PT. Sriwijaya Air juga telah memiliki 27 armada pesawat. Dengan demikian, kondisi ini mengindikasikan adanya pengaruh kepemimpinan transformasional dalam meningkatkan kinerja karyawannya.
Dasar penelitian ini juga mengacu pada hasil penelitian yang pernah dilakukan oleh Syahrir Natsir 2006 yang menyatakan bahwa ada pengaruh langsung negative dan signifikan dari kepemimpinan transformasional terhadap kinerja
karyawan. Demikian juga Pawar and Eastman 1997 dalam Natsir, 2006 menegaskan bahwa organisasi akan lebih bersedia menerima kepemimpinan transformasional apabila adaptasi bukan efisiensi merupakan tujuannya.
Hal ini menjadi sebuah fenomena tersendiri karena temuan ini bertentangan dengan Bass dan Avolio 1990 yang menyatakan bahwa kepemimpinan transformasional tidak hanya mengakui kebutuhan karyawan, tetapi juga berusaha
meningkatkan kebutuhan tersebut dari tingkat yang rendah ke tingkat yang lebih tinggi sampai kepada tingkat mapan. Banyak temuan hasil penelitian menyangkut kepemimpinan transformasional yang menyatakan bahwa kepemimpinan ini
berpengaruh terhadap kinerja karyawanpegawai. Salah satu hasil penelitian yang dilakukan Hartilawati 2010 tentang “Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Terhadap Kinerja Pegawai Sub Bagian Umum Di Lembaga Penjaminan
Mutu Pendidikan LPMP Lampung” menunjukkan bahwa kinerja pegawai bagian umum Lembaga Penjamin Mutu
Pendidikan LPMP Lampung pada periode penelitian adalah sebesar 72,85. variabel idealisme, motivasi inspirasional, stimulasi intelektual dan konsiderasi individual secara signifikan berpengaruh terhadap kinerja pegawai. Besarnya
pengaruh keempat variabel tersebut secara bersama-sama terhadap kinerja pegawai adalah sebesar 52,8, sedangkan sisanya 47,2 dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dijelaskan oleh model penelitian ini.
Atas dasar fakta dan fenomena dari uraian di atas tersebut, maka peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul
“Analisis Transformational Leadership Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Sriwijaya Air Distrik Medan”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: ”Apakah transformational
leadership yang terdiri dari Charisma X
1
, Inspirational Motivation X
2
, Intellectual Stimulation X
3
dan Individualized Consideration X
4
berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT. Sriwijaya Air
Distrik Medan ?”
Universitas Sumatera Utara
C. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual adalah kesimpulan yang bersifat sementara dari tinjauan teoritis yang mencerminkan hubungan antara variable yang sedang diteliti.
Menurut Sugiyono 2004: 49 kerangka konseptual merupakan sintesa tentang hubungan antar variable yang disusun dari berbagai teori yang telah
dideskripsikan. Kerangka konseptual bertujuan untuk mengemukakan secara umum
mengenai objek penelitian yang dilakukan dalam kerangka dari variabel yang akan diteliti.
Kerangka konseptual yang baik akan menjelaskan secara teoretis variabel yang akan diteliti. Jadi secara teoretis perlu dijelaskan hubungan antar variabel
independen dan dependen Sugiyono, 2004. Sedangkan menurut Kuncoro 2003:44 kerangka konseptual adalah pondasi utama di mana sepenuhnya proyek
penelitian ditujukan, dalam hal ini merupakan jaringan antar variable yang secara logis diterangkan, dikembangkan dan dielaborasi dari perumusan masalah yang
telah diidentifikasi melalui proses wawancara, observasi dari perumusan masalah yang telah diidentifikasi melalui proses wawancara, observasi, dan survey
literature. Kepemimpinan Transformasional mampu menginspirasi orang lain untuk
melihat masa depan dengan optimis, memproyeksikan visi yang ideal, dan mampu mengkomunikasikan bawahan bahwa visi dan misi tersebut dapat dicapai,
memotivasi bawahan untuk berbuat baik dari apa yang bisa dilakukan, dengan
Universitas Sumatera Utara
kata lain dapat meningkatkan kepercayaan atau keyakinan diri bawahan yang akan berpengaruh terhadap peningkatan kinerja Lako, 2004; dalam Lucia, 2010.
Bass dalam Marselius dan Rita 2004 mengatakan bahwa kepemimpinan transformasional adalah gaya kepemimpinan di mana seorang pemimpin
cenderung untuk memberikan motivasi kepada bawahan untuk bekerja lebih baik serta menitikberatkan pada perilaku untuk membantu transformasi antara individu
dengan organisasi. Bass dalam Howell dan Hall-Merenda, 1999 mengemukakan adanya empat
karakteristik kepemimpinan transformasional, yaitu: 1 karisma charisma,
2 inspirasional inspirational motivation, 3 stimulasi intelektual intellectual stimulation, dan
4 perhatian individual individualized consideration. Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh transformational leadership
terhadap kinerja maka dibuatlah suatu kerangka konseptual. Transformational leadership adalah sebagai variabel bebas variabel Independen, sedangkan
kinerja karyawan adalah variabel terikat variabel dependen, maka hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat dalam penelitian ini digambarkan dalam
kerangka konseptual sebagai berikut:
Gambar 1.1 Kerangka Konseptual
Sumber: Natsir, 2006 diolah TRANSFORMATIONAL LEADERSHIP
Charisma X
1
Inspirational Motivation X
2
Intellectual Stimulation X
3
Individualized Consideration X
4
KINERJA KARYAWAN Y
Universitas Sumatera Utara
D. Hipotesis