PERUMUSAN MASALAH TUJUAN PENELITIAN MANFAAT PENELITIAN DEFENISI KONSEP

Berangkat dari uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melihat sejauh apa efektivitas pelaksanaan program pengembangan UKM pada Dinas Koperasi Kota Medan dengan melakukan penelitian yang berjudul ”Efektivitas Pelaksanaan Program Pengembangan UKM Pada Dinas Koperasi Kota Medan”.

1.2 PERUMUSAN MASALAH

Masalah dapat diartikan sebagai penyimpangan antara yang seharusnya dengan apa yang benar-benar terjadi. Masalah-masalah dapat diketahui atau dicari apabila terdapat penyimpangan antara pengalaman dengan kenyataan, antara apa yang direncanakan dengan kenyataan, adanya pengaduan dan kompetisi. Sugiyono, 2005: 32 Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka perumusan masalah pada penelitian ini adalah : “Bagaimanakah Efektivitas Pelaksanaan Program Pengembangan UKM pada Dinas Koperasi Kota Medan”

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan yang penulis harapkan dapat dicapai melalui penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui sejauh apa efektivitas pelaksanaan program pengembangan UKM pada dinas koperasi kota Medan 2. Untuk mengetahui apa sajakah yang menjadi hambatan dalam pelaksanaan program pengembangan UKM Universitas Sumatera Utara

1.4 MANFAAT PENELITIAN

Manfaat penelitian merupakan hal yang diharapkan dari hasil penelitian yang dilakukan. Manfaat penelitian yang dimaksud dalam penelitian ini mencakup hal-hal sebagai berikut : 1. Bagi penulis, bermanfaat untuk mengembangkan kemampuan menulis karya ilmiah dalam menganalisa permasalahan di lapangan. Dan juga menjadi masukan pengetahuan bagi penulis tentang efektifitas pelaksanaan program pengembangan UKM 2. Bagi instansi, penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan ataupun informasi tentang efektifitas pelaksanaan program pengembangan UKM 3. Secara akademis, penelitian ini diharapkan akan mampu menyambung khasanah ilmiah dan kepustakaan baru dalam penelitian sosial 4. Bagi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, penelitian ini sebagai bahan masukan bagi Fakultas dan menjadi referensi tambahan bagi mahasiswai di masa mendatang.

1.5 KERANGKA TEORI

Sebelum melangkah pada operasionalisasi penelitian, akan dikemukakan terlebih dahulu teori-teori yang sesuai dengan penelitian yang akan dilaksanakan. Sebagi upaya untuk lebih mengarahkan penelitian mencapai tujuan yang hendak dicapai. Kerangka teori dalam penelitian ini akan menjadi landasan dalam menganalisis permasalahan yang diteliti guna menjawab bagaimana efektivitas Universitas Sumatera Utara pelaksanaan program pengembangan UKM pada Dinas Koperasi Kota Medan, meliputi :

