disebut. Brand recall merupakan multi response questions yang menghasilkan jawaban tanpa dibantu unaided question.
3. Brand Recognition pengenalan merek Brand recognition atau pengenalan brand awareness merupakan pengukuran
brand awareness responden dimana kesadarannya diukur dengan diberikan bantuan. Pertanyaan yang diajukan dibantu dengan menyebutkan ciri-ciri dari
produk merek tersebut aided question. Pertanyaan diajukan untuk mengetahui seberapa banyak responden yang perlu diingatkan akan
keberadaan merek tersebut. Untuk mengukur pengenalan brand awareness selain mengajukan pertanyaan dapat dilakukan dengan menunjukkan photo
yang menggambarkan ciri-ciri merek tersebut cara ini lebih efektif dilakukan. 4. Brand Unaware Ketidaksamaan merek
Untuk pengukuran brand unaware dilakukan observasi terhadap pertanyaan pengenalan brand awareness sebelumnya dengan melihat responden yang
menjawab jawaban tidak mengenal sama sekali atau yang menjawab tidak tahu ketika ditunjukkan photo produknya.
3.1.3. Brand Association Asosiasi Merek
Brand association asosiasi merek adalah segala kesan yang muncul di benak seseorang yang terkait dengan ingatannya mengenai suatu merek
Durianto et al., 2001. Kesan-kesan yang terkait merek akan semakin meningkat dengan semakin banyaknya pengalaman konsumen dalam mengkonsumsi suatu
merek atau dengan semakin seringnya penampakan merek tersebut dalam strategi komunikasinya, ditambah lagi jika kaitan tersebut didukung oleh suatu
jaringan dari kaitan-kaitan lain. Suatu merek yang telah mapan akan memiliki posisi yang menonjol
dalam persaingan bila didukung oleh berbagai asosiasi yang kuat. Berbagai
asosiasi merek yang saling berhubungan akan menimbulkan suatu rangkaian yang disebut brand image. Semakin banyak asosiasi yang saling berhubungan,
semakin kuat brand image yang dimiliki oleh merek tersebut. Pada umumnya asosiasi merek terutama yang membentuk brand image-
nya menjadi pijakan konsumen dalam keputusan pembelian dan loyalitasnya pada merek tersebut. Dalam prakteknya, didapati banyak sekali kemungkinan
asosiasi dan variasi dari brand association yang dapat memberikan nilai bagi suatu merek, dipandang dari sisi pengguna. Berbagai fungsi asosiasi merek
tersebut menurut Durianto et al. 2001 adalah : 1. Help processretrieve information Membantu proses penyusunan informasi
2. Differentiate Membedakan Suatu asosiasi dapat memberikan landasan yang penting bagi upaya
pembedaan suatu merek dari merek lain. 3. Reason to buy Alasan pembelian
Brand association membangkitkan berbagai atribut produk atau manfaat bagi konsumen customer benefits yang dapat memberikan alasan spesifik bagi
konsumen untuk membeli dan menggunakan merek tersebut. 4. Create positive attitudefellings Menciptakan sikap atau perasaan positif
Beberapa asosiasi mampu merangsang suatu perasaan positif yang pada gilirannya merembet ke merek yang bersangkutan. Asosiasi-asosiasi tersebut
dapat menciptakan perasaan positif atas dasar pengalaman mereka sebelumnya serta pengubahan pengalaman tersebut menjadi suatu yang lain
daripada yang lain. 5. Basis for extensions Landasan untuk perluasan
Suatu asosiasi dapat menghasilkan landasan bagi suatu perluasan dengan menciptakan rasa kesesuaian sense of fit antara merek dan sebuah produk
baru, atau dengan menghadirkan alasan untuk membeli produk perluasan tersebut.
3.1.4. Perceived Quality Persepsi Kualitas Perceived quality dapat didefinisikan sebagai persepsi pelanggan
terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan berkaitan dengan apa yang diharapkan oleh pelanggan Durianto et al., 2001.
Perceived quality ini akan membentuk persepsi kualitas dari suatu produk di mata pelanggan. Persepsi terhadap kualitas keseluruhan dari suatu produk atau
jasa dapat menentukan nilai dari produk atau jasa tersebut dan berpengaruh secara langsung kepada keputusan pembelian konsumen dan loyalitas mereka
terhadap merek. Perceived quality mencerminkan perasaan pelanggan secara menyeluruh
mengenai suatu merek. Perceived quality yang positif akan mendorong keputusan pembelian dan menciptakan loyalitas terhadap produk tersebut.
Karena perceived quality merupakan persepsi konsumen maka dapat diramalkan jika perceived quality pelanggan negatif, produk tidak akan disukai dan tidak
akan bertahan lama di pasar. Sebaliknya, jika perceived quality pelanggan positif, produk akan disukai.
Perceived quality mempunyai peranan yang penting dalam membangun suatu merek. Dalam banyak konteks, perceived quality sebuah merek dapat
menjadi alasan yang penting dalam pembelian serta merek mana yang akan dipertimbangkan pelanggan yang pada gilirannya akan mempengaruhi
pelanggan dalam memutuskan merek yang akan dibeli. Perceived quality berperan dalam keputusan pelanggan karena dapat
mengefektifkan semua elemen program pemasaran khususnya program promosi. Apabila perceived quality dari suatu merek tinggi, maka kemungkinan besar
program periklanan dan promosi yang dijalankan akan efektif. Tetapi perceived quality dapat juga mengakibatkan kesulitan yang berarti jika program pemasaran
tidak direncanakan dengan baik. Sedemikian pentingnya peran perceived quality bagi suatu merek
sehingga upaya membangun perceived quality yang kuat perlu memperoleh perhatian yang serius agar perusahaan dapat merebut dan menaklukan pasar di
setiap kategori produk. Aaker 1991 menyebutkan bahwa ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membangun perceived quality yaitu : komitmen
terhadap kualitas, budaya kualitas, informasi masukan dari pelanggan, sasaranstandar yang jelas dan kembangkan karyawan yang berinisiatif. Dari
ilustrasi tersebut disimpulkan bahwa jika pengalaman penggunaan dari para pelanggan tidak sesuai dengan kualitas yang diposisikan maka citra perceived
quality tidak bisa dipertahankan.
3.1.5. Brand Loyalty Loyalitas Merek Durianto et al. 2001 menyebutkan bahwa brand loyalty merupakan