dengan baik. Bagian ini juga bertugas untuk melakukan perbaikan apabila terdapat kerusakan pada mesin atau
sarana produksi lainya. 5.
Bagian Laborat Tugas bagian ini adalah untuk mencari resep-resep
pencelupan, pengujian warna dan pengujian terhadap sifat fisik kain sesuai standar internasional.
D. Divisi Celup Benang
Divisi ini pada dasarnya merupakan bagian yang berdiri sendiri dalam departemen Dyeing. Seluruh aktifitas mulai dari
persiapan sampai dengan pengeringan dilakukan dalam bagian ini dan tidak terkait secara langsung dengan bagian-bagian lain.
Pada bagian celup benang ini terdapat dua bagian yaitu bagian celup benang sendiri dan bagian soft winder.
Proses yang dilakukan pada bagian celup benang adalah proses pencelupan benang hasil produksi bagian Spinning yang
sebelum ditenun harus dicelup terlebih dahulu. Sedangkan proses yang dilakukan pada bagian soft winder adalah proses
penggulungan benang kembali dari hasil Spinning sehingga dapat dilakukan proses celup pada bagian celup benang.
4.2. Proses produksi pada Divisi Spinning
4.2.1. Hasil Produksi Divisi Spinning
Divisi Spinning pada PT Unitex Tbk bertugas untuk mengolah bahan baku kapas menjadi benang melalui proses pemintalan. Kapas yang
digunakan terdiri dari beberapa jenis yaitu kapas jenis Suplima, China, Zimbabwe, Australia, Mesir, Ultima dan America Hotco. Selain kapas,
bahan baku lain yang digunakan adalah polyester yang merupakan senyawa kimia. Benang yang dihasilkan oleh Divisi Spinning terbagi
menjadi dua bagian yaitu benang yang akan diolah menjadi kain dan benang yang akan langsung dijual kepada konsumen. Benang yang akan
diolah menjadi kain tersebut melalui beberapa proses selanjutnya yaitu proses Weaving atau penenunan dan proses Dyeing yang memoles kain
terhadap warna, penampilan dan pegangan handling. Sedangkan benang yang langsung dijual kepada konsumen melewati proses yarn
dyeing atau pencelupan benang untuk memberikan warna pada benang yang akan dijual. Produk berupa benang umumnya dijual kepada
perusahaan tekstil dan kemudian akan diolah lagi menjadi kain oleh perusahaan tersebut. Atau dengan kata lain benang tersebut menjadi
bahan mentah bagi perusahaan tekstil itu. Benang yang dihasilkan oleh Divisi Spinning terbagi menjadi tiga
jenis, yaitu jenis TC, jenis CVC dan jenis Cotton. Perbedaan antara ketiga jenis benang ini adalah komposisi bahan yang digunakan dalam
pembuatannya. Benang jenis TC dibuat dengan campuran 65 persen kapas dan 35 persen polyester. Benang jenis CVC dibuat dengan
campuran 45 persen polyester dengan 55 persen kapas dan benang jenis Cotton dibuat dari kapas 100 persen tanpa campuran polyester.
Sepanjang tahun 2005 Divisi Spinning PT Unitex Tbk telah menghasilkan benang sebanyak 3.544.504 lbs satuan produksi benang
yang setara dengan 3.544.504 pon. Jumlah komposisi jenis benang yang dihasilkan adalah 1.375.372 lbs benang jenis TC atau sekitar 38,80
persen dari total produksi, 697.424 lbs benang jenis CVC atau sekitar 19,68 persen dari total produksi dan 1,471,708 lbs benang jenis cotton
atau sekitar 41,52 persen dari total produksi. Gambar 8 menunjukkan komposisi hasil produksi Divisi Spinning tahun 2005.
Gambar 8. Komposisi Hasil Produksi Divisi Spinning 2005
Cotton 41,52
CVC 19,68
TC 38,80
Hasil produksi Divisi Spinning selama satu tahun yaitu selama tahun 2005 secara detail disajikan dalam Tabel 5 dan diagram yang
menunjukkan hasil produksi digambarkan pada Gambar 10. Tabel 5. Data Produksi Divisi Spinning PT Unitex Tbk Tahun 2005
Jenis Benang No Bulan
TC Lbs
CVC Lbs
Cotton Lbs
Total 1 Januari
172.632 27.036
86.088 285.756
2 Februari 85.236
69.736 73.364
228.336 3 Maret
81.024 68.652
134.860 284.536
4 April 118.496
80.528 140.664
339.688 5 Mei
92.396 80.356
91.696 264.448
6 Juni 88.824
87.180 74.352
250.356 7 Juli
67.676 85.040
131.684 284.400
8 Agustus 142.416
34.632 138.660
315.708 9 September
158.208 10.272
180.076 348.556
10 Oktober 123.060
40.052 169.124
332.236 11 November
111.056 54.236
112.252 277.544
12 Desember 134.348
59.704 138.888
332.940 Total Produksi
1.375.372 697.424 1.471.708 3.544.504
50,000 100,000
150,000 200,000
250,000 300,000
350,000 400,000
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
Bulan Ju
m lah pr
odu ks
i
Gambar 9. Diagram Hasil Produksi Divisi Spinning Selama Tahun 2005. Pada Gambar 9, tampak bahwa jumlah produksi Divisi Spinning
mengalami perubahan pada setiap bulan. Hal ini disebabkan oleh perbedaan jumlah hari kerja. Selain itu juga adanya perubahan
permintaan produk benang yang diterima oleh Divisi Spinning. Hasil produksi PT Unitex secara keseluruhan dapat dilihat pada Lampiran 3.