1.5.1. Organisasi Pemerintahan

Dalam memberikan pengertian atau defenisi mengenai organisasi oleh para ahli manajemen, terdapat berbagai pendekatan yang dilakukan serta pemikiran yang berlainan mengenai persoalan organisasi. Beberapa ahli manajemen memberikan defenisi organisasi sebai berikut : Menurut Siagian 1992 : 35, organisasi adalah setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang berkerjasama untuk mencapai tujuan bersama dan terikat secara formal dalam satu ikatan hierarki dimana selalu terdapat hubungan antara seseorang atau kelompok orang yang disebut pimpinan dan seorang atau sekelompok orang yang disebut bawahan. Menurut James D. Mooney Syafiie, 2003 : 133 “Organization is the form of every human association for the attainment of common purpose” organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai suatu tujuan bersama. Dari defenisi-defenisi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa defenisi organisasi adalah sebagai berikut : 1. Organisasi merupakan wadah atau tempat terselenggaranya administrasi 2. Didalam organisasi terjadi hubungan antar individu maupun kelompok, baik dalam organisasi itu sendiri maupun di luar organisasi 3. Terjadi kerja sama dan pembagian tugas dalam organisasi tersebut 4. Berlangsung proses aktivitas berdasarkan kinerja masing-masing Pada dasarnya, organisasi tidak dapat berdiri sendiri, melainkan saling kait Universitas Sumatera Utara mengait dan merupakan satu kesatuan. Disini organisasi merupakan suatu wadah atau tempat menjalin kerja sama diantara pelaksananya atau juga sebagai sistem kerja sama, sistem hubungan dan sistem sosial. Dalam defenisi ini organisasi merupakan satu sistem, yang berarti adanya kesatuan dari berbagai faktor manusia yang membentuk organisasi tersebut maupun faktor pendukung, seperti kemampuan bekerja, kemampuan untuk mempengaruhi orang lain, dan kemampuan untuk melaksanakan azas-azas organisasi. Semua organisasi, baik formal maupun informal disatukan dan dipertahankan kesatuannya oleh kelompok yang melihat bahwa ada manfaat untuk bekerja sama ke arah sasaran yang sama. Jadi elemen yang sangat mendasar dalam organisasi apapun adalah “sasaran atau tujuan”. Tanpa adanya suatu sasaran dan tujuan yang ingin dicapai, maka tidak ada organisasi yang dapat bertahan. Secara umum organisasi sebagai rangkaian kerja sama antar manusia dapat dibedakan atas organisasi sektor publikpemerintahan dan organisasi sektor swasta, dengan perbedaan sebagai berikut : Tabel 1.1 Perbedaan Organisasi Pemerintahan dengan Organisasi Swasta No. Perbedaan Organisasi Pemerintahan Organisasi Swasta 1 Tujuan organisasi Non provite motive Provite motive 2 Sumber pendanaan Pajak, retribusi, utang, obligasi, laba BUMN BUMD, penjualan asset negara dan pendapat lain yang sah a. Pembiayaan internal, yaitu : modal sendiri, laba ditahan, penjualan aktiva b. Pembiayaan eksternal, Universitas Sumatera Utara yaitu : utang bank,obligasi, penerbitan saham 3 Pertanggungjawaban Kepada publik masyarakata dan parlemen DPRDPRD Kepada pemegang saham dan kreditur 4 Struktur organisasi Birokratis, kaku dan hierarkis Fleksibel, datar, piramid, lintas fungsional 5 Karateristik anggaran Terbuka untuk publik Tertutup untuk publik 6 Sistem akuntansi Cash accounting Accrual accounting 7 Kriteria keberhasilan Ekonomis, efesiensi dan efektivitas Laba 8 Kecenderungan sifat Organisasi politis Organisasi bisnis 9 Dasar operasional Di luar mekanisme pasar Berdasarkan mekanisme pasar Sumber : Mahsun, 2006 : 16 Area sektor pemerintahan dan area sektor swasta di dalam organisasi membedakan dua bentuk kerjasama manusia secara umum. Khususnya pada penelitian ini organisasi yang dilihat adalah organisasi pemerintahan, yaitu Dinas Koperasi Kota Medan yang memiliki tugas melaksanakan sebagian urusan rumah tangga daerah dalam bidang pengkoperasian pengusaha kecil dan menengah serta melaksanakan tugas pembantuan sesuai dengan bidang tugasnya termasuk juga dalam upaya pengembangan UKM. Universitas Sumatera Utara

1.5.2 Manajemen Organisasi Pemerintahan

Secara etimologi, manajemen management berasal dari kata manus berarti tangan dan agere berarti melakukan. Setelah digabung menjadi kata manager bahasa Inggeris yang berarti mengurus atau managiere bahasa latin yang berarti melatih. Menurut George Terry Syafiie, 2003 : 117 manajemen adalah suatu proses khusus yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan yang dilakukan untuk menentukan serta menacapai sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber lainnya. Manajemen dilakukan dan dibutuhkan dalam setiap tingkatan pekerjaan manusia, baik dalam skala pekerjaan yang kecil hingga penentuan tujuan dalam pekerjaan yang besar sekalipun. Manajemen memiliki tujuan tertentu yang tidak dapat diraba. George Terry 1999 : 2 mengungkapkan bahwa manajemen dapat diagambarkan sebagai sesuatu yang tidak nyata, karena ia tidak dapat dilihat, tetapi hanya terbukti oleh hasil-hasil yang ditimbulkannya out put atau hasil kerja yang memadai, kepuasan manusiawi dan hasil-hasil produksi serta jasa yang lebih baik. Dengan demikian manajemen secara garis besar adalah kemampuan mengurus organisasi untuk mencapai tujuan yang tekah ditetapkan sebelumnya melalui proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan

