Nilai R 2 yang terlihat pada grafik menunjukkan angka korelasi yang tinggi yaitu diatas 0.9 pada ketiga jenis sayuran tersebut untuk masing-masing perlakuan. Untuk lebih jelasnya perbandingan nilai a w pada R 2 , slope, dan intercept ketiga jenis sayuran tersebut dapat dilihat pada lampiran 2. Jika dikaitkan dengan jenis kemasan yang digunakan, peningkatan nilai a w sayuran yang dikemas dalam plastik pp rigid kedap udara denga sirkulasi terbuka relatif lebih kecil dibandingkan dengan jenis kemasan lainnya. Ini ditunjukkan dari nilai slopenya baik untuk kangkung, kacang panjang maupun wortel 0,005; 0,0023; 0,0032. Ini disebabkan oleh kecilnya permeabilitas uap air kemasan pp rigid kedap udara, sehingga meningkatkan kemampuan kemasan di dalam menahan uap air yang masuk ke dalam kemasan. Hal tersebut mengakibatkan jumlah air bebas yang dapat digunakan mikroba untuk tumbuh hanya sedikit dan berpengaruh pada sedikitnya jumlah total mikroba pada sayuran yang dikemas pp rigid kedap udara. Faktor yang cukup menentukan dalam pengemasan adalah adanya ruang udara. Ruang kosong head space harus disediakan pada saat bahan dimasukkan kedalam kemasan. Ruang udara ini diberikan untuk mengantisipasi terjadinya pemuaian bahan akibat peningkatan suhu. Ukuran dari head space ini diusahakan tidak terlalu besar atau kecil. Bila terlalu besar maka dapat mengakibatkan akumulasi udara. Adanya akumulasi udara akan mengakibatkan banyaknya mikroorganisme yang dapat terbawa bersama oksigen kedalam kemasan sehingga nilai a w selama penyimpanan selalu mengalami perubahan. Besarnya head space yang digunakan tergantung dari bahan yang dikemas. Pada umumnya berkisar antara 3-5.

4. Total Gula

Adanya gula akan dipecah menjadi asam untuk pertumbuhan mikroorganisme sebagai substrat dalam jaringan sayuran yang disimpan. Selama penyimpanan terjadi penurunan nilai total gula pada setiap sayuran baik pada kangkung, kacang panjang, maupun wortel yang dinyatakan pada satuan Brix. Gambar 19. Grafik total gula Kangkung Pada gambar 19, terlihat bahwa terjadi penurunan nilai total gula pada masing-masing perlakuan dimana memiliki nilai R 2 yang hampir sama yaitu diatas 0.9. Pada perlakuan kemasan polypropylene rigid kedap udara dengan sirkulasi terbuka memiliki nilai koeefisien regresi yang lebih kecil dibandingkan dengan perlakuan yang lain yaitu -0.0352. Gambar 20. Grafik total gula Kacang Panjang Gambar 20 menunjukkan koefisien regresi perlakuan pp rigid kedap udara dengan sirkulasi terbuka berada pada slope penurunan diatas dibandingkan perlakuan pp rigid kedap udara sirkulasi tertutup, setengah terbuka, dan plastik HDPE perforated dengan nilai koefisien regresi yang kecil yaitu -0.2604. Hal ini berarti kemasan tersebut lebih efektif y = -0.404x + 6.048 R 2 = 0.977 y = -0.363x + 5.603 R2 = 0.985 y = -0.352x + 5.858 R2 = 0.98 y = -0.364x + 5.635 R 2 = 0.985 -1 1 2 3 4 5 6 5 10 15 Lama Penyimpanan Hari Total Gula Bri x pp rigid kedap udara sirkulasi tertutup pp rigid kedap udara sirkulasi setengah terbuka pp rigid kedap udara sirkulasi terbuka HDPE perforated y = -0.2886x + 5.7419 R2 = 0.989 y = -0.2807x + 5.6524 R2 = 0.989 y = -0.2604x + 5.7829 R2 = 0.987 y = -0.2914x + 5.7914 R2 = 0.987 1 2 3 4 5 6 5 10 15 20 Lama Penyimpanan Hari Total Gula Bri x pp rigid kedap udara sirkulasi tertutup pp rigid kedap udara sirkulasi setengah terbuka pp rigid kedap udara sirkulasi terbuka HDPE perforated mempertahankan nilai total gula dibandingkan kemasan yang lain. Nilai R 2 masing-masing perlakuan pada kacang panjang ini hampir sama yaitu berada pada kisaran diatas 0.9. Adanya kemasan yang kedap udara dengan sirkulasi terbuka, diduga pemecahan senyawa gula berjalan lebih lambat karena pertukaran udara yang berjalan dengan baik jika dibandingkan dengan ketiga perlakuan yang lain. Perbandingan nilai koefisien regresi pada masing-masing perlakuan dapat dilihat pada lampiran 2. Gambar 21. Grafik total gula Wortel Pada gambar 21, terlihat bahwa nilai R 2 masing-masing perlakuan hampir sama yaitu diatas 0.9, hal ini menunjukkan adanya korelasi yang tinggi diantara perlakuan. Dari nilai koefisien regresi menunjukkan bahwa koefisien regresi terkecil bernilai -0.206 pada perlakuan pp rigid kedap udara dengan sirkulasi terbuka, hal ini berarti penurunan nilai total gula pada wortel pada perlakuan ini lebih kecil dibandingkan perlakuan yang lain yang berarti kemasan yang digunakan lebih efektif mempertahankan nilai total gula dibandingkan ketiga perlakuan yang lain. Analisis regresi dari ketiga jenis sayuran dapat dilihat pada lampiran 2. Kadar gula sayuran mengalami penurunan selama penyimpanan. Hal tersebut terjadi karena adanya respirasi. Menurut Pantastico 1989, respirasi pada sayuran mengubah gula menjadi energi, air, dan gas karbon dioksida. Penurunan total gula pada sayuran yang disimpan dalam pp rigid kedap udara lebih kecil dibanding sayuran yang disimpan dalam kantong plastik HDPE perforated . Fenomena tersebut bersama dengan fenomena perubahan kadar air y = -0.2911x + 7.5686 R 2 = 0.985 y = -0.2879x + 7.5162 R 2 = 0.99 y = -0.2604x + 7.7029 R 2 = 0.982 y = -0.2839x + 7.5314 R 2 = 0.995 1 2 3 4 5 6 7 8 5 10 15 20 Lama Penyimpanan Hari Tota l Gula Bri x pp rigid kedap udara sirkulasi tertutup pp rigid kedap udara sirkulasi setengah terbuka pp rigid kedap udara sirkulasi terbuka HDPE perforated menunjukkan bahwa respirasi sayuran yang disimpan di dalam pp rigid kedap udara lebih rendah daripada sayuran yang disimpan di dalam kantong plastik HDPE perforated .

5. Kekerasan