dapat membantu perusahaan untuk mengurangi peluang terjadinya pelanggaran metode dan standar kerja yang pada
akhirnya berpengaruh terhadap mutu produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Sanksi yang diberikan berupa
teguran dengan menggunakan Surat Peringatan.
3. Mesin
Pada aspek mesin, langkah-langkah perbaikan yang dilakukan adalah :
a. Melakukan pemeliharaan mesin dengan perawatan secara
rutin biasanya satu bulan sekali. Pemeliharaan mesin dengan perawatan secara rutin bertujuan untuk mengurangi
resiko kerusakan pada mesin. b.
Melakukan perbaikan dengan segera pada mesin yang mengalami kerusakan. Perbaikan dengan segera dilakukan
terhadap mesin yang mengalami kerusakan karena kerusakan mesin akan sangat menghambat proses produksi
c. Memeriksa setting pada setiap mesin. Pemeriksaan terhadap
setting mesin juga dilakukan karena setting yang kurang tepat dapat mangganggu kelancaran proses produksi.
4. Bahan Baku
Langkah perbaikan yang dilakukan pada aspek bahan baku adalah :
a. Pemilihan bahan baku dengan mutu tinggi. Hal ini
dilakukan agar mutu produk yang dihasilkan juga bagus. b.
Kombinasi bahan baku yang benar. Kombinasi bahan baku yang benar dapat menekan biaya dan meningkatkan mutu
produk yang dihasilkan. c.
Pemisahan kotoran dilakukan dengan teliti. Langkah ini dilakukan karena bahan yang masih kotor dapat
menurunkan mutu. d.
Mengajukan klaim kepada produsen bahan baku. Hal ini dilakukan agar bahan baku yang diterima PT Unitex
memiliki mutu yang lebih baik daripada bahan baku yang sebelumnya.
5. Lingkungan
Langkah perbaikan yang dilakukan pada aspek lingkungan adalah :
a. Membersihkan lingkungan secara teratur. Lingkungan
dibersihkan dari debu dan kotoran, karena debu dan kotoran berpengaruh pada benang yang dihasilkan. Kotoran yang
menempel dapat membuat benang menjadi menggumpal. b.
Menetapkan standar kebersihan untuk mesin dan lingkungan sekitar. Standar kebersihan tersebut dapat
berguna untuk mengurangi polusi lingkungan oleh sampah yang dapat merusak produk benang yang dihasilkan.
Standar kebersihan dapat dibuat dengan menyusun jadwal membersihkan lingkungan beserta tugas yang harus
dilakukan, seperti menyapu ruangan dan membuang sampah. Selain itu, karyawan yang sedang bertugas
diwajibkan untuk membuang sampah pada tempatnya agar dapat mengurangi polusi di ruang tersebut.
c. Menjaga suhu ruangan agar tetap stabil sesuai dengan
kebutuhan produksi, yaitu 28 - 32ÂșC, karena suhu ruangan yang terlalu panas atau terlalu dingin akan membuat produk
benang yang dihasilkan mutunya buruk atau bahkan rusak. Suhu standar yang digunakan dalam proses produksi Divisi
Spinning dapat dilihat pada Lampiran 5. d.
Menjaga kelembaban ruangan sesuai standar kelembaban yang diperlukan dalam proses produksi atau relatif humidity
yaitu sekitar 60 persen. Hal ini dilakukan karena kelembaban ruangan sangat berpengaruh pada kekuatan
benang yang dihasilkan. Kelembaban standar yang digunakan dalam proses produksi Divisi Spinning dapat
dilihat pada Lampiran 5.