Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
kondusif. Sistem penyampainnya lebih didominasi oleh guru yang gaya mengajarnya cenderung bersifat otoriter dan instruktif, dan proses
komunikasinya satu arah. Guru yang memegang kendali, memainkan peran aktif sementara siswa menerima secara pasif informasi keterampilan
dan pengetahuan. Situasi ini bertentangan dengan prinsip student centered yaitu siswa yang menjadi pusat pembelajaran atau siswa lebih aktif dalam
memperoleh pengetahuan. Guru-guru kurang atau tidak memberi peluang dan kebebasan kepada siswa yang mengungkapkan pendapatnya sehingga
siswa cenderung menjadi pasif. Kreatifitas dan kemandiriannya mengalami hambatan dan bahkan tidak berkembang
6
. Pemilihan model pembelajaran yang menyangkut metode dan
pendekatan pembelajaran merupakan hal penting yang harus diterapkan oleh guru agar memperoleh hasil yang optimal. Pemilihan model yang
mencakup metode dan pendekatan hendaknya dapat melibatkan siswa secara aktif, baik secara fisik, intelektual dan emosionalnya dalam belajar.
Dalam pembelajaran sains perlu lebih menekankan proses berpikir dan aktivitas-aktivitas saintis, dengan metode pembelajaran yang mengarah
untuk menggali proses-proses berpikir dalam sains. Pembelajaran sains dilakukan seperti bagaimana sains itu ditemukan, pembelajaran sains
dilaksanakan melalui sebuah proses yang berbasis pada penyelidikan ilmiah. Siswa melakukan penyelidikan ilmiah yang artinya siswa banyak
menggunakan indera mereka, maka konsep dan prinsip-prinsip yang ditemukan siswa akan bertahan lama di otak long term memory.
Seiring dengan perkembangan pada bidang pendidikan sains, diadakan usaha inovatif untuk semua jenjang yang senantiasa mengacu
pada tujuan pendidikan nasional. Salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa khususnya bidang studi kimia
yaitu dengan menerapkan model guided discovery learning.
6
Tonih Feronika, Buku Ajar Strategi Pembelajaran Kimia, Jakarta:FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008, h. 53
Guided discovery learning mengkombinasikan dari dua cara pengajaran yaitu teacher-centered dan student-centered, dalam Guided
discovery learning guru sebagai fasilitator juga aktif dalam membimbing siswa memperoleh pengetahuan dan menempatkan murid bersikap aktif.
Guru sebagai instruktur memberikan suatu pernyataan atau permasalahan kemudian mengarahkan siswa berpikir tahap demi tahap sehingga dapat
memecahkan permasalahan tersebut. Pemilihan model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan
konsep yang diajarkan sangat mempengaruhi kegiatan pembelajaran, baik proses pembelajaran aktivitas siswa, pemahaman siswa terhadap materi
pelajaran maupun terhadap hasil belajarnya. Pelajaran kimia yang menarik untuk dibuat model guided discovery learning adalah laju reaksi. Karena
pelajaran kimia khususnya pada konsep laju reaksi merupakan pelajaran yang memerlukan tingkat pemahaman yang tinggi sehingga akan lebih
baik dipelajari apabila menggunakan model pembelajaran guided discovery learning.
Bertolak dari latar belakang diatas yaitu model guided discovery learning serta kaitannya dengan hasil belajar maka penulis terdorong
untuk mengangkat permasalahan berorientasi pendidikan kimia dengan
judul “Pengaruh model guided discovery learning terhadap hasil be
lajar kimia siswa pada konsep laju reaksi”.