4.2.2. Proses Produksi Divisi Spinning
Produksi yang dilakukan oleh Divisi Spinning menggunakan dua bahan baku yaitu kapas cotton dan polyester. Pada dasarnya proses dari
masing-masing jenis benang tidak berbeda jauh. Perbedaannya terletak pada proses yang melalui mesin Super Lub dan Comber. Benang yang
terbuat dari polyester tidak melalui kedua mesin tersebut. Setelah melalui mesin Pre Drawing, polyester langsung menuju ke mesin DF
Mixing. Pada setiap mesin menghasilkan olahan yang berbeda, yaitu sliver,
lap, shinomaki yarn dan benang. Sliver adalah serat kapas yang dibentuk gumpalan memanjang, sedangkan lap adalah gumpalan serat kapas yang
dibentuk persegi. Shinomaki yarn adalah benang mentah. Proses produksi Divisi Spinning dapat dilihat pada Gambar 10.
Gambar 10. Proses Produksi Divisi Spinning Gambar 10. Proses Produksi Divisi Spinning
Carding Carding
Carding Pre
Drawing Pre
Drawing Lap
Former Lap
Former Combing
Combing Blowing
Blowing Kapas
Kapas Pemintalan 1
Pemintalan 2
Drawing 1
st
, 2
nd
, 3rd Drawing
1
st
, 2
nd
, 3rd
Simplex Frame
Simplex Frame
Ring Spinning
Ring Spinning
Winding Winding
Benang kapaspolyester
Benang kapas Fungsi
• Mencampur serat • Membuka gumpalan
• Membersihkan serat • Membersihkan serat
• Memisahkan serat pendek • Membentuk sliver
• Mensejajarkan serat ke arah sliver • Merangkap sliver
• Mempersiapkan bahan untuk proses pada mein comber
• Penyisiran serat • Pemisahan serat pendek dan kotoran
• Pelurusan serat • Meluruskan dan mensejajarkan serat
dalam sliver ke arah sumbu • Memperbaiki kerataan : beratpanjang,
campuran dengan perangkapan • Menyesuaikan berat sliver
• Peregangan sliver menjadi roving • Memberikan sedikit antihan twist
• Menggulung benang pada bobin tegak • Peregangan lanjut
• Antihan lebih lanjut • Menggulung pada bobbin miring
• Menggulung benang pada cones Polyester
Blowing
4.2.3. Standar Mutu Produk
PT Unitex menetapkan standar mutu untuk produk yang dihasilkannya agar dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Standar mutu
tersebut harus terpenuhi sebelum produk diluncurkan ke pasar. Pada tahap finishing dilakukan pengecekan terhadap mutu produk yang
dihasilkan dan disesuaikan dengan standar. Standar mutu masing-masing jenis benang berbeda. Penentu yang
digunakan dalam standar mutu adalah strength, U persen, E long, thin, thick, neps dan classifault. Strength adalah kekuatan benang, E long
adalah panjang putus benang, U persen adalah kerataan benang, thin adalah tipis benang, thick adalah tebal benang, neps adalah cacat dari
bahan baku dan classifault adalah slub dengan tingkat rendah, sedang hingga tingkat tinggi. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel standar
mutu masing-masing jenis benang yang terdapat pada Lampiran 4. Pada tahap finishing yang dilakukan dengan mesin, cacat yang
tertangkap adalah slub dengan tingkat Kegagalan rendah hingga tinggi, thin dan thick. Hal ini terjadi karena standar mutu yang lain ditentukan
oleh ketiga jenis kegagalan tersebut, kecuali untuk penentu kekuatan. Kegagalan dengan penentu kekuatan sangat jarang terjadi. Jenis
kegagalan dengan penentu kekutan benang tidak tertangkap mesin tetapi terlihat pada saat benang telah digulung. Pada gulungan benang yang
kekuatannya tidak sesuai standar permukaannya tidak rata. Suatu poduk dinyatakan cacat apabila produk tersebut tidak
memenuhi standar mutu yang telah dibuat oleh PT Unitex Tbk. Produk yang dinyatakan cacat akan dibuang dan tidak akan diluncurkan ke pasar
ataupun diolah kembali. Hal ini disebabkan karena benang akan diputus secara otomatis oleh mesin jika benang tersebut cacat.
4.3. Faktor- Faktor Penyebab Produk Cacat pada Divisi Spinning