1.5.3 Efektivitas

Dalam setiap organisasi, efektivitas merupakan unsur pokok aktivitas untuk mencapai tujuan atau sasaran yang telah di tetapkan sebelumnya. Dengan kata lain Universitas Sumatera Utara suatu aktivitas di sebut efektif apabila tercapai tujuan atau sasaran yang telah ditentukan sebelumnya. Dengan demikian efektivitas pelaksanaan suatu organisasi secara umum diartikan sebagai segala usaha yang dapat dilakukan oleh suatu organisasi dengan kemampuan yang ada untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara obyektif. Richard Steers 1995 : 44 dalam pandangannya terhadap efektivitas mengemukakan bahwa walaupun hampir setiap orang setuju bahwa efektivitas merupakan atribut yang diinginkan dalam organisasi, tetapi anehnya hanya ada sedikit usaha yang dilakukan untuk menerangkan konsep itu sendiri sehingga orang selalu saja memiliki sudut pandang teoritis maupun sudut pandang kepemimpinan yang berbeda-beda dalam memandang efektivitas. Mengacu pada penadapat Steers diatas, dapat disimpulkan bahwa efektivitas sebenarnya merupakan sebuah konsep yang samar. Hal ini karena efektivitas hanya lebih sering disebut-sebut dari pada diteliti, baik di dalam teori-teori maupun kepustakaan organisasi. Oleh sebab itu konsep efektivitas dalam suatu organisasi tidak selalu baku, dalam arti dapat saja menggunakan ukuran yang berbeda-beda. Untuk mengetahui efektivitas kegiatan organisasi publik dapat diukur melalui pendekatan-pendekatan sebagai berikut Putra, 2001 : 22 : 1. Pendekatan Sasaran Goal Approach Pendekatan ini memusatkan perhatiannya dalam mengukur efektivitas pada aspek out-put, yaitu dengan mengukur keberhasilan organisasi publik dalam mencapai tingkatan out-put yang direncanakan. 2. Pendekatan Sumber System Resource Approach Universitas Sumatera Utara Pendekatan ini mengukur efektivitas dari sisi in-put, yaitu dengan mengukur keberhasilan organisasi publik dalam mendapatkan sumber-sumber yang dibutuhkan untuk mencapai performasi yang baik. 3. Pendekatan Proses Process Approach Pendekatan ini menekankan pada aspek internal organisasi publik, yaitu dengan mengukur efektivitas layanan publik melalui berbagai indikator internal organisasi, seperti efesiensi dan iklim organisasi 4. Pendekatan Integratif Integrative Approach Pendekatan ini merupakan gabungan dari ketiga pendekatan diatas yang muncul sebagai akibat adanya kelemahan dan kelebihan masing-masing pendekatan. Bila dilihat dari aspek keberhasilan pencapaian tujuan, maka efektivitas memfokuskan pada tingkat pencapaian terhadap tujuan organisasi publik Noermandi, 1999 : 193. Hal ini senada dengan pendapat T. Hani Handoko 1993 :7 yang mengatakan bahwa efektivitas merupakan kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tingkat pelayanan dan derajat kepuasan masyarakat merupakan salah satu ukuran efektivitas. Ukuran ini tidak mempertimbangkan berapa biaya, tenaga dan waktu yang digunakan dalam memberikan pelayanan, tetapi lebih menitikberatkan pada tercapainya tujuan organisasi pelayanan publik. Bila ditinjau dari aspek ketepatan waktu, maka efektivitas adalah tercapainya berbagai sasaran yang telah ditentukan sebelumnya tepat pada waktunya dengan menggunakan sumber-sumber tertentu yang sudah dialokasikan untuk berbagai kegiatan Siagian, 1992 : 171. Dari pendapat Siagian tersebut, penulis Universitas Sumatera Utara menyimpulkan bahwa suatu kegiatan dikatakan efektif apabila penyelesaian kegiatan tersebut tepat pada waktu yang telah ditentukan. Dan suatu kegiatan dikatakan tidak efektif apabila penyelesaian atau penacapaian tujuan tidak sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan sebelumnya. Selanjutnya bila ditinjau dari aspek manfaat, maka Steers Zainun, 1991 : 14 mendefenisikan efektivitas sebagai suatu usaha untuk mencapai suatu keuntungan manfaat dalam organisasi dengan segala cara. Ia menekankan bahwa semakin besar keuntungan yang diperoleh organisasi, maka organisasi itu semakin efektif. Dengan demikian suatu kegiatan dikatakan efektif apabila kegiatan tersebut memberikan manfaat bagi organisasi dan masyarakat sesuai dengan kebutuhannya. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa terdapat empat unsur dalam efektivitas, yaitu : 1. Pencapaian tujuan, yaitu suatu kegiatan dikatakan efektif apabila dapat mencapai tujuan atau sasaran sesuai dengan yang telah ditentukan sebelumnya 2. Ketepatan waktu, yaitu suatu kegiatan dikatakan efektif apabila penyelesaian atau pencapaian tujuan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan 3. Manfaat, yaitu suatu kegiatan dikatakan efektif apabila kegiatan tersebut memberikan manfaat bagi organisasi dan masyarakat sesuai dengan kebutuhannya Dengan demikian yang dimaksud dengan efektivitas pelaksanaan program pengembangan UKM adalah tercapainya tujuan atau sasaran dalam penyelenggaraan program pengembangan UKM, dimana pelaksanaan program tersebut dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan dan memberikan manfaat nyata sesuai dengan kebutuhan organisasi dan pengusaha UKM setempat Universitas Sumatera Utara

