Sistem Prestasi Meryt System

d Faktor Perbandingan Comparison Factor Metode ini memerlukan komite evaluasi kerja untuk membandingkan komponen kerja yang penting. Komponen kerja tersebut meliputi tanggung jawab, skill, gaya mental, upaya fisik dan kondisi kerja. e Sistem Poin Point System Sistem ini mengevaluasi faktor-faktor penting dari masing-masing pekerjaan. f Survei Upah dan Gaji Untuk menentukan tingkat kompensasi yang adil, sebagian perusahaan bersandar pada survei upah dan gaji.

2.1.9 Sistem Prestasi Meryt System

Sistem prestasi didefenisikan sebagai pengelolaan sumber daya manusia yang didasarkan pada prestasi merit yaitu segenap perilaku kerja pegawai dalam wujudnya sebagai baik atau buruk, hal mana berpengaruh langsung pada naik atau turunnya penghasilan dan atau karier jabatan pegawai. sumber: Syafrizal Helmi 2011;267 Gambar 2.1. Sistem Prestasi meryt system Prestasi Kerja Baik Buruk Penghasilankarier Turu Naik Penghasilankarier Umpan Balik Universitas Sumatera Utara Pendekatan dan Metode Perumusan Sistem Prestasi Sistem prestasi mengandalkan 2 dua pendekatan, yaitu: 1. Atas-Bawah top- down: Perumusan kebijakan personalia berdasarkan sistem prestasi akan memedomani segenap ketentuan literature serta peraturan perundangan yang relevan dengan upaya-upaya peningkatan prestasi kerja pegawai. Metode yang digunakan adalah berupa studi literatur atau analisa teoritik melalui teknik membandingkan peraturan- peraturan di bidang personalia yang berlaku pada suatu perusahaan terhadapteori-teori bakunya. 2. Bawah-Atas bottom-up: Segenap kenyataan di lapangan yang berkaitan dengan upaya peningkatan prestasi kerja akan dijadikan pedoman dalam perumusan kebijakan personalia berdasarkan sistem prestasi. Metode yang relevan dengan pendekatan bawah-atas adalah berupa analisa jabatan serta riset kepegawaian. Universitas Sumatera Utara Prestasi kerja pegawai Penghasilan Karier bila tersedia formasi jabatan Pelatihan Sumber: Wungu dan Brotoharsojo dalam Syafrizal Helmi 2011; 268 Gambar 2.2. ilustrasi penetapan Merit System Agar penilaian kinerja dapat dilaksanakan dengan baik diperlukan metode yang memenuhi persyaratan di bawah ini, yakni: 1. Yang diukur adalah benar-benar prestasi dan bukan faktor-faktor lain, seperti yang menyangkut pribadi seseorang 2. Menggunakan tolok ukur yang jelas dan yang pasti menjamin bahwa pengukuran itu bersifat obyektif Baik Disesuaika Naik Promosi pindah ke jabatan yang lebih tinggi Jenjang pelatihan yang lebih tinggi Sedang Tetap Rotasi pindah ke jabatan yang setara Pelatihan yang menambah wawasan Buruk Disesuaika Turun Demosi pindah ke jabatan yang lebih rendah Pelatihan yang memotivasi peningkatan prestasi Universitas Sumatera Utara 3. Dimengerti, dipahami dan dilaksanakan sepenuhnya oleh semua anggota organisasi yang terlibat 4. Dilaksanakan secara konsisten dan didukung sepenuhnya oleh pimpinan puncak organisasi Ruky,1996 Sistem prestasi mempunyai tiga sifat kunci, jenis ini menekankan kinerja individu, kinerja yang dihargai biasanya diukur secara subyektif dan jenis ini memberikan kenaikan yang permanen, begitu kenaikan jasa diberikan, gaji pokok yang diperoleh akan lebih tinggi tanpa memandang kinerja yang akan datang. Sebaliknya, sebagian besar metode pembayaran untuk kinerja lainnya bersifat skala. Yaitu pembayaran yang diberikan untuk sekali kejadian kinerja kinerja yang mungkin berlangsung sehari, seminggu, sebulan, atau selama sebuah proyek sedang dikerjakan dan tidak berpengaruh selamanya terhadap gaji pokok yang akan datang. Bayaran selanjutnya ditentukan oleh jumlah kontribusi kinerja tersebut. Dalam sistem ini peluang mendapatkan bayaran tambahan pada episode kinerja selanjutnya mendorong karyawan untuk mengerahkan upaya di masa mendatang. Imbalan berdasarkan kinerja mengacu kepada semua metode imbalan kinerja yang tidak membutuhkan perubahan gaji pokok Lawler dan Jenkins, 1992. Universitas Sumatera Utara Sumber: Wungu dan Brotoharsojo dalam Syafrizal Helmi 2011; 268 Gambar 2.3. Metode Perumusan Kebijakan Sistem Prestasi Penerapan sistem imbalan yang berbasis kinerja akan memiliki dampak positif bagi karyawan karena dapat meningkatkan kinerja serta kepuasan kerja. namun praktiknya manajer banyak mengalami kendala, yang berkaitan dengan: 1. Penjabaran dan menilai kinerja karyawan yang baik, hal ini disebabkan adanya perubahan sifat-sifat kerja yang dilaksanakan karyawan, sifat multidimensional kerja pekerjaan semakin kompleks, penerapan teknologi baru di tempat kerja dan kurang pelatihan manajerial mengenai kinerja yang baik. Visi dan Misi Perusahaan Profil sikap-sikap, motivasi dan sistem nilai pengawas Peraturan kepegawaian perusahaan yang berlaku saat ini Peraturan perundangan yang relevan, tuntutan internal dan eksternal perusahaan Kebijakan Sistem Prestasi: 1. Penilaian karya pegawai 2. Penghasilan pegawai 3. Jenjang karir jabatan 4. Pelatihan pegawai Riset kepegawaian Identitas jabatan Fungsi Tugas Analisa Jabatan Tanggung jawab Lingkunga n kerja Persyarata n jabatan Universitas Sumatera Utara 2. Kesulitan dalam mengidentifikasi imbalan yang bernilai bagi karyawan, karena untuk mengidentifikasi imbalan bagi karyawan perlu dilakukan dengan dua tahap yaitu mengelompokkan jenis imbalan baik instrinsik maupun ekstrinsik. 3. Kesulitan dalam menciptakan keterkaitan atau keselarasan yang kurang tepat antara imbalan kinerja, hal ini berkaitan dengan kegagalan menciptakan keselarasan desain imbalan dengan kinerja karyawan, terciptanya keselarasan yang kurang tepat, terdapat sebagian karyawan terutama level buruh tidak menginginkan imbalannya sesuai dengan kinerja yang dicapainya atau kesalahan manajer dalam memahami laporan penilaian kinerja. Menurut McGinty dan Hanke 1992, masalah yang dihadapi manajemen dalam penerapan sistem prestasi meliputi: 1 kesulitan dalam mendefenisikan dan mengukur kinerja individu 2 tidak tepatnya proses penilaian yang berkaitan dengan sistem prestasi 3 kesenjangan kepercayaan dan kerjasama antara manajemen dengan karyawan 4 sistem prestasi relatif tidak cukup untuk karyawan yang menggunakan base pay 5 skeptisme para karyawan di mana pembayaran mereka dikaitkan dengan kinerja. Untuk mengantisipasi hambatan dalam penerapan sistem imbalan yang efektif, manajemen dapat melakukan penjabaran dan pengukuran kinerja secara jelas, dengan cara menciptakan dimensi kinerja, melatih, dan memotivasi para manajer dalam melakukan penilaian kinerja serta mengidentifikasi imbalan yang dihargai karyawan maupun menciptakan keterkaitan antara kinerja dengan imbalan yaitu merancang dan menerapkan sistem yang benar-benar memberikan Universitas Sumatera Utara imblan dengan perilaku yang diinginkan. Jika hambatan dalam penerpan sistem imbalan yang efektif tersebut dapat diatasi, sehingga apapun bentuk keputusan manajemen mengenai kompensasi maupun imbalan akan memiliki manfaat ganda bagi organisasi.

