59
4 Hasil Uji Statistik melalui Regresi Linear Sederhana Motivasi Intrinsik Berdasarkan Peluang untuk maju Dengan Kinerja Perawat Pelaksana
Hasil analisis regresi sederhana menunjukkan angka r
2
= 0,004 atau 4 dan F
hitung
sebesar 0,264 dengan signifikansi p = 0,609 berarti 4 variasi kinerja perawat pelaksana dapat dijelaskan oleh variasi peluang untuk maju. Sedangkan sisanya
100-32,5=67,5 dijelaskan oleh variabel lain diluar model. Dengan demikian model regresi kurang dapat digunakan untuk memprediksi kinerja perawat pelaksana.
5 Hasil Uji Statistik melalui Regresi Linear Sederhana Motivasi Intrinsik Berdasarkan Kepuasan Kerja Dengan Kinerja Perawat Pelaksana
Hasil analisis regresi sederhana menunjukkan angka r
2
=0,285 atau 28,5 dan F
hitung
sebesar 24,288 dengan signifikansi p = 0,000, berarti 28,5 variasi kinerja perawat pelaksana dapat dijelaskan oleh variasi kepuasan kerja. Sedangkan sisanya
100-28,5 = 71,5 dijelaskan oleh variabel lain diluar model. Dengan demikian model regresi dapat digunakan untuk memprediksi kinerja perawat pelaksana.
4.4.8. Uji Statistik Linear Berganda
Hasil Uji Statistik melalui Regresi Linear Berganda dengan Motivasi Intrinsik Prestasi, Rasa Ingin Diakui Orang Lain, Tanggung Jawab, Peluang untuk Maju dan
Kepuasan Kerja sebagai Variabel Independen
e x
x x
x Y
+ +
+ +
+ =
4 4
3 3
2 2
1 1
β β
β β
α s
Sumber: Hasil Pengolahan Data Kuesioner dengan SPSS 12.0 2007
Juliani : Pengaruh Motivasi Intrinsik Terhadap Kinerja Perawat Pelaksana di Instalasi Rawat Inap RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2007. USU e-Repository © 2008.
60 Berdasarkan hasil pengolahan data kuesioner dengan SPSS 12.0, maka
diperoleh persamaan regresi linear berganda sebagai berikut: Y = -9,119 + 0,218 x 1 + 0,595 x 2+1,518 x 3 + 0,404 x 4+1,370 x 5 + e
a. Konstanta a = -9,119 menyatakan bahwa jika variabel independen X
1
, X
2
, X
3
, X
4
dan X
5
tidak ada, maka efektifitas pekerjaan perawat pelaksana sebesar Y = -9,119.
b. Koefisien Xl = 0,218 menunjukkan bahwa variabel prestasi X1 berpengaruh
positif secara signifikan 0,184 0,05 terhadap kinerja perawat pelaksana atau dengan kata lain jika variabel prestasi ditingkatkan maka kinerja perawat
pelaksana akan bertambah sebesar 0,218. Hal ini juga didukung oleh nilai t- test
hitung
1,346 t
tabel
, 1,6702, yang berarti tidak signifikan. c.
Koefisien X
2
= 0,595 menunjukkan bahwa variabel rasa ingin diakui oieh orang lain X
2
berpengaruh positif secara signifikan 0,049 0,05 terhadap kinerja perawat pelaksana, atau dengan kata lain, jika variabel rasa ingin diakui oleh
orang lain ditingkatkan maka kinerja perawat pelaksana akan bertambah sebesar 0,595. Hal ini juga didukung oleh nilai t- test
hitung
. 2,014 t
tabel
1,6702, yang berarti signifikan.
d. Koefisien X
3
= 1,518 menunjukkan bahwa variabel tanggung jawab X
3
berpengaruh positif secara signifikan 0,00 0,05 terhadap kinerja perawat pelaksana, atau dengan kata lain, jika variabel tanggung jawab ditingkatkan maka
kinerja perawat pelaksana akan bertambah sebesar 1,518. Hal ini juga didukung oleh nilai t- test t
hitung
7,148 t
tabel
1,6702, yang berarti signifikan.
Juliani : Pengaruh Motivasi Intrinsik Terhadap Kinerja Perawat Pelaksana di Instalasi Rawat Inap RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2007. USU e-Repository © 2008.