1.5.4 Pelaksanaan Program

Merupakan konsekuensi logis dari suatu pembuatan kebijakan policy- making untuk mengimplementasikan kebijakan yang telah dibuat. Implementasi kebijakan sesungguhnya tidak hanya bersangkut paut dengan mekanisme penjabaran keputusan-keputusan politik ke dalam prosedur-prosedur rutin lewat saluran-saluran birokrasi, melainkan lebih dari itu. Implementasi kebijakan menyangkut masalah konflik, keputusan dan siapa yang memperoleh hasil dari suatu kebijakan. Oleh sebab itu, tidak terlalu salah jika dikatakan implementasi kebijakan merupakan aspek yang penting dalam keseluruhan dari proses kebijakan. Bahkan seorang pakar kebijakan dari Afrika, Chief J. O. Udoji menyetakan bahwa : “pelaksanaan kebijakan adalah suatu yang penting, bahkan mungkin jauh lebih penting dari pada pembuatan kebijakan. Kebijakan-kebijakan akan sekedar impian atau rencana bagus yang tersimpan rapi dalam arsip kalau tidak diimplementasikan” Wahab, 1991 : 45. Patton dan Sawichi Tangkilisan, 2003 : 29 menyatakan bahwa “implementasi berkaitan dengan berbagai kegiatan yang diarahkan untuk merealisasikan program, dimana pada posisi ini eksekutif mengatur cara untuk mengorganisir, menginterprestasikan dan menerapkan kebijakan yang telah diseleksi”. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa program merupakan unsur pertama yang harus ada demi tercapainya kegiatan implementasi. Program akan menunjang implementasi karena dalam program tersebut telah dimuat berbagai aspek, antara lain: 1. Adanya tujuan yang ingin dicapai Universitas Sumatera Utara 2. Adanya kebijaksanaan-kebijaksanaan yang harus dipegang dan prosedur yang harus dilalui 3. Adanya aturan-aturan yang harus dipegang dan prosedur yang harus dilalui 4. Adanya perkiraan anggaran yang dibutuhkan 5. Adanya strategi dalam pelaksanaan Dengan adanya program, maka segala bentuk rencana akan lebih terorganisir danlebih mudah untuk dioperasionalkan. Unsur kedua yang harus dipenuhi dalam proses implementasi yaitu adanya kelompok masyarakat yang menjadi sasaran program sehingga masyarakat tersebut akan menerima manfaat dari program yang dijalankan serta terjadinya perubahan dan peningkatan pada kehidupan. Tanpa memberikan manfaat kepada masyarakat, maka bisa dikatan bahwa program tersebut gagal dilaksanakan. Berhasil atau tidaknya suatu program diimplemantasikan tergantung dari unsur pelaksananya yang merupakan unsur ketiga. Pelaksanaan memiliki arti penting karena pelaksanaan, baik itu organisasi maupun perorangan bertanggung jawab dalam pengelolaan maupun pengawasan dalam proses implementasi. Kegagalan atau keberhasilan implementasi juga dapat dilihat dari kemampuan policy makers dalam mengoperasionalkan program-program.kebijakan yang telah direkomendasikan untuk dipilih oleh policy makers bukanlah jaminan bahwa kebijakan tersebut pasti berhasil dalam pelaksanaannya. Ada banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan implementasi kebijakan. Implementasi dari suatu program melibatkan upaya-upaya policy makers untuk mempengaruhi perilaku birokrat pelaksana agar bersedia memberikan pelayanan dan mengatur perilaku Universitas Sumatera Utara kelompok sasaran. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa implementasi atau pelaksanaan program adalah tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu-individu atau pejabat-pejabat terhadap suatu obyek atau sasaran yang diarahkan untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. 1.5.5. Usaha Kecil dan Menengah UKM 1.5.5.1. Pengertian Usaha Kecil dan Menengah UKM Banyak buku dan para ahli yang mengungkapkan tentang pengertian UKM. Sebagian besar menjabarkannya dengan melihat jumlah modal dan tenaga kerjakaryawan .Untuk mendapatkan penjabaran tentang pengertian UKM, maka penulis mencoba mengambil dari beberapa penjelasan berikut :

1. UsahaKecil

1.a. Menurut UU No 9 tahun 1999 tentang usaha kecil, yang dimaksud dengan usaha kecil adalah: b. Memiliki kekayaan aset bersih Rp. 200 juta, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, c. Hasil penjualan tahunan omzet paling banyak Rp. 1 milyar, d. Milik warga Indonesia, e. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai dan berafiliansi, baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha menengah atau usaha besar f. Berbentuk usaha perseorangan, badan usaha yang tidak berbadan Universitas Sumatera Utara hukum atau berbadan usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi. 1.b. Sedangkan menurut badan pusat statistik BPS, 2003, usaha kecil adalah : a. Menurut omset, usaha kecil adalah usaha yang memiliki asset tetap kurang dari Rp. 200 juta dan omset per tahun kurang dari Rp. 1 milyar b. Menurut jumlah tenaga kerja,usaha kecil adalah usaha yang memiliki tenaga kerja sebanyak 5-19 orang.

