10
2. Manfaat Penelitian
Adapun kegunaan dari pembahasan skripsi ini adalah sebagai berikut: a.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi pembaca pada umumnya dan mahasiswa UIN pada khususnya.
b. Untuk memperkaya khazanah ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang
hukum yang menyangkut hal zakat dan pajak. c.
Sebagai bahan referensi bagi masyarakat yang ingin tahu kewajiban- kewajibannya dalam mentaati hukum tanpa ada salah satu yang
ditinggalkan.
D. Review Studi Terdahulu
Penulis menemukan beberapa judul skripsi yang pernah ditulis oleh mahasiswa sebelumnya dan buku-buku yang berkaitan dengan judul skripsi yang
akan diteliti oleh penulis yang sekiranya dapat dijadikan sebagai studi review, yaitu:
1. Judul : “Pemberdayaan Zakat Modern Pada Yayasan Baitul Maal Bank
Rakyat Indonesia.”
Penulis :
Abdul Barrifakultas
Syariah dan
Hukumjurusan keadministrasian Islamtahun 2007. Skripsi ini membahas seputar bagaiman pemberdayaan zakat modern pada
yayasan Baitul Maal Bank Rakyat Indonesia. 2.
Buku hasil karya Masdar F Mas’udi yang berjudul”Agama,Keadilan,Risalah Zakat Pajak dalam Islam”Inti dari tulisan ini adalah pejabaran posisi zakat
dalam struktur ke Islaman dengan mengaca pada pengalaman 12 abad,dia
11
menyatakan bahwa ajaran zakat telah ”kehilangan hampir segala- galanya”sejak munculnya pandangan formalistik meskipun sudah ada upaya
untuk menyelesaikan gejala ini,namun Masdar masih menganggapnya awet dan tak kunjung selesai.
3. Buku Hasil karya M.Djamal “Membangun Ekonomi Umat Melalui
Pengelolaan Zakat”.ini merupakan doa yang menginginkan pengumpulan zakat dengan sistem administrasi pajak dan upaya untuk melepas umat Islam
dari kewajiban ganda yakni kewajiban membayar zakat disamping pajak Studi review yang diambil dari dua buku diatas dapat diambil benang
merah oleh penulis setelah adanya Undanng-undang kebijakan pengurang penghasilan kena pajak karena telah membayar zakat,kenyatan ini merupakan
prestasi yang hendaknya ditindak lanjuti hingga mencapai harapan ideal seperti Negara Malalysia yang dijadikan sebagai tolak ukurnya yakni zakat bisa
mengurangi pajak bukan penghasilan kena pajak saja.
E. Kerangka Teori
Zakat adalah hak tertentu yang diwajibkan oleh Allah pada harta orang Islam untuk diberikan kepada pihak-pihak yang telah ditentukan oleh Allah. Dan
pajak sebagai fungsi alat Negara untuk melakukan retribusi pendapatan kekayaan berhadap-hadapan dengan fungsi zakat yang secara subtansi terdapat beberapa
kemiripan. maka timbul Undang-undang pengelolaan zakat No.38 tahun 1999. Akan tetapi pelaksanaan Undang-undang No.38 tahun 1999 belum
terealisasikan karena Undang-undang pajak penghasilan yang berlaku saat itu
12
belum terdapat ketentuan yang mengatur perihal zakat. oleh sebab itu kemudian ditetapkan undang-undang No.36 tahun 2008 tentang perubahan ke-4 atas
Undang-undang No.7 tahun 1983 tentang pajak penghasilan yang berbunyi : “harta yang dihibahkan,bantuan atau sumbangan dan warisan sebagaimana
dimaksud pasal 4 ayat 3 huruf a dan huruf b kecuali zakat penghasilan yang nyata-nyata dibayarkan oleh wajib pajak orang pribadi pemeluk agama Islam
kepada badan Zakat nasional dan lembaga amil Zakat orang yang disahin oleh pemetrintah.”
9
Mulai tahun 2001 sebenarnya para pembayar zakat penghasilan sudah dapat menjadikan jumlah zakat yang dibayar sebagai faktor pengurang atas
Penghasilan Kena Pajak PKP dari Pajak Penghasilan. Ini adalah langkah awal yang baik, walaupun langkah ini belumlah cukup karena zakat bukan hanya ada
pada penghasilan kena pajak tapi meliputi banyak hal yang justru oleh pemerintah tidak dikenakan pajak, tapi merupakan sesuatu yang sangat ditekankan dalam
Agama. Sebagai misal adalah zakat hasil pertanian, dan zakat hewan ternak. Namun demikian, Pemerintah secara tidak langsung menghargai zakat sebagai
salah satu kewajiban rukun bagi yang beragama Islam untuk mendorong sekaligus mengingatkan bahwa zakat adalah suatu kewajiban yang harus ditaati
dan dilaksanakan. Yang kemudian menjadi persoalan adalah adanya anggapan bahwa umat
Islam di Indonesia yang membayar zakat seolah-olah terkena pengeluaran berganda, selain membayar pajak juga membayar zakat dari penghasilan yang
9
Depag RI, Lahirnya UU No.38 tahun 1999 tentang zajak Penghasilan, Jakarta : 2006
13
diperolehnya. Oleh karena itu untuk keadilan sudah selayaknya dipikirkan bagaimana agar umat Islam yang merupakan mayoritas penduduk Indonesia ini
bisa menjadi warga Negara yang baik sekaligus menjadi umat Islam yang taat. Dan salah satu cara yang telah ditempuh adalah ditetapkannya zakat sebagai
faktor pengurang dalam perhitungan penghasilan kena pajak PKP.
10
Dan permasalan zakat sebagai pengurang penghasilan kena pajak baru- baru ini dikuatkan oleh Peraturan Menteri Keuangan NO.254PMK.032010 pada
Tanggal 28 Desember 2010 dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.60
Tahun 2010 Tentang Zakat atau Sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib yang
dapat dikurangkan dari Penghasilan kena pajak pada pasal 1 ayat 1 a: ”Zakat atas penghasilan yang dibayarkan oleh wajib pajak orang pribadi
pemeluk agama Islam atau oleh wajib pajak badan dalam negeri yang dimiliki oleh pemeluk agama Islam kepada badan amil zakat atau lembaga amil zakat
yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah akan tetapi jika pembayaran zakatnya tidak melalui badan atau lembaga yang disahkan oleh Negara maka
pengurangan terhadap penghasilan kena pajak tidak berlaku”.
F. Metodologi Penelitian