Aktivitas Antimikroba dengan Metode Difusi Agar Estimasi kepadatan sel isolat baketri dengan cara Standard Plate Count SPC

σ = kerapatan jenis contoh kgl t o = suhu penyimpanan C T Δ = interval pengamatan jam

3.2.5. Pengujian Sifat Anti Bakteri dan Biodegradasi

Sifat anti bakteri dan biodegradasi dari film pelapis kitosan – tepung biji aren dilakukan dengan prosedur sebagai berikut :

3.2.5.1. Aktivitas Antimikroba dengan Metode Difusi Agar

Kelima biakan mikroba Escherechia coli, Staphylococcus aureus , Shigella, Salmonella dan Pseudomonas aeruginosa masing masing diambil beberapa ose dan dimasukkan ke dalam tabung yang telah berisi NaCl fisiologis , divorteks hingga kekeruhannya sama dengan standard Mc Farland 10 8 , kemudian masing masing sebanyak 1 ml suspensi mikroba diinokulasikan ke dalam cawan petri berdiameter 9 cm , kemudian dituang 10 ml media Meuller Hinton Agar ke dalam cawan petri tersebut , setelah memadat cakram dengan ukuran 0,52 cm diletakkan di atas media. Kemudian setiap cawan petri uji berisi mikroba uji Escherechia coli, Staphylococcus aureus , Shigella, Salmonella dan Pseudomonas aeruginosa diinkubasikan di dalam inkubator pada suhu 37 C selama 24 jam. Zona antimikrobial diukur dengan menggunakan jangka sorong. Universitas Sumatera Utara

3.2.5.2. Estimasi kepadatan sel isolat baketri dengan cara Standard Plate Count SPC

Potongan ikan salmon dibeli pada pasar lokal. Potongan dari ikan dengan berat masing masing 10 g kemudian dibungkus pada film pelapis kitosan – tepung biji aren . Potongan ikan ditempatkan dalam talam polistiren dibungkus dengan film PVC dan disimpan pada 5 - 10 C selama 20 hari . Potongan salmon tanpa pembungkus digunakan sebagai sistem kontrol. Kepadatan sel isolat bakteri masing masing perlakuan dihitung dengan cara SPC dengan menggunakan koloni counter pada hari ke 0, 1, 2, 3, 5, 10, 15, 16 dan 20 hari dengan metode cawan tuang dimana sampel hasil perlakuan diambil 1 g dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan ditambah aquadest steril sehingga volume menjadi 10 ml. Perlakuan ini disebut sebagai kultur awal. Lalu kultur awal tersebut diencerkan sampai 10.000 kali kemudian dituang 10 ml media PCA ke dalam tabung reaksi dan 1 ml dari hasil pengenceran kultur awal dimasukkan ke dalam tabung reaksi berisi media lalu divorteks , kemudian dituang ke dalam cawan petri lalu dihomogenkan dengan cara digoyang membentuk angka delapan. Selanjutnya diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37 C dan dihitung kepadatan sel bakterinya dengan cara : Jumlah koloni x n pengencera 1 selml Fardiaz, 1992 . Universitas Sumatera Utara

3.2.5.3. Uji Biodegradasi Film Spesimen terhadap Jamur Aspergillus Niger

Dokumen yang terkait

Karakterisasi Edible Film dari Campuran Tepung Tapioka, Kitosan, dan Ekstrak Jambu Biji (Psidium guajava L.) dengan Pemlastis Gliserin

3 64 75

Karakterisasi Edible Film dari Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) dengan Penambahan Tepung Tapioka , Kitosan dan Gliserin Sebagai Pemlastis.

3 23 81

Karakterisasi Edible Film dari Campuran Tepung Tapioka, Kitosan, Gliserol dan Ekstrak Kulit Semangka Serta Aplikasinya Sebagai Pembungkus Kue Dadar Gulung

3 17 60

Karakterisasi Edible Film dari Campuran Tepung Tapioka, Kitosan, Gliserol dan Ekstrak Kulit Semangka Serta Aplikasinya Sebagai Pembungkus Kue Dadar Gulung

0 0 11

Karakterisasi Edible Film dari Campuran Tepung Tapioka, Kitosan, Gliserol dan Ekstrak Kulit Semangka Serta Aplikasinya Sebagai Pembungkus Kue Dadar Gulung

0 0 2

Karakterisasi Edible Film dari Campuran Tepung Tapioka, Kitosan, Gliserol dan Ekstrak Kulit Semangka Serta Aplikasinya Sebagai Pembungkus Kue Dadar Gulung

0 0 5

Karakterisasi Edible Film dari Campuran Tepung Tapioka, Kitosan, Gliserol dan Ekstrak Kulit Semangka Serta Aplikasinya Sebagai Pembungkus Kue Dadar Gulung

0 1 11

Karakterisasi Edible Film dari Campuran Tepung Tapioka, Kitosan, Gliserol dan Ekstrak Kulit Semangka Serta Aplikasinya Sebagai Pembungkus Kue Dadar Gulung

0 0 2

Karakterisasi Edible Film dari Campuran Tepung Tapioka, Kitosan, Gliserol dan Ekstrak Kulit Semangka Serta Aplikasinya Sebagai Pembungkus Kue Dadar Gulung

0 0 12

Pembuatan Edible Film dari Tepung Tapioka dengan Penambahan Ekstrak Buah Jambu Biji (Psidium guajava L.), Kitosan, dan Gliserin Sebagai Pembungkus Dodol dan Sosis

0 1 13