2. Usaha Menengah

2.b. Menurut Instruksi Presiden No.10 tahun 1999 tentang pemberdayaan usaha menengah, yang dimaksud dengan usaha menengah adalah : a. Memiliki kekayaan aset bersih Rp. 200 juta sampai paling banyak Rp. 1 Milyar, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha b. Milik warga Indonesia c. Berbentuk usaha perseorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum atau berbadan usaha yang berbadan hukum 2.b. Sedangkan menurut badan pusat statistik BPS, 2003, usaha menengah adalah usaha yang memiliki tenaga kerja antara 20 sampai 99 orang. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa UKM Universitas Sumatera Utara adalah suatu usaha atau kegiatan ekonomi yang berdiri sendiri serta milik warganegara Indonesia, memiliki kekayaan bersih antara Rp. 200 Juta sampai Rp. 10 Milyar tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha dan omset tahunan atau hasil penjualan sebanyak Rp. 1 Milyar sampai 5 Milyar tidak termasuk tanah dan bangunan, serta memiliki tenaga kerja sebanyak 1 sampai 99 orang.

1.5.5.2. Karateristik Usaha Kecil dan Menengah UKM

Menurut hasil studi Lembaga Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, menunjukkan bahwa di Indonesia kriteria usaha kecil itu sangat berbeda-beda, tergantung pada fokus permasalahan yang dituju dan instasi yang berkaitan dengan sektor ini Anoraga, 2002 : 225. Sedangkan di negara-negara lain, kriteria yang ada akhirnya turut menentukan ciri sektor UKM, yang antara lain ditentukan oleh karyawan yang dimiliki perusahaan yang bersangkutan. Secara umum, sektor usaha kecil menengah UKM memiliki karateristik sebagai berikut Ibid : 225 : 1. Sistem pembukuan yang relatif sederhana dan cenderung tidak mengikuti kaidah administrasi pembukuan standar. Kadang kala pembukuan tidak di up to date, sehingga sulit untuk melihat kinerja usahanya. 2. Margin usaha yang cenderung tipis mengingat persaingan yang sangat tinggi 3. Modal terbatas Universitas Sumatera Utara 4. Pengalaman manajerial dalam mengelola perusahaan masih sangat terbatas 5. Skala ekonomi yng terlalu kecil, sehinga sulit mengharapkan untuk mampu menekan biaya mencapai titik efisiensi jangka panjang 6. Kemampuan pemasaran dan negosiasi serta diversifikasi pasar sangat terbatas 7. Kemampuan untuk memperoleh smber dana dari pasar modal rendah, mengingat keterbatasan dalam sistem administrasinya, untuk mendapakan dana di pasar modal, sebuah perusahaan harus mengikut sistem administrasi standar dan harus transparan.