2.1.10 Prestasi Kerja 1. Pengertian Prestasi Kerja

Dokumen yang terkait

Fungsi dan Kedudukan Internal Auditor pada PT. Perkebunan Nusantara II (PTPN II) Tanjung Morawa Medan

6 50 70

Pengaruh Pengukuran Kinerja dan Kompensasi terhadap Motivasi pada Karyawan PT.Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa

0 3 92

ANALISIS PENGARUH PEMBERIAN KOMPENSASI FINANSIAL DAN NON FINANSIAL TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA ANALISIS PENGARUH PEMBERIAN KOMPENSASI FINANSIAL DAN NON FINANSIAL TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA CV. NOVA FURNITURE DI BOYOLALI.

0 1 13

ANALISIS PENGARUH PEMBERIAN KOMPENSASI FINANSIAL DAN NON FINANSIAL TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA Analisis Pengaruh Pemberian Kompensasi Finansial Dan Non Finansial Terhadap Prestasi Kerja Karyawan Pada Cv. Hasan Pratama Karanganyar.

0 0 13

ANALISIS PENGARUH PEMBERIAN KOMPENSASI FINANSIAL DAN NON FINANSIAL TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA Analisis Pengaruh Pemberian Kompensasi Finansial Dan Non Finansial Terhadap Prestasi Kerja Karyawan Pada Cv. Hasan Pratama Karanganyar.

0 1 17

Pengaruh Kompensasi Finansial dan Kompensasi Non Finansial terhadap Produktivitas Kinerja Karyawan pada PT. Bina Nusantara Prima.

0 0 20

Pengaruh Pengukuran Kinerja dan Kompensasi terhadap Motivasi pada Karyawan PT.Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa

0 0 11

Pengaruh Pengukuran Kinerja dan Kompensasi terhadap Motivasi pada Karyawan PT.Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa

0 0 2

Pengaruh Pengukuran Kinerja dan Kompensasi terhadap Motivasi pada Karyawan PT.Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa

0 0 4

Pengaruh Pengukuran Kinerja dan Kompensasi terhadap Motivasi pada Karyawan PT.Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa

0 0 26