Landasan Model Pembelajaran Discovery Learning

12 menggunakan pengetahuan yang sudah ada sebelumnya untuk menarik fakta dan menghubungkannya dengan informasi baru. Di dalam ilmu sains siswa belajar menemukan sesuatu atau siswa tidak mengetahui ilmu tersebut 12 . Siswa berinteraksi langsung dengan lingkungan melalui penyelidikan, memanipulasi objek, dan melakukan eksperimen. Bruner menyarankan agar siswa-siswa hendaknya belajar melalui berpartisipasi aktif dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip untuk memperoleh pengalaman, dan melakukan eksperimen-eksperimen serta mengizinkan mereka untuk menemukan prinsip-prinsip itu sendiri. Discovery terjadi apabila siswa terlibat secara aktif dalam menggunakan mentalnya agar memperoleh pengalaman, sehingga memungkinkan untuk menemukan konsep atau prinsip. Proses-proses mental itu melibatkan perumusan masalah, merumuskan hipotesis, merancang eksperimen, melaksanakan eksprimen, mengumpulkan dan menganalisis data, serta menarik kesimpulan. Di samping itu juga diperlukan sikap obyektif, jujur, hasrat ingin tahu dan terbuka inilah yang dimaksud dengan sikap ilmiah. Bruner beranggapan bahwa belajar merupakan pengembangan kategori-kategori dan pengembangan suatu sistem pengkodean coding. Berbagai kategori-kategori saling berkaitan sedemikian rupa, sehingga setiap individu mempunyai model yang unik tentang alam 13 . Leonard dan Irving memberikan pendapatnya bahwa dalam mengajar dengan discovery learning guru sebagai petunjuk atau fasilitator bukan diktator. Sebagai fasilitator guru harus mencoba mengangkat masalah yang akan membuat siswa tertarik untuk memecahkannya, serta membantu mereka menjelaskan masalah, mencari fakta, dan memberikan kesimpulan 14 . 12 Margot Kaplan dan Sanoff, Exploring Early Childhood, United States of America:Macmillan Publishing, 1981, h. 43 13 Ratna wilis Dahar, Teori-Teori Belajar, Jakarta: Erlangga, 1996, Cet kedua, h. 100. 14 Leonard dan Irving, Secondary and Middle School Teaching Methods, United States of America: Macmillan Publishing, 1981, Edisi keempat, h. 207 13 J. Richard mengemukakan bahwa discovery learning ialah suatu cara mengajar yang melibatkan siswa dalam proses kegiatan mental melalui tukar pendapat, diskusi, membaca sendiri, mencoba sendiri, agar anak dapat belajar sendiri 15 . Joseph Abruscato dan Donald A DeRosa mengatakan “Discovery simply means coming to know something you didn’t know before” 16 . Discovery adalah kamu mengetahui sesuatu hal baru yang sebelumnya kamu belum mengetahuinya, discovery learning terjadi ketika siswa mendapat informasi baru tentang bagaimana memecahkan masalah yang mereka hadapi dan ini merupakan pengalaman yang bersifat pribadi. Colburn mengatakan “Discovery places a value on students contacts with the world around them and how they interact with it, It relies on students natural curiosity about the world and utilizes their ability to make sense of the things they touch, taste, or smell ” 17 . Nilai discovery pada siswa adalah ketika siswa berhubungan dengan dunia di sekitar mereka dan bagaimana mereka berinteraksi dengannya, Ini didasarkan pada keingintahuan mereka tentang dunia atau lingkungan sekitarnya, dengan menggunakan kemampuan mereka untuk memahami sesuatu yang mereka rasakan, yang mereka sentuh atau yang mereka cium. Dapat ditarik kesimpulan bahwa discovery learning adalah belajar menemukan konsep dan prinsip secara mandiri dengan melakukan kegiatan yang memungkinkan mereka menemukan konsep dan prinsip-prinsip.

D. Guided Discovery Learning