1.5.5.3. Jenis-Jenis Usaha Kecil dan Menengah UKM

Menurut Tulus Tambunan 2002 : 20, kelompok UKM terdiri atas 1. Sektor Pertanian Pertanian merupakan sektor suatu unit kesatuan produksi yang terletak pada pada suatu tempat tertentu yang melakukan kegiatan bercocok tanam dengan tujuan komersil 2. Sektor Pertambangan Pertambangan merupakan sektor suatu unit kesatuan produksi yang terletak pada pada suatu tempat tertentu yang melakukan kegiatan persiapan dan pengambilan unsur-unsur kimia,mineral, bijih-bijihan dan segala macam batuan termasuk batu-batu mulia yang merupakan endapan alam, baik merupakan benda padat, cair maupun gas untuk tujuan Universitas Sumatera Utara komersil 3. Sektor Manufaktur, Industri Pengolahan Manufaktur, industri pengolahan merupakan sektor suatu unit kesatuan produksi yang terletak pada pada suatu tempat tertentu yang melakukan kegiatan mengubah barang dasar bahan mentah menjadi barang jadi setengah jadi dan atau barang yang kurang nilainya,sehingga lebih dekat kepada pemakai akhir untuk tujuan komersil 4. Sektor Listrik, Air dan Gas a. Sub sektor listrik adalah sub sektor suatu unit kesatuan produksi yang terletak pada pada suatu tempat tertentu yang melakukan kegiatan pembangkitan tenaga listrik serta pengoperasian jaringan transmini dan distribusi tenaga listrik kerumah tangga, instansi, industri dan konsumen lainnya untuk tujuan komersil b. Sub sektor air adalah sub sektor suatu unit kesatuan produksi yang terletak pada pada suatu tempat tertentu yang melakukan kegiatan penjernihan, penyediaan dan penyaluran air melalui terminal air, mobil tangki ke rumah tangga, instansi, industri dan konsumen lainnya untuk tujuan komersil c. Sub sektor gas adalah sub sektor suatu unit kesatuan produksi yang terletak pada pada suatu tempat tertentu yang melakukan kegiatan menyediakan gas kota kepada rumah tangga, instansi, industri dan konsumen lainnyauntuk tujuan komersil Universitas Sumatera Utara 5. Sektor Bangunan Konstruksi bangunan merupakan sektor suatu unit kesatuan produksi yang terletak pada pada suatu tempat tertentu yang melakukan kegiatan dengan hasil akhir berupa bangunan konstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya, baik digunakan sebagai tempat tinggal atau sarana kegiatan lain untuk tujuan komersil 6. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran Sektor perdagangan merupakan sektor suatu unit kesatuan produksi yang terletak pada suatu tempat tertentu yang melakukan kegiatan penjualan kembali barang baru maupun bekas tanpa perubahan wujud yang meliputi perdagangan besar, perdagangan eceran, rumah makan untuk tujuan komersil 7. Sektor Transportasi dan Komunikasi a. Transportasi adalah aktivitas kegiatan yang kegiatannya menyediakan jasa angkutan penumpang atau barang jadi ternak dari suatu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan alat angkutan bermotor maupun tidak bermotor baik milik sendiri maupun milik orang lain melalui darat, laut maupun udara dengan mendapatkan balas jasa dengan tujuan komersil b. Komunikasi adalah aktivitas yang melakukan kegiatan penyampaian info tanpa merubah wujud asli kepada penerima akhirnya dengan tujuan komersil 8. Sektor Keuangan, Jasa dan Servis Universitas Sumatera Utara 9. Sektor Jasa-jasa Lainnya Sektor jasa adalah sektor dari suatu kegiatan serta ada seseorang atau lebih yang bertanggung jawab atas resiko usaha 1.5.6. Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah 1.5.6.1. Pengertian Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah Pengembangan adalah suatu tindakan, proses, hasil atau pertanyaan menjadi labih baik Thoha, 1997 : 7. Pengertian pengembangan tersebut memiliki dua unsur, yaitu : 1 pengembangan itu sendiri bisa berupa suatu tindakan, proses atau pernyataan dari suatu tujuan, 2 pengembangan itu bisa menunjukkan kepada perbaikan atas sesuatu. Menurut Warren G. Bennis Sutarto, 1995 : 416 pengembangan adalah suatu jawaban terhadap perubahan, suatu strategi pendidikan yang kompleks yang diharapkan untuk merubah kepercayaan, sikap, nilai dan susunan organisasi, sehinga organisasi dapat lebih baik menyesuaikan dengan teknologi, pasar, dan tantangan yang baru serta perputaran yang cepat dari perubahan itu sendiri. Berdasarkan uraian diatas, maka yang dimaksud dengan pengembangan UKM adalah suatu tindakan atau proses untuk memajukan kondisi UKM ke arah yang lebih baik, sehinga UKM dapat lebih baik menyesuaikan dengan teknologi, pasar, dan tantangan yang baru serta perputaran yang cepat dari perubahan yang terjadi. Pengembangan Usaha kecil menengah UKM merupakan komponen penting dalam program Universitas Sumatera Utara pembangunan nasional untuk meletakkan landasan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan berkeadilan. Adpun yang menjadi sasaran dalam upaya pengembangan dan pembinan UKM, yaitu : 1. Tercapainya lapangan usaha dan lapangan kerja yang luas 2. Tercapainya peningkatan pendapatan masyarakat 3. Terwujudnya UKM yang semakin efesien dan mampu berkembang mandiri 4. Terwujudnya pesebaran industri yang merata 5. Tercapainya peningkatan kemampuan UKM dalam aspek penyediaan produk jadi, bahan baku baik untuk pasar dalam negeri maupun ekpor. Inti dari pembinaan dan pengembangan UKM pada dasarnya terletak pada upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Dengan adanya sumber daya manusia yang bermutu, maka UKM akan dapat tumbuh dan berkembang menjadi UKM yang tangguh

