Larutan Asam Basa Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti

mengajar dapat dikatakan berhasil, akan tetapi jika belum mencapai 75 dari siswa maka kegiatan belajar mengajar dikatakan belum berhasil. Sehingga perlu diberikan perbaikan dalam proses belajar. Benjamin Bloom dan kawan-kawannya membagi hasil belajar menjadi tiga ranah, yaitu: a. Ranah kognitif, menurut Bloom terdapat enam jenjang proses berpikir, yaitu pengetahuan atau ingatan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi. 32 b. Ranah afektif, Krathwohl dan kawan-kawan membaginya menjadi 5 taksonomi, yaitu receiving, responding, valuing, organization, characterization by value complex.. 33 c. Ranah psikomotorik, meliputi persepsi, kesiapan melakukan suatu pekerjaan, respons terbimbing, kemahiran, adaptasi dan orijinasi. 34 Ketiga ranah tersebut saling berkesinambungan dan memiliki peranan yang sangat penting dalam mengukur hasil belajar siswa. Sehingga dalam proses belajar diharapkan guru dapat meningkatkan hasil belajar siswa tidak hanya pada satu ranah tetapi ketiga ranah tersebut.

6. Larutan Asam Basa

a. Pengertian Larutan Asam Basa Larutan asam adalah larutan yang mempunyai rasa asam dan bersifat korosif yaitu larutan yang dapat merusak logam marmer, dan berbagai bahan lain, sedangkan basa adalah larutan yang memiliki rasa pahit dan bersifat kaustik yaitu licin, seperti bersabun. 35 Ada beberapa ilmuan yang menjelaskan tentang teori asam dan basa, yaitu sebagai berikut: 32 Anas Sudiyono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005, h.50 33 Ibid., h. 54 34 Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran Prinsip, Teknik dan Prosedur, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010, h. 92 35 Michael Purba, Kimia 2 Untuk SMA Kelas XI, Jakarta: Erlangga, 2006, h. 172 1 Antoine Laurent Lavoiser 1777 menyatakan bahwa penyebab asam adalah oksigen, karena asam selalu mengandung unsur oksigen 36 2 Sir Humphry Davy 1810 menunjukkan bahwa asam hidrogen klorida tidak mengandung unsur oksigen. Oleh karena itu, Davy menyimpulkan bahwa penyebab asam adalah hidrogen yang merupakan unsur dasar dari setiap asam. 37 3 Joseph Louis Gay-Lusac 1814 menyimpulkan bahwa asam merupakan suatu zat yang dapat menetralkan golongan alkali dan kedua golongan senyawa itu hanya dapat didefinisikan dalam kaitan satu dengan yang lainnya. 38 4 Svente August Arrhenius 1884 mengemukakan konsep asam merupakan zat yang dalam air melepaskan ion hidroggen H + . Sedangkan basa adalah zat yang dalam air dapat menghasilkan ion hidroksida . 39 5 G.N. Lewis 1923 mengungkapkan bahwa asam adalah akseptor elektroon atau zat yang menerima pasangan elektron, sedangkan basa adalah donor elektron atau zat yang memberi pasangan elektron. 40 b. Konsep pH, pOH dan pKw 1 Derajat Keasaman pH Derajat atau tingkat keasaman larutan pH bergantung pada konsentrasi ion H + dalam larutan. 41 Konsep pH dinyatakan dalam 36 Parning dan Horale, Kimia 2B Kelas 2 SMA Semester Dua, Jakarta: Yudhistira, 2005, Cet.ke-3, h. 5 37 Michael Purba dan Sunardi, Kimia Untuk SMAMA Kelas XI, Jakarta: Erlangga, 2012, h. 179- 180 38 Ibid., h.171 39 Ibid., h. 180-181 40 Ralph H. Petrucci, Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern, Jilid 2, Bogor: Erlangga, 1987, h. 17-4 41 Purba, op.cit., h. 174 konsentrasi ion H + , yaitu sama dengan negatif logaritma konsentrasi ion H + : 42 2 Derajat Kebasaan pOH Analogi dengan pH sebagai cara menentukan konsentrasi ion H + , konsentrasi ion OH - juga dapat dinyatakan dengan cara yang sama, yaitu pOH. pOH dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan: 43 3 Tetapan Kesetimbangan Air pKw Tetapan kesetimbangan air yang disimbolkan dengan Kw, besarnya adalah sebagai berikut, yaitu: 44 Ketetapan ini menunjukkan bahwa dalam air murni atau larutan apa saja, hasil kali konsentrasi ion hidrogen dan ion hidroksida adalah tetap konstan. Pada suhu kamar, memiliki tetapan 1 x . 45 4 Hubungan pH, pOH dan p Hubungan antara pH dengan pOH dapat diturunkan dari persamaan tetapan kesetimbangan air . 