61 e.
Koefisien X
4
= 0,404 menunjukkan bahwa variabel peluang untuk maju X
4
berpengaruh positif secara signifikan 0,000 0,05 terhadap kinerja perawat pelaksana, atau dengan kata lain, jika variabel peluang untuk maju ditingkatkan
maka kinerja perawat pelaksana akan bertambah sebesar 0,404. Hal ini juga didukung oleh nilai t-test t
hitung
2,459 t
tabel
1,6702, yang berarti signifikan. f.
Koefisien X
5
= 1,370 menunjukkan bahwa variabel kepuasan kerja X
5
berpengaruh positif secara signifikan 0,000 0,05 terhadap kinerja perawat pelaksana, atau dengan kata lain, jika variabel kepuasan kerja ditingkatkan maka
kinerja perawat pelaksana akan bertambah sebesar 1,370. Hal ini juga didukung oleh nilai t- test t
hitung
6,674 t
tabel
, 1,6654, yang berarti signifikan. Uji F Hitung
Uji F hitung dilakukan untuk menguji apakah motivasi intrinsik yang terdiri dari variabel prestasi,rasa ingin diakui oleh orang lain,tanggung jawab,peluang untuk
maju dan kepuasan kerja,secara bersama-sama atau serentak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja perawat pelaksana di Instalasi Rawat Inap RSU Dr.
Pirngadi Medan. Nilai F
hitung
akan dibandingkan dengan nilai Ftabei dengan tingkat kesalahan
α
= 0,05 dan derajat kebebasan df = k-2, dengan kriteria uji: Hipotesis: H
diterima jika F
hitung
F
tabel
Hipotesis: H ditolak jika F
hitung
F
tabel
Juliani : Pengaruh Motivasi Intrinsik Terhadap Kinerja Perawat Pelaksana di Instalasi Rawat Inap RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2007. USU e-Repository © 2008.
62 Nilai F hitung menunjukkan nilai sebesar 21,178 p value 0,000 0,05 dan
F
hitung
= 21,178 F
tabel
= 3,9685 yang berarti signifikan. Artinya bahwa hipotesis penelitian yang menyatakan Ada pengaruh motivasi intrinsik terhadap kinerja
perawat pelaksana di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi diterima.
Juliani : Pengaruh Motivasi Intrinsik Terhadap Kinerja Perawat Pelaksana di Instalasi Rawat Inap RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2007. USU e-Repository © 2008.
63
BAB 5 PEMBAHASAN
5.1. Pengaruh Motivasi Intrinsik Terhadap Kinerja Perawat Pelaksana
Hasil analisis uji regresi linear sederhana antara variabel motivasi intrinsik yang terdiri dari prestasi, pengakuan orang lain, tanggung jawab, peluang untuk
kemajuan dan kepuasan kerja terhadap kinerja perawat pelaksana hasilnya dapat dijelaskan sebagai berikut”.
5.1.1. Pengaruh Prestasi Terhadap Kinerja Perawat Pelaksana
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh motivasi intrinsik berdasarkan prestasi terhadap kinerja perawat pelaksana didapatkan p= value 0.128. hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh secara signifikasi prestasi terhadap kinerja perawat pelaksana di RSU Dr.Pirngadi Medan. Tetapi meskipun
tidak terdapat pengaruh signifikan, berdasarkan nilai r
2
= 38 dapat menjelaskan bahwa variasi kinerja perawat pelaksana dapat dijelaskan karena adanya prestasi.
Hasil penelitian ini berbeda dengan yang telah dilakukan Rohayati 2003 dalam penelitiannya tentang hubungan motivasi kerja terhadap kinerja yang diukur
berdasarkan sikap perawat selama memberikan pelayanan kepada pasien, dimana didapatkan hasil hubungan yang signifikan antara kedua variabel tersebut. Meskipun
demikian, jika dilihat berdasarkan data deskriptif prestasi pada tabel 4.2 mayoritas perawat memiliki prestasi baik dan jika dilihat secara rinci diketahui yang paling
tinggi pada prestasi perawat berdasarkan kemampuan mengajukan ide 61,91 dan
Juliani : Pengaruh Motivasi Intrinsik Terhadap Kinerja Perawat Pelaksana di Instalasi Rawat Inap RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2007. USU e-Repository © 2008.