1.5.6.2. Program Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah

Kebijaksanaan pemerintah dalam pengembangan usaha kecil dan menengah dalam jangka panjang bertujuan untuk meningkatkan potensi dan partisipasi ekonomi dalam proses pembangunan nasioanal khususnya dalam rangka mewujudkan pemerataan pembangunan melalui perluasan lapangan kerja dan peningkatan pendapatan sehingga dapat menurunkan angka kemiskinan. Universitas Sumatera Utara Usaha Kecil dan Menengah pada hakekatnya merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat. Dengan mencermati permasalahan yang dihadapi oleh UKM, maka upaya untuk mengembangkan UKM dapat dilihat dari dua sisi, yaitu faktor dari dalam perusahaan faktor internal dan faktor dari luar perusahaan faktor eksteral, sebagai berikut Suseno, dkk , 2005 : 45-46 : Faktor Internal • Meningkatkan kemampuan usaha dan kewirausahaan • Melakukan perencanaan usaha dan investasi dalam jangka panjang • Mengembangkan Research Development Faktor Eksternal • Menciptakan iklim yang kondusif untuk pengembangan usaha penyedeerhanaan perizinan dan birokrasi • Mengupayakan adanya program pendampingan • Mengupayakan tersedianya produk-produk pendukung dalam proses produksi • Mengupayakan tersedianya infra struktur sosial • Mengupayakan tersedianya biaya dari kredit • Perlu memberikan fleksibilitas dalam penerapan prinsip penyaluran kredit, diantaranya faktor kapasitas dan kemampunan debitor dalam menghasilkan keuntungan dan juga masalah anggunan • Kebijakan pemerintah pusat dan daerah yang mendukung pengembangan Universitas Sumatera Utara UKM Menurut rencana kerja tahun 2008 Dinas Koperasi Kota Medan, program pengembangan usaha kecil dan menengah yang dilakukan ,antara lain : Tabel 1.2 Program Pengembangan UKM Program Kegiatan Sasaran Program pengembangan kewirausahaan dan keunggulan kompetitif usaha kecil dan menengah a. Penyelenggaraan pelatihan kewirausahaan b. Pelatihan manajemen partisipasi c. Pelatihan sistem akuntansi a. Terwujudnya peningkatan kemampuan kewirausahaan UKM b. Terwujudnya peningkatan kemampuan manajemen UKM c. Meningkatkan kemampuan akuntansi bagi pengusaha UKM Program pengembangan sistem pendukung usaha bagi usaha mikro kecil menengah a. Mengikutsertakan UKM dalam pameranpromosi dalam maupun luar negeri b. Monitoring dan evaluasi dana bergulir yang diberikan kepada UKM c. Temu kemitraan antara UKM dengan lembaga keuangan banknon bank d. Temu usaha koperasi dan usaha besar a. Terlaksananya dukungan pengembangan UKM b. Diperolehnya data perkembangan dana bergulir yang akurat sebagai dasar pengambilan kebijakan berikutnya c. Terlaksananya kemitraan antara UKM dengan lembaga perbankannon perbankan d. Terlaksananya kemitraan antara UKM dengan usaha besar Universitas Sumatera Utara e. Sertifikasi tanah milik UKM f. Pameran UKM kota Medan e. Terlaksananya fasilitas tanah milik UKM f. Tercapainya promosi hasil produk UKM Sumber, Dinas Koperasi Koata Medan, 2008

1.5.6.3. Masalah-Masalah Dalam Pengembangan UKM

Peranan UKM di Indonesia memang diakui sangat penting di dalam perekonomian nasioanal, terutama dalam aspek-aspek, seperti peningkatan kesempatan kerja, pemerataan pendapatan, pembangunan ekonomi pedesaan dan peningkatan ekspor non-migas. Selama ini telah banyak usaha-usaha yang dilakukan pemerintah untuk membantu perkembangan UKM melalui berbagai macam program pengembangan atau pembinaan UKM. Namun demikian, pengembangan UKM hingga saat ini berjalan sangat lamban. Pada umumnya permasalahan yang dihadapi oleh Usaha Kecil dan Menengah lain meliputi Suseno, dkk , 2005 : 48 : Masalah Internal a. Keterbatasan modal kerja b. Kesulitan mendapatkan bahan baku dengan kualitas yang baik dan harga yang terjangkau c. Keterbatasan teknologi, karena sebagian besar UKM masih menggunakan mesin-mesin tua atau alat-alat produksi yang sifatnya manual d. Keterbatasan SDM dengan kualitas yang baik, karena sebagian besar Universitas Sumatera Utara pengusaha UKM masih lulusan pendidikan primer e. Kesulitan dalam pemasaran, karena kualitas produk dan kegiatan promosi masih kurang sehingga ada persaingan dari produk-produk sejenis, baik di pasar domestik maupun di pasar internasional f. Ketidaksiapan UKM sendiri, karena UKM tidak mempunyai pengetahuan tentang pasar dan jaringan pemasaran sehingga sering UKM tergantung pada para tengkulak g. Desain untuk produk-produk UKM banyak yang sudah tidak sesuai lagitidak diminati oleh konsumen modern di perkotan maupun konsumen internasional h. Pelaku UKM mengeluhkan sulitnya pencairan dana bergulir yang dibutuhkan guna mengatasi kenaikan harga BBM akhir-akhir ini. Masalah Eksternal a. UKM tidak dapat memperluas usaha karena keterbatasan akses pada sumber permodalan karena semua bank termasuk lembaga perkreditan yang khusus untuk UKM mensyaratkan adanya agunan b. Adanya distorsi pasar, hak istimewa banyak diberikan pada perusahaa- perusahaan besar,misalnya : kemudahan kredit, lisensi bisnis, keringanan pajak, dan penciptaan regulasi yang kondusif c. Adanya aturan-aturan yang kontradiktif dengan upaya-upaya pengembangan UKM, misalnya lahir Perda-perda untuk peningkatan pajak dan retribusi daerah d. Suku bunga masih relatif tinggi. Dengan masih tingginya suku bunga, Universitas Sumatera Utara UKM akan mengalami kesulitan dalam memanfaatkan sumber pendanaan karena keuntungan yang diperoleh masih dibawah rata-rata.