46 Jika kedua ruas persamaan ini diambil harga negatif logaritmanya, diperoleh: 47 - log + log = - log 1 x - log + log = 14 42 Raymond Chang, Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Jilid 2, Jakarta: Erlangga, 2004, h. 99 43 Ibid., h. 99 44 Purba, op. cit., h. 178 45 Ibid., h. 178 46 Ibid., h. 178 47 Raymond, loc. cit., h. 99 pH + pOH = 14 Derajat keasaman atau kebasaan dinyatakan secara lengkap dan ringkas oleh harga pH-nya, yaitu: 48 Jika pH = 7, maka larutan bersifat netral Jika pH 7, maka larutan bersifat asam Jika pH 7, maka larutan bersifat basa c. Kekuatan Asam dan Basa “Kekuatan asam dan basa dinyatakan dalam besaran derajat ionisasi dan tetapan kesetimbangan ionisasinya ”. 49 Derajat ionisasi α merupakan perbandingan antara jumlah zat yang mengion dengan jumlah zat mula-mula. Dapat dinyatakan sebagi berikut, yaitu: 50 Jika zat mengion sempurna, maka derajat ionisasinya = 1 Jika zat tidak ada yang mengion, maka derajat ionisasinya = 0 Jadi, batas- batas derajat ionisasinya adalah 0 α 1. Tetapan kesetimbangan untuk ionisasi asam disebut tetapan ionisasi asam . 51 Secara umum dapat dirumuskan sebagai berikut, Reaksi: HA aq H + aq + aq Rumus mencari nilai : 52 48 Parning, op.cit., h. 12 49 Purba dan Sunardi, op. cit., h. 187 50 Ibid. 51 Ibid. 52 Ibid. α = jumlah zat yang mengion jumlah zat mula-mula = [H + ][ ] [HA] Hubungan antara kekuatan asam α dengan tetapan kesetimbangan asam dapat ditetapkan dengan menggunakan persamaan sebagai berikut: 53 Tetapan kesetibangan untuk ionisasi basa disebut tetapan ionisasi basa , rumus mencari nilai analogi seperti rumus mencari , yaitu sebagi berikut: 54 Reaksi: LOH aq L + aq + aq Rumus mencari nilai : 55 Hubungan antara derajat ionisasi α dengan tetapan kesetimbangan basa dapat ditetapkan dengan menggunakan persamaan sebagai berikut: 56 d. Menghitung pH Larutan Asam Menghitung pH larutan asam dapat dilakukan dengan menggunakan indikator asam basa atau pH meter. Namun ada beberapa cara lain dalam mengukur atau meramalkan pH larutan asam berdasarkan konsentrasi dan kekuatan asam yang bersangkutan, yaitu sebagai berikut: 53 Parning, op.cit., h. 22 54 Ibid., h. 29 55 Purba dan Sunardi, op.cit., h. 189 56 Purba, op. cit., h. 182 α = √ α = √ = [L + ] [LOH] 1 Asam Kuat Asam kuat mengion dengan sempurna, pH larutan dapat ditentukan jika konsentrasi asam diketahui, yaitu: 57 2 Asam Lemah Asam lemah tidak mengion sempurna, oleh karena itu ion H + hanya dapat ditentukan jika derajat ionisasi α atau tetapan ionisasi asam juga diketahui, maka konsentrai ion [H + ] dapat dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut: 58 dengan, = tetapan ionisasi M = konsentrasi asam Namun jika derajat asam α yang diketahui, maka konsentrasi ion [H + ] dapat ditentukan dengan menggunakan rumus: 59 e. Menghitung pH Larutan Basa Seperti halnya asam kuat, pH larutan basa kuat dapat ditentukan hanya dengan mengetahui konsentrasi basa. Sedangkan untuk pH larutan basa lemah dapat ditentukan dengan sama halnya seperti pH asam lemah, yaitu jika konsentrasi dan derajat ionisasi atau tetapan ionisasi basa diketahui. Hal ini dapat dinyatakan sebagai berikut: 60 57 Ibid., h. 183 58 Ibid., h. 184 59 Ibid. 60 Purba dan Sunardi, op. cit., h. 192-193 [H + ] = M x Valensi asam [H + ] = √ [H + ] = M x α ] = M x b = √ f. Indikator Asam Basa Indikator asam dan basa merupakan suatu senyawa organik yang dapat berubah warna berubahnya pH. 61 Contohnya kertas lakmus. yang dapat berwarna merah pink dalam larutan yang bersifat asam dan berwarna biru dalam larutan yang bersifat basa. 62 Indikator lakmus berwarna merah dalam larutan yang memiliki pH sampai dengan 5,5 dan berwarna biru dari pH = 8,0, sedangkan larutan yang pH-nya antara 5,5 - 8,0, warna lakmus adalah kombinasi dari kedua warna tersebut, yaitu berubah dari merah menjadi ungu kemudian menjadi biru. 63 Batas-batas pH ketika indikator mengalami perubahan warna disebut trayek perubahan warna indikator itu. 64 Indikator dapat berubah warna apabila sistem kromofornya diubah oleh reaksi asam-basa. 65 Setiap indikator memiliki trayek yang berbeda, maka pH larutan dapat ditentukan diperkirakan dengan kombinasi dari beberapa indikator. 61 Fessenden Fessenden, Kimia Organik, Jakarta: Erlangga, 1982, h. 450 62 James E. Brady, Kimia Universitas Asas dan Struktur, Jakarta: Binarupa Aksara, 1999, h. 179 63 Michael dan Sunardi, op. cit., h.195 64 Ibid., h.195 65 Fessenden Fessenden, loc. cit.

B. Hasil Penelitian yang Relevan