Tabel 2. Konversi level sigma yang disederhanakan. COPQ DPMO
Level Sigma
Tidak dapat dihitung 691.462,00 sangat tidak kompetitif
1,0 Tidak dapat dihitung
308.538,00 rataan industri Indonesia 2,0
25-40dari penjualan 66.807,00
3,0 15-25 dari penjualan 6.210,00 rataan industri USA
4,0 5-15 dari penjualan
233,00 5,0
1 dari penjualan 3,40 industri kelas dunia
6,0 Setiap peningkatan atau pergeseran 1-sigma akan memberikan peningkatan
keuntungan sekitar 10 dari penjualan. Sumber : Gaspersz , 2003.
Sejak dimulainya prakarsa six sigma, komitmen dan komunikasi merupakan hal yang krusial. Para pemimpin eksekutif harus mendukung dan
mempromosikan prakarsa itu dan memberi informasi mengenai six sigma serta semua perkembangannya. Prakarsa itu juga tergantung pada orang-
orang yang memainkan peran utama, yaitu yang bertanggung jawab untuk menggunakan teknik dan perangkat six sigma demi mencapai hasil Brue,
2005.
2.6. Peran dalam six sigma
Menurut Miranda dan Tunggal 2002 ada sejumlah peran yang harus diambil oleh orang yang berbeda-beda saat menerapkan prakarsa six sigma
pada suatu organisasi, yaitu : 1. Kelompok Leadership atau Council
”Tim Leadership six sigma” atau “Dewan Mutu” hampir sama dengan tim manajemen puncak.
Tanggung jawab manajemen puncak ini adalah : - Menentukan peran dan infrastruktur six sigma
- Memilih proyek yang spesifik dan alokasi sumber daya - Meninjau ulang perkembangan proyek dan menyumbangkan ide atau
bantuan secara berkala
- Menganggap diri sendiri sebagai sponsor - Membantu dalam perhitungan dari pengaruh usaha six sigma
terhadap perusahaan - Menilai perkembangan dan mengidentifikasi kelemahankekuatan
usaha - Membagi praktik-praktik terbaik pada organisasi, termasuk juga
pemasok dan pelanggan inti - Bertindak sebagai ”pemindah batu karang” bila tim menemukan
hambatan 2. Sponsor atau Champion.
Sponsor adalah manajer senior yang mengawasi perbaikan proyek. Tim memerlukan kebebasan memutuskan masalah tetapi juga
memerlukan pedoman dari pemimpin dalam mencapai tujuan usaha. Tanggung jawab sponsor adalah :
- Menetapkan tujuan perbaikan proyek, termasuk pembuatan Project Rationale
dan menjamin untuk menjalankannya sesuai dengan prioritas usaha
- Memimpin dan menyetujui perubahan arah atau jangkauan proyek bila perlu
- Menemukan sumber daya untuk proyek - Mewakili tim Kelompok Kepemimpinan leadership dan bertindak
sebagai penasehat - Membantu menjernihkan permasalahan dan menyesuaikannya
dengan tim lain atau di luar tim - Bekerja sama dengan process owner untuk menjamin kelancaran
menyimpulkan proyek perbaikan - Menerapkan ilmu mengenai perbaikan proses dan tugas-tugas
manajemen.
3. Pemimpin pelaksana Implementation Leader
Tanggung jawab dari pemimpin pelaksana adalah : - Mendukung Kelompok Kepemimpinan Leadership yang meliputi
kegiatan mereka, termasuk komunikasi, pemilihan proyek dan tinjau ulang proyek
- Identifikasi dan rekomendasi individu atau kelompok untuk memenuhi peranan inti termasuk konsultasi eksternal dan dukungan
pelatihan - Mempersiapkan dan menjalankan rencana pelatihan termasuk
pemilihan kurikulum, penjadwalan dan logistik - Membantu sponsor memenuhi peran mereka sebagai pendukung,
penasehat dan pembangkit semangat tim - Mencatat keseluruhan perkembangan dan memfokuskan kepada
permasalahan yang memerlukan perhatian lebih - Membuat rencana pemasaran.