1.6 DEFENISI KONSEP

Konsep merupakan istilah dan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial Singarimbun, 1999 : 33. Melalui konsep peneliti diharapkan akan dapat menyederhanakan pemikirannya dengan menggunakan satu istilah untuk beberapa kejadian yang berkaitan satu dengan lainnya. Untuk mendapatkan batasan yang jelas dari masing-masing konsep yang diteliti, maka dalam hal ini penulis mengemukakan defenisi dari konsep yang dipergunakan, yaitu : 1. Efektifitas, yaitu nilai atau ukuran keberhasilan dan keberdayaan Dinas Koperasi Kota Medan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam setiap pelaksanaan tugas-tugas yang telah ditetapkan 2. Pelaksanaan Program Pengembangan UKM, yaitu aktivitas dari Dinas Koperasi Kota Medan dalam melaksanakan atau menjalankan program-program yang telah ditetapkan untuk mengembangkan UKM yang meliputi kegiatan bimbingan dan pengarahaan, pengadaan atau bantuan permodalan, pengembangan jaringan pemasaran, pengembangan program kemitraan, dan juga melakukan evaluasi terhadap hasil dari program tersebut 3. Usaha Kecil dan Menengah, yaitu suatu usaha atau kegiatan ekonomi yang berdiri sendiri serta milik warganegara Indonesia, memiliki kekayaan bersih Universitas Sumatera Utara antara Rp. 200 Juta sampai Rp. 10 Milyar tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha dan omset tahunan atau hasil penjualan sebanyak Rp. 1 Milyar sampai 5 Milyar tidak termasuk tanah dan bangunan, serta memiliki tenaga kerja sebanyak 1 sampai 99 orang. Untuk memperjelas kerangka konsep yang dipakai dalam penelitian ini, dapat digambarkan sebagai berikut : Komponen Unsur Keberhasilan Efektivitas OUT-PUT OUT-COME - Tercapainya Tujuan - Ketepatan Waktu - Manfaat a. Meningkatkan pemasaran prodak b. Meningkatkan modal usaha c. Meningkatkan kualitas SDM, terutama dalam penggunaan teknologi d. Meningkatkan jumlah dan mutu produksi e. Meningkatkan omset penjualan a. Bertambahnya jumlah UKM b. Meningkatnya kesejahteraan UKM dari segi ekonomi, pendidikan dan kesehatan c. Meningkatnya modal usaha d. Bertambahnya saluran pemasaran e. Meningkatnya produksi dari segi kualitas maupun kuantitas Universitas Sumatera Utara

1.7 DEFENISI OPERASIONAL

Dokumen yang terkait

Respon Siswa Dalam Pelaksanaan Program Bina Keluarga Remaja oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Kota Medan (Studi di Yayasan Fajar Dinul Islam SMK Namira Technology Nusantara Medan)

1 60 103

Analisis Pelaksanaan Program Kemitraan Terhadap Perkembangan Ukm Binaan Ptpn III Medan

1 49 121

Efektivitas Pelaksanaan Program Pelatihan Keterampilan Bagi Penyandang Cacat Tunanetra di Sekolah Luar Biasa/A (SLB/A) Karya Murni Medan Johor

6 79 143

Analisis Perilaku Petugas dalam Pelaksanaan Program Pengembangan Manajemen Upaya Kesehatan Kerja (UKK) di Puskesmas Kota Medan Dinas Kesehatan Kota Medan Tahun 2013

4 57 113

Efektivitas Pelaksanaan Program Day Care Services (Pelayanan Harian Lanjut Usia) Oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pelayanan Sosial Lanjut Usia Wilayah Binjai dan Medan

4 94 116

Pengaruh Pelaksanaan Program Penaggulangan Kemiskinan Perkotaan (P2KP) Oleh Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Terhadap Pemberdayaan Masyarakat (Studi Pada Kelurahan Tanjung Rejo Kecamatan Medan Sunggal)

1 41 126

Perilaku Bidan Praktek Swasta Dalam Pelaksanaan Program Inisiasi Menyusu Dini di Kota Medan Tahun 2010

0 40 88

Evaluasi Program Pemberdayaan Kelembagaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Kota Medan(Studi Dekriptif tentang Pengembangan Jaringan Pemasaran UKM di Dinas Koperasi Kota Medan)

0 43 112

Dukungan Petugas Kesehatan dalam Pelaksanaan Program UKS pada SD Negeri di Kecamatan Karang Baru Kabupaten Aceh Tamiang Provinsi Aceh

2 41 60

Pelaksanaan Program Kota Layak Anak Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Anak Oleh Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kota Medan

13 126 136