Analisis Habitual Buyer Analisis Loyalitas Merek Brand Loyalty

6.4.2. Analisis Habitual Buyer

Habitual buyer pembeli yang bersifat kebiasaan adalah responden yang dikategorikan sebagai pembelli yang puas dengan merek produk yang dikonsumsinya atau setidaknya mereka tidak mengalami ketidakpuasan dalam mengkonsumsi merek produk tersebut. Habitual buyer dihitung berdasarkan responden yang menjawab jawaban ”setuju” dan ”sangat setuju” pada kuesioner dengan pernyataan bahwa alasan mereka membeli suatu merek karena suatu kebiasaan. Perhitungan habitual buyer pada kedua jenis kemasan es krim yaitu kemasan impulse dan take home terlihat pada Tabel 41. Tabel 41. Perhitungan Habitual Buyer Frekuensi Walls Campina Indomeiji Jawaban Bobot Impulse Take Home Impulse Take Home Impulse Take Home Sangat Tidak Setuju 1 8 6 2 2 1 Tidak Setuju 2 25 21 5 9 1 Ragu-ragu 3 7 5 2 4 Setuju 4 26 27 8 10 5 4 Sangat Setuju 5 5 4 1 2 Total 71 63 18 27 6 5 Rata-rata 2,93 3,03 3,05 3,04 3,67 3,40 Habitual Buyer 43,66 49,21 50 44,44 83,33 80 Pada kemasan impulse, hasil perhitungan habitual buyer Tabel 41 diperoleh rata-rata responden merasa ”ragu-ragu” bahwa keputusan pembelian merek Wall’s adalah karena kebiasaan, ini ditunjukkan oleh nilai rataan sebesar 2,93 dan termasuk dalam kategori cukup rentang 2,60-3,40. Sedangkan responden yang betul-betul membeli karena kebiasaan berjumlah 31 orang 43,66 dan merupakan persentase habitual buyer yang paling rendah dibandingkan dengan merek Campina dan Indomeiji. Hal yang serupa juga didapat oleh responden merek Campina dimana rata-rata respondennya merasa ”ragu-ragu” bahwa keputusan pembelian merek Campina adalah karena kebiasaan. Ini ditunjukkan oleh rata-rata responden yang masuk klasifikasi habitual buyer sebesar 3,05 sehingga masuk dalam kategori cukup rentang 3,40-4,20. Sedangkan responden yang betul-betul membeli karena kebiasaan berjumlah 9 orang 50. Responden merek Indomeiji memiliki persentase habitual buyer terbesar dibandingkan dengan merek Wall’s dan Campina yaitu sebesar 83,33 atau 5 orang responden yang memang benar-benar membeli karena kebiasaan. Rata- rata responden merek Indomeiji merasa ”setuju” bahwa keputusan pembelian merek indomeiji karena kebiasaan. Nilai rata-rata responden yang termasuk habitual buyer sebesar 3,67 dan masuk dalam kategori baik rentang 2,60-3,40. Pada kemasan take home, hasil perhitungan habitual buyer Tabel 41 diperoleh rata-rata responden merasa ”ragu-ragu” bahwa keputusan pembelian merek Wall’s adalah karena kebiasaan, ini ditunjukkan oleh nilai rataan sebesar 3,03 dan termasuk dalam kategori cukup rentang 2,60-3,40. Sedangkan responden yang betul-betul membeli karena kebiasaan berjumlah 31 orang 49,21. Hal yang serupa juga didapat oleh responden merek Campina dimana rata-rata respondennya merasa ”ragu-ragu” bahwa keputusan pembelian merek Campina adalah karena kebiasaan. Ini ditunjukkan oleh rata-rata responden yang masuk klasifikasi habitual buyer sebesar 3,05 sehingga masuk dalam kategori cukup rentang 2,60-3,40. Sedangkan responden yang betul-betul membeli karena kebiasaan berjumlah 12 orang 44,44. Responden merek Indomeiji memiliki persentase habitual buyer terbesar dibandingkan dengan merek Wall’s dan Campina yaitu sebesar 80. Hal ini dikarenakan dari 5 orang responden, ada 4 orang responden yang memang benar-benar membeli karena kebiasaan. Berarti hampir seluruhnya responden Indomeiji kemasan take home yang rata-rata respondennya ”setuju” bahwa keputusan pembelian merek indomeiji adalah karena kebiasaan. Nilai rata-rata responden yang termasuk habitual buyer sebesar 3,40 dan masuk dalam kategori baik rentang 3,40-4,20.

6.4.3. Analisis Satisfied Buyer Satisfied buyer pembeli yang puas dengan biaya peralihan adalah