4. Pelatih six sigma
Coach Pelatih ahli secara teknis dan benar-benar bertindak sebagai
konsultan. Seorang pelatih menyediakan : -
Hubungan antara sponsor dengan kelompok kepemimpinan Leadership
- Menetapkan jadwal proyek perusahaan
- Menghadapi perselisihan atau kurangnya kerjasama antar tim
dalam organisasi -
Memperkirakan potensi dan validasi hasil aktual -
Menyelesaikan ketidaksetujuan dan konflik anggota tim -
Mengumpulkan dan analisis data mengenai aktivitas tim -
Membantu promosi tim dan menyatakan keberhasilan mereka 5.
Pemimpin tim Team Leader atau Pemimpin Proyek Project Leader Team Leader
memegang tanggung jawab utama pekerjaan dan hasil six sigma. Biasanya berfokus pada proses atau desain ulang, tetapi
juga menangani sistem Voice of The Customer, pengukuran atau manajemen proses.
Tanggung jawab pemimpin tim adalah : -
Meninjau ulangmengklarifikasi project rationale dengan sponsor -
Mengembangkan dan memutakhirkan Project Charter dan rencana implementasi
- Memilih anggota-anggota tim proyek
- Memperkenalkan dan mencari sumber daya dan informasi
- Memberi pengertian dan membantu anggota tim lainnya
menggunakan alat-alat six sigma yang tepat, juga tim dan teknik manajemen pertemuan
- Membuat jadwal proyek dan terus menuju ke solusi dan hasil akhir
- Mendukung transfer solusi atau proses baru untuk meneruskan
proses operasional ketika bekerja sama dengan manajer lainnya, juga Process Owner
- Mencatat hasil akhir dan membuat ”story board” proyek.
6. Anggota tim Team Member
Anggota tim kebanyakan diumpamakan sebagai kendaraan untuk mencapai usaha perbaikan. Anggota tim menggunakan pikiran dan
tenaga yang lebih di samping pengukuran, analisis dan perbaikan proses. 7.
Pemilik proses Process Owner Pemilik proses merupakan orang yang bertanggung jawab secara
cross -functional untuk mengatur sekumpulan langkah ”end-to-end”, baik
untuk pelanggan internal maupun eksternal. Pemilik proses menerima pedoman dari tim perbaikan atau menjadi pemilik baru dari proses yang
baru didesain. 8.
Black Belts,Master Black Belts dan struktur peranannya.
Black Belts adalah orang-orang yang memiliki keterampilan dan
kedisiplinan, disamping itu Grenn, Black dan Master lebih cenderung dilatih lebih mendalam dan berpengalaman.
Definisi Black Belts tergantung dari empat faktor utama berikut : a.
Jenis proyek atau proses yang ditangani Bila proses dan produk cenderung bersifat teknik, Black Belts
memerlukan keterampilan teknis yang lebih. Di bidang jasa
misalnya, bila data yang diambil lebih sederhana dan persoalan tidak begitu teknis, keterampilan dasar lainnya seperti definisi
proses, mengembangkan definisi operasional, mengumpulkan dan analisis data, keterampilan tim lebih diutamakan.
b. Struktur Black Belts dalam organisasi
Bila Black belts ditujukan sebagai Coaches perhatiannya akan cenderung lebih teknis. Bila diberi peringkat dari segi
manajemen dan akan menuntun ke tim perbaikan, keterampilan seperti definisi masalah, kepemimpinan dan manajemen proyek
akan lebih penting daripada analisis statistik c.
Tujuan dari inisiatif six sigma Tidak semua perusahaan yang menerapkan six sigma
dijamin menjadi pemimpin sistem. Banyak perusahaan yang menerapkan secara mendasar hanya berupa pengukuran dan
skilltools statistik. Bedanya, perusahaan six sigma
mengembangkan dan berfokus pada statistik, analisis data dan metode rekayasa lainnya.
d. Konsultan atau penasehat yang dipilih
Konsultan ada yang menitikberatkan pada teknisstatistik, ada yang cenderung ke perubahan bisnis dan perbaikan proses.
Selain itu menawarkan program yang kaku, ada yang mencoba menyelesaikan dengan organisasi dan rencana kebutuhan
implementasinya.
2.7. Fase dalam six sigma