81
BAB VI PEMBAHASAN
Bab ini akan membahas hasil penelitian yang dilakukan tentang tingkat pengetahuan dengan perilaku family caregiver dalam merawat
penderita paska stroke. Pembahasan pada bab ini yaitu membandingkan antara hasil peneitian dengan konsep teoritis, peneltian sebelumnya, dan
keterbatasan penelitian.
A. Gambaran Demografi 1. Demografi family caregiver
a. Usia
Usia minimum family caregiver adalah 14 tahun, sedangkan usia maksimum family caregiver adalah 60 tahun,
dan rata-rata usia family caregiver adalah 31 tahun. Menurut E. Hurlock 2004 usia 31 termasuk kedalam
usia dewasa awal yaitu usia antara 21-40 tahun. Seseorang dikatakan dewasa bila telah memiliki kekuatan tubuh secara
maksimal, siap berproduksi, dan memiliki kesiapan kognitif, afektif, dan psikomotor, serta dapat diharapkan memainkan
peranannya bersama dengan individu-individu lain dalam masyarakat. Pada usia ini masing-masing individu sudah
mulai mengabaikan keinginan atau hak-hak pribadi, yang menjadi kebutuhan atau kepentingan yang utama adalah
82
keluarga sehingga family caregiver lebih banyak ditemukan pada usia ini.
b. Jenis kelamin
Family caregiver yang berjenis kelamin laki-laki
sebanyak 16 atau 20,5, sedangkan family cargiver yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 62 orang atau 79,5.
Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar family caregiver yang merawat penderita paska stroke adalah perempuan. Hal
ini dapat dikarenakan oleh berbagai macam faktor, salah satunya adalah faktor norma dan budaya yang berlaku
didalam masyarakat Indonesia. Di Indonesia antara laki-laki dan perempuan memiliki
peran yang berbeda, berdasarkan undang-undang perkawinan no 1 tahun 1974 peran perempuan pada umumnya adalah
mengurus rumah
tangga, seperti
memasak, mencuci,
membersihkan rumah, melayani suami, dan merawat anggota keluarga. Sedangkan peran laki-laki adalah mencari nafkah,
sehingga dalam hal ini perempuan lebih banyak berperan dalam merawat keluarganya yang sakit.
c. Pendidikan
Family caregiver yang memiliki pendidikan terakhir
Sekolah Dasar SD berjumlah 3 orang atau sekitar 3,8, family
caregiver yang
memiliki pendidikan
Sekolah Menengah Pertama SMP berjumlah 7 orang atau sekitar 9
83
, family caregiver yang memiliki pendidikan Sekolah Menengah Atas SMA berjumlah 58 orang atau sekitar 74,
family caregiver yang memiliki pendidikan Diploma D3
berjumlah 3 orang atau sekitar 3,8, sedangkan family caregiver
yang memiliki pendidikan Sarjana muda S1 berjumlah 7 orang atau sekitar 9. Hal ini menunjukan
bahwa pendidikan family caregiver yang paling banyak adalah pendidikan SMA. Tingkat pendidikan merupakan
salah satu faktor dalam keberhasilan suatu perawatan yang baik. Semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin tinggi
pula pengetahuannya Notoatmodjo, 2007.
d. Hubungan dengan penderita paska stroke
Family caregiver yang memiliki hubungan sebagai istri
penderita paska stroke sebanyak 15 orang atau sekitar19,2, sedangkan family caregiver yang memiliki hubungan sebagai
suami penderita paska stroke sebanyak 9 orang atau sekitar 11,5, family caregiver yang memiliki hubungan sebagai
anak penderita paska stroke sebanyak 50 orang atau sekitar 64,1, dan family caregiver yang memiliki hubungan
sebagai Saudara Kakak, adik penderita paska stroke sebanyak 4 orang atau sekitar 5,1.
Banyaknya jumlah family caregiver yang memiliki hubungkan sebagai anak dapat dipengaruhi oleh berbagai
faktor, salah satunya adalah hukum adat, norma dan