dari pada bekerja secara perorangan. Seorang pemimpin harus dapat bersinergis dengan setiap orang, atasan, staf, teman sekerja.
e. Latihan mengembangkan diri sendiri : Seorang pemimpin harus dapat
memperbaharui diri sendiri untuk mencapai keberhasilan yang tinggi. Jadi dia tidak hanya berorientasi pada proses. Proses dalam mengembangkan
diri terdiri dari beberapa komponen yang berhubungan dengan: 1 pemahaman materi;
2 memperluas materi melalui belajar dan pengalaman; 3 mengajar materi kepada orang lain;
4 mengaplikasikan prinsip-prinsip; 5 memonitoring hasil;
6 merefleksikan kepada hasil; 7 menambahkan pengetahuan baru yang diperlukan materi;
8 pemahaman baru; dan 9 kembali menjadi diri sendiri lagi.
Hasil tinjauan penulis-penulis lain mengungkapkan bahwa para penulis manajemen sepakat bahwa kepemimpinan adalah proses mempengaruhi
aktivitas seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan dalam situasi tertentu.
C. Konsep Transformational Leadership
Konsep awal tentang transformational leadership kepemimpinan transformasional telah diformulasi oleh Burns 1978 dari penelitian deskriptif
Universitas Sumatera Utara
mengenai pemimpin-pemimpin politik. Burns 1978 menjelaskan kepemimpinan transformasional sebagai sebuah proses yang padanya “para pemimpin dan
pengikut saling menaikkan diri ke tingkat moralitas dan motivasi yang lebih tinggi”. Konsep dan praktek kepemimpinan transformasional dikembangkan
sebagai jawaban atas keterbatasan konsep-konsep kepemimpinan yang telah ada dalam lingkungan yang belakangan ini mengalami perubahan-perubahan yang
sangat cepat. Para pemimpin tersebut mencoba menimbulkan kesadaran dari para pengikut
dengan menyerukan cita-cita yang lebih tinggi dan nilai-nilai moral seperti kemerdekaan, keadilan dan kemanusiaan, bukan didasarkan atas emosi, seperti
misalnya keserakahan, kecemburuan atau kebencian.. Pemimpin transformasional membuat para pengikut menjadi lebih peka terhadap nilai dan pentingnya
pekerjaan, mengaktifkan kebutuhan-kebutuhan pada tingkat yang lebih tinggi dan menyebabkan para pengikut lebih mementingkan organisasi. Hasilnya adalah para
pengikut merasa adanya kepercayaan dan rasa hormat terhadap pemimpin tersebut, serta termotivasi untuk melakukan sesuatu melebihi dari yang
diharapkan darinya. Kepemimpinan transformasional merupakan model kepemimpinan bagi
seorang pemimpin yang cenderung untuk memberikan motivasi kepada bawahan untuk bekerja lebih baik serta menitikberatkan pada perilaku untuk membantu
transformasi antara individu dengan organisasi Nurrachmat dan Wahyuddin, 2007.
Universitas Sumatera Utara
Kepemimpinan transformasional merupakan salah satu konsep terobosan yang berhasil menghidupkan kembali gairah studi, karena kepemimpinan ini
berupa memotivasi bawahannya agar dapat berprestasi melampaui harapannya dan perkiraan sebelumnya Haryono, 2002
Kepemimpinan transformasional menunjuk kepada proses membangun komitmen terhadap sasaran organisasi dan memberi kepercayaan kepada para
pengikut untuk mencapai sasaran-sasaran tersebut Yukl, 1998. Gary Yukl menyebutkan bahwa para pemimpin transformasional memiliki beberapa atribut.
Pada setiap tahap dari proses transformasional, keberhasilan sebagian akan tergantung kepada sikap, nilai dan keterampilan pemimpin tersebut. Para
pemimpin transformasional yang efektif dalam studi ini mempunyai atribut- atribut sebagai berikut:
1 Mereka melihat diri mereka sendiri sebagai agen-agen perubahan, 2 Mereka adalah para pengambil resiko yang berhati-hati,
3 Mereka yakin pada orang-orang dan sangat peka terhadap kebutuhan- kebutuhan mereka,
4 Mereka mampu mengartikulasikan sejumlah nilai inti yang membimbing perilai mereka,
5 Mereka fleksibel dan terbuka terhadap pelajaran dari pengalaman, 6 Mereka mempunyai keterampilan kognitif, dan yakin kepada pemikiran yang
berdisiplin dan kebutuhan akan analisis masalah yang hati-hati, dan 7 Mereka adalah orang-orang yang mempunyai visi yang mempercayai intuisi
mereka.
