Iklim Kerja Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru

Banyak kalangan berpendapat bahwa pemberian gaji yang layak akan mempengaruhi terhadap tingkat kinerja dari guru. Adiningsih dalam Muhlisin mengemukan bahwa dunia guru masih tereslingkung dua masalah yang memiliki mutual korelasi yang pemecahannya memerlukan kearifan dan kebajiksanaan beberapa pihak terutama pengambil kebijakan, yaitu 1 profesi keguruan kurang menjamin kesejahteraan karena rendah gajinya, 2 Profesionalisme guru masih rendah. 27 Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam usaha mengoptimalkan kinerja guru, langakah yang dapat ditempuh oleh pemerintah adalah upaya dalam meningkatkan kesejahteraan guru, selain itu dapat juga diberikan berbagai insentif kepada guru sesaui dengan tugas yang dilaksanakannya. Berbagai program peningkatan kinerja yang telah dibuat dalam upaya tersebut, tidak akan dapat berjalan dengan optimal apabila maslah krusial tentang kesejahteraan guru belum dapat diatasi.

h. Iklim Kerja

Sekolah merupakan suatu sistem yang terdiri dari banyak unsur yang dapat membentuk satu kesatuan utuh. Organisasi sekolah memiliki unsur-unsur yang saling berkaitan yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Iklim sekolah akan memberi pengaruh pada perilaku guru dalam melaksanakan tugasnya di sekolah, hal ini dikarenakan bahwa lingkungan atau iklim sekolah yang baik akan mendukung guru dalam menjalankan tugasnya dengan baik. MenurutTaguiri dan Litwin yang mengartikan iklim organisasi adalah suatu kualitas lingkungan internal organisasi yang dialami oleh anggotanya, mempengaruhi perilakunya, dan dapat dideskripsikan dengan nilai-nilai karakteristik organisasi. 28 Dalam setiap organisasi keadaan iklim kerja yang baik akan sangat berpengaruh terhadap hasil kerja dari anggota organisasi itu sendiri, keadaan hubungan kerja yang 27 Barnawi dan Mohammad Arifin, Kinerja Guru Profesional Instrumen Pembinaan, peningkatan dan penilaian, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012, hal. 48 28 Hendyat Soetop, Perilaku Organisasi Teori dan Praktik Di Bidang Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010, Cet. 1, hal. 141 harmonis dan kondusif antar pimpinan dan pegawainya atau pegawai dengan pegawai lainnnya akan menciptakan sebuah suasana kerja yang baik bagi tumbunnya kerja sama dan berpengaruh terhadap ketercapaian tujuan pendidikan. Kemampuan sekolah, khususnya kepala sekolah sebagai pemimpin dalam menciptakan iklim kerja yang positif. Dengan terciptanya suasana kerja yang positif yang ditandai dengan hubungan yang baik diantara para anggota organisasi di sekolah dapat menimbulkan suasana kerja sama yang tinggi, dalam setiap masalah ataupun kesulitan yang dihadapi maka semuanya akan diatasi dengan kerja sama musyawarah sehingga akan dapat mengatasinya secara bersama-sama. Selain itu yang terpenting adalah terciptanya suasana kerja yang harmonis, damai dan memberikan suasan tentram, yang akan berpengaruh terhadap peningkatan kinerja guru itu sendiri. Sebaliknya apa bila di sekolah yang tercipta adalah iklim yang negative hal ini akan berdampak buruk terhadap organisasi sekolah. Setiap individu memiliki rasa iri hati, egois, individualisitis, tidak perduli sekitar, iklim negative semacam ini akan dapat menimbulkan penurunan terhadap kinerja guru, dikarenakan guru merasa bahwa iklim kerja yang ada tidak lagi dapat mendukung dia dalam bekerja. Menurut Steers bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi iklim kerja sama disekolah adalah: a. Struktur tugas, b. Imbalan dan hukuman yang diberikan, c. Sentralisasi dan hukuman yang diberikan, d. Tekanan pada prestasi, e. Tekanan pada latihan dan pengembangan, f. Keamanan dan resiko pelaksanaan tugas, g. Keterbukaan dan ketertutupan individu, h. Status dalam organisasi i. Pengakuan dan umpan balik, j. Kompotensi dan fleksibilitas dalam hubungan pencapaian tujuan organisasi secara fleksibel dan kreatif. 29 Dengan demikian iklim kerja yang kondusif di tempat kerja merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi dari kinerja guru. Keadaan kerja yang kondusif dan nyaman akan memberikan sebuah dampak terhadap suasana kerja itu sendiri yang pada akhirnya dapat menimbulkan sebuah peningkatan terhadap kinerja guru di sekolah.

5. Penilaian Kinerja Guru