Universitas Sumatera Utara
Podsakoff dkk 1996 mengemukakan bahwa gaya kepemimpinan transformasional merupakan faktor penentu yang mempengaruhi sikap, persepsi
dan perilaku karyawan di mana terjadi peningkatan kepercayaan kepada pemimpin, motivasi dan kepuasan kerja dan mampu mengurangi sejumlah konflik
yang sering terjadi dalam suatu organisasi. Bass 1990 dan Koh, dkk 1995 mengemukakan bahwa seorang pemimpin
dapat dikatakan sebagai pemimpin transformasional dengan melihat hubungannya dengan pengaruh pemimpin tersebut berhadapan dengan karyawan. Oleh karena
itu, Bass 1990 mengemukakan ada tiga cara seorang pemimpin transformasional memotivasi karyawannya yaitu dengan:
1. Mendorong karyawan untuk lebih menyadari arti penting hasil usaha; 2. Mendorong karyawan untuk mendahulukan kepentingan kelompok; dan
3. Meningkatkan kebutuhan karyawan yang lebih tinggi seperti harga diri dan aktualisasi diri.
Indrokirono, 2008 menyebutkan bahwa kepemimpinan yang bersifat transformasional adalah kepemimpinan yang mempunyai dimensi kharismatik,
stimulus intelektual, konsiderasi individual, sumber inspirasi serta idealisme. Perilaku kharismatik atasan dalam arti memiliki visi dan misi yang jelas dan
menarik, menunjukkan kepercayaan diri yang kuat, mampu mengkomunikasikan ide-ide yang cerdas dan dapat dipercaya bawahan.
Bass dalam Howell dan Hall-Merenda 1999 mengemukakan adanya empat karakteristik kepemimpinan transformasional yaitu:
Universitas Sumatera Utara
1. Charisma, sebuah proses yang padanya seorang pemimpin mempengaruhi
para pengikut dengan menimbulkan emosi-emosi yang kuat dan identifikasi dengan pemimpin tersebut.
2. Inspirational motivation, sejauh mana seorang pemimpin
mengkomunikasikan sebuah visi yang menarik, menggunakan simbol-simbol untuk memfokuskan usaha-usaha bawahan, dan memodelkan perilaku-
perilaku yang sesuai Bass dan Aviolo, 1990. 3.
Intelectual stimulation, sebuah proses yang padanya para pemimpin meningkatkan kesadaran para pengikut terhadap masalah-masalah dan
mempengaruhi para pengikut untuk memandang masalah-masalah dari suatu perspektif yang baru.
4. Individualized consideration, memberi dukungan, membesarkan hati, dan
memberi pengalaman-pengalaman tentang pengembangan kepada para pengikut.
Kepemimpinan transformasional pada umumnya mempunyai dampak positif terhadap kinerja karyawan. Pemimpin tersebut mentransformasi dan memoivasi
para pengikut dengan : 1 membuat mereka lebih sadar mengenai pentingnya hasil-hasil suatu pekerjaan; 2 mendorong mereka untuk lebih mementingkan
organisasi atau tim daripada kepentingan diri sendiri; dan 3 mengaktifkan kebutuhan-kebutuhan mereka pada yang lebih tinggi Haryono, 2002.
Secara logis kaitan ini menunjukkan bahwa praktek kepemimpinan transformasional terutama dari aspek kharismatik dapat menumbuhkan
identifikasi pegawai terhadap perusahaan yang antara lain tercermin dalam
Universitas Sumatera Utara
perasaan memiliki, bangga sebagai bagian dari organisasi. Terbentuknya identifikasi tersebut berdampak positif terhadap internalisasi tujuan goals
internalization yaitu tujuan-tujuan yang ditetapkan perusahaan secara konkrit termanivestasi dalam bentuk gairahsemangat dalam menjalankan tugasnya.
D. Teori Kinerja 1. Pengertian Kinerja